10
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk beberapa orang bekerja itu
merupakan aktualisasi bagi dorongan pemuas ego dan bekerja juga merupakan sumber utama bagi pencapaian status sosial seseorang Widiyanti dan Anorogo,
1993. Pada umumnya pekerjaan merupakan perpaduan lingkungan kerja yang baik,
penghargaan yang tepat, keuntungan, tanggung jawab, keasadaran dan kontrol terhadap pekerja selama ia bekerja. Selain itu hal lain seperti kompensasi yang
tepat, gaya hidup, sistem nilai individual, kesehatan, dapat mempengaruhi level kebutuhan mereka. Berdasarkan hal itulah pada dasarnya manusia itu ingin
berkembang, sesuai dengan teori Maslow tentang kebutuhan dasar manusia dapat diurutkan secara teoritis, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan sosialkelompok, kebutuhan akan penghargaan serta kebutuhan aktualisasi diri Nauli, 2003.
Kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang, menemukan identitas dirinya serta menyadari akan potensi yang dimiliki termasuk dalam kebutuhan akan
pengaktualisasian diri. Salah satu hal yang terkait dengan kebutuhan akan pengaktualisasian diri dalam dunia kerja adalah adanya pengembangan karir. Hal
Universitas Sumatera Utara
11
ini disadari oleh individu dengan melihat kondisi sosial yang berubah dengan cepat, sehingga karir menjadi sesuatu yang penting yang akan memicu seseorang
dalam bekerja sehingga dapat mencapai karir Christiana, 2005. Pada masa pembangunan sekarang ini, keterlibatan seluruh warga negara baik
pria ataupun wanita untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam jalannya pembangunan amat dibutuhkan. Kondisi ini membuka kesempatan seluas-luasnya
bagi bangsa Indonesia untuk mengenyam pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, karena dalam kondisi membangun, pendidikan jelas
amat dibutuhkan, sejalan dengan pendidikan yang semakin tinggi, maka wanita juga mulai berminat memasuki dunia kerja serta berkarir Nauli, 2003.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta gerakan emansipasi wanita inilah yang diduga telah melahirkan perubahan peran wanita. Wanita sudah
mempunyai hak dan kewajiban serta kesempatan yang setara dengan pria untuk berpartisipasi dalam segala bidang pembangunan, seperti terlihat jelas pada
peningkatan angka kerja kaum wanita dari tahun ketahun Indriana, Indrawati Ayuaningsih, 2011.
Bekerja, bagi wanita merupakan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri. Bekerja memungkinkan seorang wanita mengekspresikan dirinya sendiri dengan
cara yang kreatif dan produktif untuk menghasilkan sesuatu yang mendatangkan kebanggaan terhadap diri sendiri, terutama jika prestasinya
tersebut mendapatkan penghargaan dan umpan balik yang positif. Melalui bekerja, wanita berusaha menemukan arti dan identitas dirinya, pencapaian
Universitas Sumatera Utara
12
tersebut mendatangkan rasa percaya diri dan kebahagiaan Mangkuprawira, 2004.
Banyak wanita bekerja di Indonesia yang menjadi tangguh untuk bersaing di era pembangunan saat ini. Berbagai tuntutan mendorong mereka untuk berkarir,
terutama bagi wanita yang telah menginjak usia dewasa dini. Sesuai dengan usia perkembangannya, mereka memiliki tugas yang harus diselesaikan yaitu mulai
bekerja dan menikah. Selain itu tuntutan ekonomi dan tingkat pendidikan yang tinggi juga menjadi faktor pendorong mereka untuk mengejar karir, namun
tidak semua wanita lebih memilih karir dan menunda untuk berkeluarga. Demi tetap berkarir ada beberapa wanita lain yang memilih untuk memiliki peran
ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja kantoran Mangkuprawira, 2004.
Kini terlihat bahwa pola kehidupan tradisional bergerak mendekati pola kehidupan yang lebih maju, sehingga tidak menjadi suatu hal yang baru bila
wanita berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Kehadiran wanita dalam dunia kerja besar manfaatnya dan perlu sebagai partner kaum pria,
dimana wanita tidak hanya dirumah tapi juga dalam bekerja dengan menyalurkan potensi dan bakat mereka Djuniarti Imanoviani, 2011.
Ditengah persaingan dengan kompetitornya, perusahaan sebagai suatu badan usaha yang bersifat komersial tentunya mencari tenaga kerja yang kompeten.
Beberapa persyaratan secara mutlak diajukan oleh perusahaan, salah satunya dengan menetapkan status pernikahan pada tenaga kerjanya dengan analisis
Universitas Sumatera Utara
13
jabatan, pertimbangan dan alasan tertentu. Wanita sebagai seorang tenaga kerja tentu memiliki peran yang harus dijalani selain bekerja di perusahaan, antara lain
sebagai seorang yang masih single atau sebagai seorang wanita yang menikah dan memiliki keluarga Djuniarti Imanoviani, 2011.
Saat ini, jumlah wanita yang berambisi untuk mengembangkan karir semakin banyak. Hal ini didorong oleh semakin terbukanya kesempatan bagi wanita untuk
mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan untuk bekerja diberbagai bidang pekerjaan. Kemajuan ini menyebabkan jumlah kaum wanita yang berkualitas
menjadi semakin meningkat. Meskipun secara formal kebijakan pemerintah dan undang-undang yang ada memberikan kesempatan bagi wanita untuk menuntut
ilmu, mengembangkan karir, dan memperoleh perlakuan yang sama, namun pada kenyataannya wanita terkadang menemui banyak kendala dalam mengembangkan
karirnya. Kendala dapat berupa faktor internal yang berasal dari dalam diri wanita itu sendiri, atau merupakan faktor eksternal yang berasal dari luar, atau juga dapat
merupakan gabungan dari kedua faktor tersebut Mangkuprawira, 2004. Simamora 2001 juga menyatakan bahwa karir adalah urutan posisi yang
diduduki oleh seseorang selama masa hidupnya. Karir merupakan jenjang jabatan pekerjaan yang pernah dipegang dijabat oleh seseorang selama orang tersebut
bekerja dalam suatu organisasi atau perusahaan Tohardi, 2001. Karir terdiri atas perubahan penting karena konsekuensi keberhasilan atau kegagalan karir terkait
erat dengan konsep diri, identitas, dan kepuasan setiap individu terhadap karir dan kehidupannya. Salah satu aspek dalam kualitas kerja adalah kesempatan dalam
mengembangkan karir. Karir meliputi suatu rangkaian posisi, pekerjaan atau
Universitas Sumatera Utara
14
jabatan yang dialami oleh individu selama kehidupan kerjanya Djebbari Dessy, 2005.
Pengembangan karir mengacu pada pekerjaan, dan itu menghadirkan kemajuan, apakah melalui meningkatkan penghargaan atau gaji, atau atau rasa
hormat yang terima dari para rekan kerja. Semakin suatu karir seseorang ini berkembang, maka akan lebih dinilai sukses Patton McMahon, 2006.
Menurut Rivai dan Sagala 2009 pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir
yang diinginkan. Pengembangan karir seperti promosi sangat diharapkan oleh setiap pegawaikaryawan, karena dengan pengembangan karir ini akan
mendapatkan hak-hak yang lebih baik dari apa yang diperoleh sebelumnya baik material maupun non material misalnya, kenaikan pendapatan, perbaikan fasilitas
dan sebagainya. Sedangkan hak-hak yang non material misalnya, status sosial, perasaan bangga dan sebagainya Handoko, 2000.
Pengembangan karir
merupakan kemungkinan-kemungkinan
seorang karyawan untuk dapat naik jabatan yang dihubungkan dengan kemampuan,
sehingga dapat tercapai kepuasan kerja serta dapat mendorong pada peningkatan prestasi dan perkembangan pribadinya. Dalam praktek pengembangan karir lebih
merupakan suatu pelaksanaa rencana karir seperti yang diungkapkan oleh Handoko 2000, bahwa pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan
secara pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir.
Universitas Sumatera Utara
15
Karir individu dapat digambarkan sebagai konsep diri mereka, yang menyertakan persepsi karir berhubungan dengan kemampuan dan bakat, nilai,
motivasi dan kebutuhan. Sebuah tinjauan penelitian menunjukkan bahwa pilihan karir dipengaruhi oleh nilai-nilai individu, sikap, dan harapan tentang bagaimana
pekerjaan harus diimbangi dengan sisa hidup. Individu juga rentan terhadap pengaruh dari keluarga mereka yang berkaitan dengan pilihan kerja, dimana
bekerja lebih memprioritaskan keluarga, atau sebaliknya Beauregard, 2008. Perencanaan dan pengembangan karir untuk wanita tidak bisa terlepas dari
peran wanita yang begitu kompleks. Wanita sebagai dirinya sendiri, wanita sebagai anak, wanita sebagai istri, wanita sebagai ibu, dan wanita sebagai partner.
Wanita yang masih single tentu memiliki rencana berbeda dengan wanita yang sudah menikah Powell, 2004.
Menurut sejarah, masyarakat percaya tempat seorang wanita itu adalah didalam rumahnya, mengawasi suami dan anak-anaknya. Nilai ciri-ciri feminin
seperti bersikap tunduk dan alami ditakutkan akan hilang jika wanita bekerja sehingga wanita diharapkan untuk melakukan tugasnya sebagai istri dan ibu,
disamping untuk memenuhi tanggung jawab mereka Aleem Danish, 2008. Bila dilihat beberapa waktu kebelakang, peran wanita di dunia kerja belum
terlalu menonjol seperti saat ini. Mereka lebih diharapkan berada dirumah untuk melaksanakan
pekerjaan rumah
tangga pekerjaan
domestik seperti
membersihkan dan merawat rumah, memasak, mencuci, merawat anak, serta melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga lainnya Munandar, 2001.
Universitas Sumatera Utara
16
Memiliki karir juga menimbulkan tantangan bagi wanita karena tanggung jawab akan keluarga mereka. Sehingga ada beberapa wanita mengalami perasaan
bersalah atau mementingkan diri sendiri jika mereka menempatkan kepentingan karir yang pertama Domenico Jones, 2006. Wanita dengan peran ganda dapat
memiliki keuntungan dan kerugian bagi individu, wanita dengan peran ganda dapat berkontribusi pada hubungan yang lebih setara antara suami dan istri dan
meningkatkan rasa harga diri bagi wanita. Di antara kerugian yang mungkin terjadi pada wanita dengan peran ganda adalah tuntutan adanya waktu dan tenaga
tambahan, konflik antara peran pekerjaan dan peran keluarga, persaingan kompetitif antara suami dan istri, serta tentang pemenuhan kebutuhan anak
Santrock, 2002. Secara umum resiko yang akan dihadapi wanita menikah yang ingin meniti
pengembangan karirnya adalah, terabaikannya keluarga, terkurasnya tenaga dan pikiran, sulitnya menghadapi konflik peran antara kedudukan sebagai ibu rumah
tangga dan terhadap wanita yang belum menikah, sering timbulnya stress dan beban pikiran, serta berkurangnya waktu untuk diri sendiri Sudiro, 2011. Tujuan
mereka bekerja pun bermacam-macam, ada yang ingin sekedar memperoleh tambahan penghasilan demi memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga dan
memperbaiki standar hidup mereka, ada juga yang benar-benar ingin mengaktualisasikan diri untuk mengembangkan karir dan mencapai prestasi dalam
pekerjaan mereka Munandar, 2001. Sudiro 2011, menyebutkan bahwa pria dan wanita berbeda dalam berkarir,
karena wanita pada umumnya masih menghadapai masalah, seperti pilihan karir
Universitas Sumatera Utara
17
yang terbatas, mempunyai kedudukan yang tidak menguntungkan dalam pasaran kerja, masih mengalami diskriminasi, belum selalu dapat mengaktualisasikan
potensinya secara optimal, masih harus menemukan cara-cara yang baik untuk dapat memutuskan tentang bagaimana berkarir.
Perusahaan atau organisasi harus memberikan akses yang setara pada wanita untuk memperoleh sumberdaya yang diperlukan, seperti pendidikan, kepemilikan
properti, serta pengembangan karir yang meliputi promosi jabatan dan tingkat upah. Dengan demikian, peraturan dan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh
perusahaan atau organisasi dapat bersifat lebih tanggap terhadap kebutuhan wanita dalam mengatasi kendala yang dihadapinya Munandar, 2001.
Wanita belum menikah single, belum memiliki kewajiban dan tanggung jawab seperti wanita yang telah menikah. Sebagai seorang wanita yang telah
menikah, tidak mudah untuk menjalani karir ganda, membagi pikiran, tenaga, dan perhatian pada karir serta kebutuhan rumah tangga. Dalam arti, wanita yang
menikah harus lebih dahulu mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal lain yang menyangkut rumah tangganya Djuniarti Imanoviani, 2011.
Wanita yang menikah, terutama mereka yang sudah memiliki anak harus mengambil pekerjaan yang tidak menuntut waktu banyak dalam rangka untuk
berhasil menggabungkan pekerjaan dengan tanggung jawab didalam rumah tangga mereka Beauregard, 2008. Sedangkan pada wanita single, mereka
memiliki lebih banyak waktu serta energi yang dituntut oleh pekerjaan dan lebih
Universitas Sumatera Utara
18
berpeluang untuk mencapai kemajuan karir yang lebih besar daripada wanita yang sudah menikah Loughran Julie, 2004.
Menurut Djuniarti Imanoviani 2011, terdapat beberapa alasan wanita tetap belum menikah atau single, salah satunya adalah karena terlanjur memikirkan
karir dan ingin menjalani kehidupan pribadi secara bebas. Pada wanita yang lebih memprioritaskan karir dibandingkan dengan membina rumah tangga, biasanya di
usia untuk menikah wanita ini akan lebih memilih untuk menjadi single atau menunda pernikahan untuk meniti karirnya.
Karir wanita single seharusnya lebih maju daripada wanita yang sudah menikah, karena sumber daya wanita single dapat didedikasikan sepenuhnya
untuk karir mereka sendiri. Namun beberapa temuan Aleem Danish 2008, tampaknya wanita yang menikah dan suaminya juga bekerja sebagai pencari
nafkah akan menikmati kemajuan karir yang lebih besar daripada wanita single, tapi kemajuan ini berkurang pada wanita menikah yang suaminya tidak bekerja.
Aktivitas pengembangan karir akan efektif bila dilakukan bersama oleh pihak perusahaan dan pihak karyawan. Dengan demikian penerimaan karyawan akan
pengembangan karirnya tergantung dari bagaimana mereka menanggapinya atau mempersepsikannya Hariandja, 2002.
Persepsi adalah proses kognitif yang dialami tiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penginderaan, penghayatan, dan
perasaan. Setiap orang bisa memberikan persepsi yang berbeda terhadap situasi Thoha, 1996. Berdasarkan konsep inilah bahwa, di dalam diri karyawan akan
Universitas Sumatera Utara
19
terjadi proses kognitif dan afektif yang berkenaan dengan penafsiran terhadap pengembangan karirnya di dalam perusahaan ataupun organisasi.
Berdasarkan hal inilah, penulis ingin meneliti tentang perbedaan persepsi terhadap pengembangan karir, khususnya antara wanita yang menikah dengan
wanita belum menikah single, yang tentunya sesuai dengan bidang tugas yang dialami dan diterima individu sebagai suatu jalan untuk mengembangkan diri
mereka, dimana karir disini dapat diartikan sebagai rangkaian posisi kerja individu dalam kehidupan kerja.
B. Rumusan Masalah