2.3 Cakupan Program Posyandu
Upaya untuk menurunkan jumlah kekurangan gizi dan protein di Posyandu yakni dengan adanya kegiatan pemantauan pertumbuhan anak melalui penimbangan
Berat Badan ”anak sehat bertambah umur bertambah berat badan”. Untuk melihat keberhasilan kegiatan penimbangan di Posyandu ini dilakukan
dengan analisa semua balita yang ada di wilayah kerja Posyandu, semua balita yang berkunjung ke Posyandu telah mempunyai KMS, semua balita yang berkunjung
ke Posyandu dan ditimbang di Posyandu dan timbangannya naik, menurut indikator persentase masing-masing diberi target 80 Depkes RI, 2000, indikator tersebut
adalah sebagai berikut : a. Hasil liputan
Dapat dihitung dari jumlah balita yang terdaftar di Posyandu dan mempunyai KMS.
b. Tingkat partisipasi masyarakat Diperoleh dengan cara membagi angka jumlah balita yang ditimbang pada waktu
itu dengan jumlah seluruh balita yang ada di Posyandu. c. Tingkat kelangsungan penimbangan
Dihitung dari jumlah balita yang ditimbang pada bulan itu, dibagi dengan jumlah balita yang terdaftar dan mempunyai KMS.
d. Hasil penimbangan Diperoleh dengan cara membagi jumlah balita yang naik timbangannya, dengan
jumlah seluruh balita yang ditimbang pada bulan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
e. Hasil pencapaian program Dihitung dari jumlah balita yang baik berat badannya, dibagi dengan jumlah
seluruh balita yang ada di Posyandu.
2.4 Telaah Kemandirian Posyandu
Untuk melakukan telaah kemandirian ini, dikembangkan seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat kemandirian
Posyandu berdasarkan strata Posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Adapun kriteria yang dilihat dalam tingkat kemandirian Posyandu yaitu :
Depkes RI, 1998 1. Frekuensi penimbangan per tahun
Seharusnya Posyandu menyelenggarakan kegiatan setiap bulan, jadi bila teratur akan ada 12 kali penimbangan setiap tahun. Dalam kenyataannya tidak semua
Posyandu dapat berfungsi setiap bulan, sehingga frekuensinya kurang dari 12 kali setahun. Untuk ini diambil batasan 8 kali. Posyandu yang frekuensinya sudah 8
kali atau lebih, dianggap sudah cukup mapan. Frekuensi penimbangan yang dipadukan dengan cakupan hasil program gizi
di Posyandu adalah : a. Cakupan program KS
Jumlah balita yang memiliki KMS dibagi dengan jumlah balita yang ada diwilayah Posyandu dan kemudian dikali 100. Persentase KS disini
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan berapa jumlah balita diwilayah tersebut yang memiliki KMS dan berapa besar cakupan program didaerah tersebut telah tercapai.
b. Cakupan partisipasi masyarakat DS Jumlah balita yang ditimbang di Posyandu dibagi dengan jumlah balita yang
ada diwilayah Posyandu kemudian dikalikan 100. Persentase DS menggambarkan berapa besar jumlah partisipasi masyarakat didaerah tersebut
yang telah dicapai. c. Cakupan kelangsungan penimbangan DK
Jumlah balita yang ditimbang di Posyandu dibagi dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS dikalikan 100.
d. Cakupan hasil penimbangan ND Rata-rata jumlah balita yang naik berat badan dibagi dengan jumlah balita
yang ditimbang di Posyandu. Persentase ini menggambarkan persentase berat badan balita yang naik.
2. Rata-rata jumlah kader tugas pada hari H Posyandu Jumlah kader yang bertugas pada hari H Posyandu dapat dijadikan indikasi lancar
tidaknya Posyandu. Hari H merupakan puncak kegiatan Posyandu. Oleh karena itu banyaknya kader yang bertugas pada hari itu amat menentukan kelancaran
Posyandu. Dari pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kegiatan Posyandu bisa tertangani dengan baik bila jumlah kader 5 orang atau lebih. Bila kurang dari
5 orang, biasanya kader kewalahan melayani sasaran yang datang ke Posyandu.
Universitas Sumatera Utara
3. Cakupan Cakupan dapat dijadikan sebagai tolak ukur kegiatan serta masyarakat dan tokoh
masyarakat dalam menggerakkan masyarakat setempat untuk memanfaatkan Posyandu, dianggap baik bila dapat mencapai 50 atau lebih, sedangkan bila
kurang dari 50 dapat dikatakan bahwa Posyandu ini belum mantap. 4. Cakupan imunisasi
Cakupan imunisasi dihitung secara kumulatif selama satu tahun. Cakupan kumulatif dianggap baik bila mencapai 50 keatas, sedangkan bila kurang dari
50 dianggap Posyandu belum mantap. 5. Cakupan ibu hamil
Cakupan pemeriksaan ibu hamil juga dihitung secaraa kumulatif selama satu tahun. Batas mantap tidaknya Posyandu digunakan angka yaitu 50.
6. Cakupan KB Cakupan peserta KB juga dihitung secara kumulatif selama satu tahun.
Pencapaian 50 keatas dikatakan mantap, sedangkan kurang dari 50 berarti belum mantap.
7. Program tambahan Posyandu pada mulanya melaksanakan 5 program utama yaitu KB, KIA, Gizi,
imunisasi dan penanggulangan diare.
Universitas Sumatera Utara
Strata Posyandu dibedakan atas 4 yaitu : 1. Posyandu Pratama warna merah
Posyandu tingkat pratama adalah Posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
2. Posyandu Madya warna kuning Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan utamanya KB, KIA, Gizi dan Imunisasi masih rendah, yaitu 50.
3. Posyandu Purnama warna hijau Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8
kali pertahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5 progam utamanya KB, KIA, Gizi dan Imunisasi 50. Sudah ada program,
taambahan dan dana sehat yang masih sederhana. 4. Posyandu Mandiri warna biru
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah
menjangkau 50 KK.
2.5 Kader Posyandu