Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karir Wanita

27

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karir Wanita

Menurut Munandar 2001, hal-hal yang merupakan kendala bagi wanita untuk mengembangkan karirnya dapat bersifat internal tergantung pada diri sendiri dan bersifat eksternal tergantung kondisi lingkungan keluarga, komunitas, masyarakat dan budaya. Bagi sebagian wanita karir, kendala-kendala dalam pengembangan karir dihadapi sebagai suatu tantangan. Namun, sebagian wanita karir lainnya masih terperangkap dalam situasi dan kondisi eksternal yang terpaku pada konsep tradisional mengenai peranan pria dan wanita, dimana mempunyai dampak terhadap kondisi internal wanita. 1. Faktor Internal a. Motivasi Maslow mengemukakan teori motivasi yang disebut Maslow’s need hierarchy theory. Motivasi kerja dapat ditinjau dari teori motivasi ini, dimana pembentukan motivasi kerja dimulai dari adanya kebutuhan. Setiap orang yang bekerja akan mempunyai dan mengembangkan pola kebutuhan sendiri. Selama dalam tugas- tugas dipekerjaan kebutuhan yang paling kuat dialami pada waktu tertentu akan menimbulkan dorongan dalam dirinya untuk berprilaku mencapai tujuan yakni memuaskan kebutuhan Aamodt, 2004. Menurut Herzberg dalam Munandar, 2001 didalam teorinya yang terkenal dengan teori motivasi faktor dari Higien. Teori motivasi Higien merupakan teori yang menyatakan bahwa faktor-faktor intrinsik berkaitan dengan motivasi kerja dan kepuasan kerja, sedangkan faktor ekstrinsik berkaitan dengan ketidakpuasan kerja. Seorang karyawan atau pegawai yang termotivasi biasanya bersifat energik Universitas Sumatera Utara 28 dan bersemangat dalam mengerjakan sesuatu secara konsisten dan aktif mencari peran dan tanggung jawab yang lebih besar. Beberapa karyawan atau pegawai tidak takut bila dihadapkan pada tantangan, bahkan justru termotivasi untuk mengatasinya. Sebaliknya, para karyawan memiliki motivasi kurang, akan sering menampilkan rasa tidak senang akan tugas-tugas dan tujuannya serta cenderung acuh. Akibatnya, kinerja mereka semakin buruk dan sering melepaskan tanggung jawabnya. b. Peran Ganda Peran ganda wanita merupakan masalah yang sering dihadapi oleh wanita pekerja. Dalam bentuknya yang ekstrim, terkadang wanita harus memilih antara tidak menikah dan sukses berkarir, atau menikah menjadi ibu rumah tangga yang baik. Meningkatnya peran wanita sebagai pencari nafkah keluarga dan kenyataan bahwa mereka juga berperan untuk meningkatkan kedudukan keluarga menyebabkan jumlah masalah yang timbul menjadi bertambah. Kedua peran tersebut sama-sama membutuhkan waktu, tenaga, dan perhatian. Jika peran yang satu dilakukan dengan baik dan yang lain terabaikan, maka akan menimbulkan konflik peran. Masalah ini timbul terutama bila yang bekerja adalah ibu rumah tangga yang mempunyai anak-anak yang masih membutuhkan pengasuhan fisik. c. Rasa Bersalah Nilai-nilai tradisi yang menuntut wanita untuk hanya bergerak dikawasan domestik dan tidak boleh melebihi pria, membuat wanita akan menghadapi kesulitan psikologis dan kultural. Wanita akan selalu dihadapkan dengan rasa Universitas Sumatera Utara 29 bersalah, sikap yang selalu ragu-ragu, dan perasaan takut untuk mencapai kesuksesan, karena takut dianggap ”durhaka” terhadap suami. Wanita bekerja yang sudah menikah umumnya merasa bersalah karena adanya perasaan telah menelantarkan keluarga, terutama bila anak-anaknya masih kecil. Nilai-nilai sosial yang membatasi wanita untuk memilih peran sosialnya dapat berdampak negatif terhadap pengembangan optimal dari potensi yang dimiliki oleh wanita, sehingga wanita akan merasa bahwa menggabungkan karir dan tuntutan keluarga tidak akan berlangsung secara mulus. Meskipun saat ini semakin banyak wanita yang memilih untuk bekerja dan berprestasi dilingkungan publik, tetapi pilihannya justru dapat menimbulkan rasa bersalah dan cemas Sadli, 2001. d. Berani Sukses Berani sukses adalah perasaan siap dan tidak takut atau khawatir yang dirasakan oleh seorang wanita untuk mencapai karir yang tinggi dalam pekerjaannya, serta memandang bahwa meraih kesuksesan itu bukanlah sesuatu yang sulit walaupun ditentukan oleh banyak pihak, terutama jika kedudukan dan penghasilan yang dimiliki lebih tinggi dari pasangannya. e. Pendidikan Saat ini, wanita mempunyai lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pendidikan, penempatan, serta kemajuan karir daripada sebelumnya. Wanita tidak terlalu mengalami rintangan untuk memanfaatkan pendidikannya. Universitas Sumatera Utara 30 f. Pengalaman Pengalam kerja adalah pengalaman yang diperoleh seseorang sebagai pekerja disuatu perusahaan. Pengalaman wanita merupakan sumber berharga dalam menekuni dunia karir. Pengalaman wanita sebagai pekerja diluar rumah biasanya dibutuhkan untuk mencapai karir yang lebih baik, karena wanita yang berpengalaman akan lebih terampil dan menguasai suatu pekerjaan yang ditekuninya. 2. Faktor Eksternal a. Dukungan Keluarga Keluarga yang dimaksud merupakan suami dan anak bagi wanita yang sudah menikah, atau orang tua bagi wanita yang belum menikah. b. Lingkungan Kerja Pekerjaan dapat menjadi sumber ketegangan dan stres yang besar bagi para wanita bekerja. Peraturan kerja yang kaku, pemimpin yang bijaksana, beban kerja yang berat, ketidakadilan yang dirasakan ditempat kerja, rekan-rekan yang sulit diajak kerja sama, waktu kerja yang sangat panjang, atau ketidaknyamanan psikologis yang dialami ditempat kerja akan menyebabkan pekerja wanita merasakan lingkungan kerja yang tidak kondusif. Universitas Sumatera Utara 31

C. Status Pernikahan