Bayi dan anak balita

c. Bayi dan anak balita

Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita Depkes, 2006. Jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk bayi dan balita mencakup : 1 Penimbangan Berat Badan Balita Penimbangan balita adalah salah satu kegiatan yang ada di Posyandu. Dengan adanya kegiatan penimbangan kita dapat memantau tumbuh kembang balita yang dapat dilihat berat badannya setiap bulan, yang dicatat dalam Kartu Menuju Sehat KMS. Hasil dalam kegiatan penimbangan semua balita selama satu tahun dicatat di dalam buku pelaksanaan masing-masing wilayah Posyandu dan diharapkan kepada semua balita mempunyai KMS, dan ditimbang sebagaimana yang diharapkan agar timbangannya naik Depkes, 1987. Prosedur penimbangan bayi dan balita adalah sebagai berikut : a. Pendaftaran Balita Balita didaftar dalam pencatatan Balita. Bila anak sudah punya KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang, KMS-nya diminta. Namanya dicatat pada secarik Universitas Sumatera Utara kertas, diselipkan di KMS. Kemudian, ibu balita diminta membawa anaknya menuju ke tempat penimbangan. Bila anak belum punya KMS, berarti ia baru bulan ini ikut penimbangan. Ambil KMS baru, isi kolomnya secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan. b. Penimbangan Balita 1 Dacin sudah siap, angka pada dacin harus dimulai dari nol, kemudian anak ditimbang 2 Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas, selipkan kertas ini kedalam KMS. 3 Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan menuju ke kegiatan 3 untuk dicatat. c. Pencatatan 1 Buka KMS balita yang bersangkutan 2 Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS-nya dengan ketentuan: a. Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS b. Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut c. Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai dengan ingatan ibu. Universitas Sumatera Utara d. Bila ibu tidak ingat semua dan hanya tahu umur anaknya sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat. e. Cantumkan bulan lahir anak pada kolom f. Bulan lahir Agustus 2004, maka cantumkan bulan Agustus 2004 pada kolom. g. Kemudian isilah semua kolom bulan secara berurutan h. Setelah anak ditimbang, tulislah TITIK berat badannya pada TITIK TEMU GARIS TEGAK sesuai dengan bulan penimbangan dengan GARIS DATAR sesuai hasil penimbangan dalam kilogram. Contoh : Budi dalam penimbangan bulan Mei berat badannya 7.5 kg.Pada penimbangan selanjutnya Budi pada bulan Juni beratnya menjadi 7.8 kg sedangkan, bulan Mei sebelumnya berat Budi 7,5 kg maka kedua TITIK dihubungkan dengan garis. Pada penimbangan selanjutnya, dalam bulan Juli, Budi tidak hadir untuk ditimbang, kemudian pada bulan Agustus, Budi ditimbang. Hasil timbangan berat badannya adalah 7,9 kg. Maka titik berat badan bulan Juni dan Agustus JANGAN DIHUBUNGKAN. 3 Penentuan Status Pertumbuhan i. Penyuluhan Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas. Universitas Sumatera Utara

2. Keluarga Berencana KB

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD Depkes RI, 2006.

3. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil Depkes RI, 2006. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.Anak yang diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu, dalam imunologi, kuman atau racun kuman toksin disebut sebagai antigen. Imunisasi merupakan upaya pemberian ketahanan tubuh yang dibentuk melalui vaksinasi. Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah penyakit dan kematian Balita yang disebabkan oleh wabah yang sering berjangkit. Penyakit-penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah tuberculosis, difteri, batuk rejan pertusis, tetanus campak, polio dan hepatitis B. Penyakit ini bisa dicegah bila anak diberi imunisasi sejak umur 2 bulan Depkes RI, 1990. Menurut Program Departemen Kesehatan RI 1996, pemberian imunisasi yang lengkap kepada balita yaitu vaksin BCG 1 kali, DPT 3 kali, polio 4 kali, campak 1 kali dan Hepatitis B 3 kali. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi yang Wajib di Indonesia Program Pengembangan Imunisasi Jenis Imunisasi Frekuensi Jadwal Pemberian Usia BCG DPT Polio Campak Hepatitis B 1x 3x 4x 1x 3x - 4 minggu 4 minggu - 1 dan 6 bulan dari suntikan pertama 0-11 bulan 2-11 bulan 0-11 bulan 9-11 bulan 0-11 bulan Sumber : Depkes RI, 1996

4. Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas. Pemberian tablet besi pada ibu hamil dapat dibedakan menjadi Fe 1 yaitu yang mendapat 30 tablet atau 1 bungkus dan Fe 3 mendapat 90 tablet atau 3 bungkus selama masa kehamilan. Cakupan Fe 1 pada tahun 1998 secara nasional adalah 75,49 sedangkan cakupan Fe 3 nasional adalah 64,85. Bila dilihat dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1998 terlihat adanya kenaikan cakupan baik untuk Fe maupun Fe 3 Depkes RI, 1999. Universitas Sumatera Utara Vitamin A merupakan zat gizi yang penting bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dan luar tubuh. Departemen Kesehatan telah menjalankan usaha pencegahan dan pengobatan khususnya untuk melindungi balita dengan cara memberikan kapsul vitamin A dosis tinggi secara periodik yaitu masing-masing satu kali bagi bayi berumur 6-11 bulan sebanyak 1 kapsul berwarna biru berisi vitamin A 100000 SI dan sebanyak 1 kapsul berwarna merah yang berisi vitamin A 200000 SI pada Balita usia 12-59 bulan setiap 6 bulan sekali. Makanan tambahan adalah makanan yang diberikan kepada seseorang untuk membantu mencukupi kebutuhannya akan gizi agar dapat memenuhi fungsinya. Makanan tambahan harus mengandung zat gizi yang perlu diberikan dan bermutu baik Depkes, 19981999. Tujuan pemberian makanan tambahan ini adalah sebagai komplemen terhadap ASI agar anak memperoleh cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain vitamin dan mineral untuk tumbuh dan berkembang secara normal. Ada dua jenis PMT, yaitu : a. PMT Pemulihan Ciri-cirinya : 1 Sebagai sarana pemulihan kuratif dan rehabilitatif, merupakan suatu bentuk kegiatan pemberian zat gizi berupa makanan dari luar keluarga. 2 Sebagai sarana pemulihan bertujuan memperbaiki keadaan gizi golongan rawan gizi yang menderita kekurangan gizi. Universitas Sumatera Utara 3 Sebagai sarana pemulihan dilaksanakan bersamaan dengan motivasi ke arah peningkatan keadaan gizi secara swadaya oleh masyarakat dan keluarga. 4 Sebagai sarana pemulihan hendaknya benar-benar sebagai penambahan dan tidak mengurangi jumlah makanan yang dimakan setiap hari dirumah. b. PMT Penyuluhan Ciri-cirinya : 1 Sebagai sarana penyuluhan, salah satu cara penyuluhan gizi khususnya untuk meningkatkan gizi anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui. 2 Sebagai sarana penyuluhan bertujuan memberikan penyuluhan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat kearah perbaikan gizi. c. Penyuluhan Gizi Penyuluhan gizi adalah penyampaian pesan-pesan gizi pada masyarakat yang dapat dilakukan di Posyandu. Penyuluhan gizi ini bertujuan : 1 Meningkatkan pemahaman dan kesadaran keluarga akan pentingnya gizi bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga. 2 Meningkatkan kesehatan dan upaya keluarga dalam menanggulangi masalah gizi di lingkungan masing-masing. Kegiatan yang dilaksanakan dalam penyuluhan gizi adalah : a. Kegiatan penyuluhan gizi secara teratur dilaksanakan di Posyandu oleh kader pada ibu-ibu balita, ibu hamil, ibu menyusui dan sasaran lainnya yang menimbangkan anaknya dengan bimbingan petugas gizi dan petugas lain. Universitas Sumatera Utara b. Kegiatan penyuluhan gizi dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kelompok dalam setiap kesempatan pertemuan didesa, antara lain Bina Keluarga Balita BKB, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga PKK.

5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS. Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan. 2.2.2 Kegiatan Pengembangan Tambahan Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya; perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu Plus. Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50, serta tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri SMD dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa MMD. Pada saat Universitas Sumatera Utara ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain : 1. Bina Keluarga Balita BKB 2. Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak KP-KIA 3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa KLB, misalnya : ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri, pertusis, tetanus neonatorum. 4. Pengembangan Anak Usia Dini PAUD. 5. Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat Desa UKGMD. 6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman PAB-PLP. 7. Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga TOGA. 8. Desa Siaga 9. Pos Malaria Desa Posmaldes 10. Kegiatan ekonomi produktif, seperti : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga UP2K, usaha simpan pinjam. 11. Tabungan Ibu Bersalin Tabulin, Tabungan Masyarakat Tabumas. Universitas Sumatera Utara

2.3 Cakupan Program Posyandu