Penerapan Standar JCI tentang Keselamatan Pasien

Secara keseluruhan kemampuan responden tentang keselamatan pasien dalam standar JCI dikategorikan sebagai berikut Tabel 4.17 Distribusi Responden Menurut Kategori Kemampuan dalam Keselamatan Pasien dalam Standar JCI di IGD RSUP. H. Adam Malik Tahun 2013 No Kategori Kemampuan Jumlah Orang 1 Baik 29 47,5 2 Kurang 32 52,5 Jumlah 61 100,0 Berdasarkan Tabel 4.17 diketahui bahwa kategori kemampuan responden tentang keselamatan pasien dalam standar JCI pada kategori baik yaitu 29 orang 47,5, persentase ini sedikit lebih rendah dibandingkan responden yang kemampuannya kategori kurang yaitu 32 orang 52,5. Perbandingan pengetahuan responden dengan kemampuan dalam melaksanakan standar JCI yang terkait dengan keselamatan pasien di IGD RSUP H. Adam Malik Medan menunjukkan kategori kurang yang dominan, tetapi aspek pengetahuan lebih baik dibandingkan kemampuan, karena persentase pengetahuan responden kategori baik lebih besar dibandingkan kemampuan pada kategori yang sama.

4.3.4 Penerapan Standar JCI tentang Keselamatan Pasien

Penerapan standar JCI tentang keselamatan pasien responden yang dikaji dalam penelitian ini meliputi 6 pertanyaan yang pengukurannya dilakukan melalui pengamatan langsung observasi pada saat perawat melaksanakan penanganan pasien di IGD RSUP. H. Adam Malik Medan, seperti pada uraian berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18 Distribusi Responden Menurut Penerapan Keselamatan Pasien menurut Standar JCI di IGD RSUP. H. Adam Malik Tahun 2013 No Penerapan Keselamatan Pasien menurut Standar JCI Ya Tidak Jumlah N n n 1 Apakah Perawat melaksanakan pemasangan gelang identifikasi pasien di IGD 35 57,4 26 42,6 61 100,0 2 Apakah Perawat melaksanakan peningkatan komunikasi yang efektif di IGD 30 49,2 31 50,8 61 100,0 3 Apakah Perawat melaksanakan peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai di IGD 22 36,1 39 63,9 61 100,0 4 Apakah Perawat melaksanakan kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi di IGD 32 52,5 29 47,5 61 100,0 5 Apakah Perawat melaksanakan pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan di IGD 34 55,7 27 44,3 61 100,0 6 Apakah Perawat melaksanakan pengurangan risiko pasien jatuh di IGD 34 55,7 27 44,3 61 100,0 Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui bahwa penerapan standar JCI tentang keselamatan pasien yang dilakukan responden paling tinggi dalam hal melaksanakan pemasangan gelang identifikasi pasien di IGD 35 orang : 57,4. Sedangkan penerapan paling rendah dalam hal melaksanakan peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai di IGD 22 orang : 36,1. Hasil observasi yang dilakukan pada saat perawat melakukan penanganan pasien di IGD seperti diuraikan dalam tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 Hasil Observasi Penerapan Keselamatan Pasien menurut Standar JCI di IGD RSUP. H. Adam Malik Tahun 2013 No Materi Observasi Hasil Observasi 1 Identifikasi pasien Perawat yang melakukan identifikasi menggunakan dua identitas tanda pengenal dan tanggal lahir selanjutnya memakaikan gelang identitas. Identifikasi pasien yang dilakukan perawat setiap pemberian obat, saat pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan, saat pemberian darah serta saat melakukan prosedur tindakan. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa jumlah perawat yang melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur secara lengkap lebih banyak dibandingkan yang tidak lengkap melakukan identifikasi 2 Peningkatan komunikasi yang efektif Perawat yang melakukan komunikasi efektif di IGD melalui sesama perawat, dilakukan laporan keadaan pasien saat serah terima pasien. Perawat menulis dan membaca ulang informasiinstruksi yang diterima serta mengeja dengan bahasa radio instruksi yang terkait dengan obat-obat LASA atau NORUM. Mencatat ke RM 14 dan di stempel instruksi yang sudah dikonfirmasi pemberi pesan dan obat LASA. Memberi pesan memberikan tanda tangan dan nama jelas di atas stempel read back dalam waktu 1x24 jam. Perawat membubuhkan tanda tangan, tanggal, dan jam di sisi bawah lembar hasil pemeriksaan penunjang. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa jumlah perawat yang melakukan komunikasi yang efektif sesuai prosedur secara lengkap lebih sedikit dibandingkan yang tidak lengkap komunikasi yang efektif 3 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai Kegiatan dalam peningkatan keamanan obat dilakukan perawat dengan membuat logo high alert, menyimpan obat high alert dengan memberi garis merah pada sisi lemari penyimpanan, memberi stiker hijau untuk obat LASA, memberi stiker gambar cel warna ungu untuk obat sitostatika, memberi stiker gambar api untuk bahan mudah terbakar, memberi stiker gambar tetesan air untuk bahan yang menyebabkan iritasi. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa jumlah perawat yang melakukan peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai sesuai prosedur secara lengkap lebih sedikit dibandingkan yang tidak lengkap melakukan peningkatan keamanan obat Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 Lanjutan No Materi Observasi Hasil Observasi 4 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi Aspek kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi dilakukan perawat dengan memverifikasi pasien di ruang penerimaan pasien pada hari operasi sebelum pasien memasuki area steril di kamar operasi, melakukan time out sebelum melakukan proses operasi, serta verifikasi ulang sebelum pasien meninggalkan kamar operasi. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa jumlah perawat yang melakukan kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi sesuai prosedur secara lengkap lebih banyak dibandingkan yang tidak lengkap 5 Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan Kegiatan yang dilakukan perawat untuk pencegahan risiko infeksi dengan melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah untuk setiap aktivitas : kontak atau bersentuhan dengan pasien, melakukan tindakan pada pasien, membuang wadah sputum, secret ataupun darah, menangani peralatan pada pasien seperti infus set, kateter, kantung drain urin, tindakan operatif kecil dan peralatan pernafasan, ke kamar mandi, makan. Kegiatan cuci tangan dilakukan perawat sesuai prosedur yang ditetapkan di RSUP. H. Adam Malik. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa jumlah perawat yang melakukan pencegahan risiko infeksi sesuai prosedur secara lengkap lebih banyak dibandingkan yang melakukannya tidak lengkap 6 Pengurangan risiko pasien jatuh Pengurangan risiko pasien jatuh dilakukan perawat kepada setiap pasien melalui pengkajian awal menentukan scoring berdasarkan kriteria risiko pasien jatuh. Pengkajian kembali risiko jatuh dilakukan pada saat terjadi perubahan terapi, selanjutnya melakukan tindakan pencegahan pasien jatuh sesuai scoring yang sudah ditentukan. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa jumlah perawat yang melakukan pengurangan risiko pasien jatuh sesuai prosedur secara lengkap lebih banyak dibandingkan yang melakukannya tidak lengkap Universitas Sumatera Utara Hasil observasi tentang penerapan standar JCI tentang keselamatan pasien menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian antara hasil wawancara tentang pengetahuan dan kemampuan, artinya responden yang memiliki pengetahuan serta kemampuan tentang standar JCI dapat menerapkan saat memberikan pelayanan di IGD RSUP. H. Adam Malik Medan. Secara keseluruhan penerapan standar JCI tentang keselamatan pasien dikategorikan sebagai berikut. Tabel 4.20 Distribusi Responden Menurut Kategori Penerapan standar JCI tentang Keselamatan Pasien di IGD RSUP H. Adam Malik Tahun 2013 No Kategori Penerapan Jumlah Orang 1 Baik 30 49,2 2 Kurang 31 50,8 Jumlah 61 100,0 Berdasarkan Tabel 4.20 diketahui bahwa kategori penerapan standar JCI tentang keselamatan pasien terbanyak adalah kategori kurang yaitu 31 orang 50,8 sedangkan kategori baik mempunyai persentase sedikit lebih rendah yaitu 30 orang 49,2. 4.4 Analisis Bivariat Untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas pengetahuan dan kemampuan dengan variabel terikat penerapan standar JCI tentang keselamatan pasien di IGD RSUP. H. Adam Malik dilakukan uji chi square sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21 Hubungan Pengetahuan dengan Penerapan Standar JCI tentang Keselamatan Pasien di IGD RSUP. H. Adam Malik Tahun 2013 Standar JCI tentang Keselamatan Pasien Chi Square Pengetahuan Baik Kurang Total n n n Baik 21 70,0 9 30,0 30 100,0 p=0,001 Kurang 9 29,0 22 71,0 31 100,0 Berdasarkan Tabel 4.21 diketahui bahwa perawat di IGD RSUP. H. Adam Malik yang mempunyai pengetahuan kategori baik lebih banyak yang menerapkan standar JCI tentang keselamatan pasien dengan baik, sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan kategori kurang lebih banyak yang tidak menerapkan standar JCI tentang keselamatan pasien pada kategori kurang. Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,001 0,05 menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan penerapan standar JCI tentang keselamatan pasien di IGD RSUP H. Adam Malik. Tabel 4.22 Hubungan Kemampuan dengan Penerapan Standar JCI tentang Keselamatan Pasien di IGD RSUP. H. Adam Malik Tahun 2013 Standar JCI tentang Keselamatan Pasien Chi Square Kemampuan Baik Kurang Total n n n Baik 23 78,3 6 20,7 29 100.0 p=0,000 Kurang 7 21,9 25 78,1 32 100.0 Berdasarkan Tabel 4.21 diketahui bahwa perawat di IGD RSUP. H. Adam Malik yang mempunyai kemampuan kategori baik lebih banyak yang menerapkan standar JCI tentang keselamatan pasien, sedangkan responden yang mempunyai Universitas Sumatera Utara kemampuan kategori rendah lebih banyak yang tidak menerapkan standar JCI tentang keselamatan pasien. Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 0,05 menunjukkan ada hubungan antara kemampuan perawat dengan penerapan standar JCI tentang keselamatan pasien di IGD RSUP. H. Adam Malik. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Pengetahuan dengan Penerapan Standar JCI tentang Keselamatan Pasien di IGD RSUP. H. Adam Malik Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai pengetahuan standar JCI tentang keselamatan pasien pada lebih banyak pada kategori kurang yaitu 31 orang 50,8, sedangkan kategori baik hanya 30 orang 49,2. Hasil analisis hubungan pengetahuan dengan penerapan standar JCI tentang keselamatan pasien diperoleh p=0,001 0,05, artinya bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan dengan standar JCI tentang keselamatan pasien di IGD RSUP. H. Adam Malik. Pengetahuan perawat tentang standar JCI terkait dengan keselamatan pasien jika ditelaah dari jawaban masing-masing aspek dari 6 standar keselamatan pasien dapat dijelaskan bahwa standar tentang pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan standar kelima merupakan hal yang paling dipahami oleh perawat, sedangkan standar lainnya relatif sama. Pemahaman yang baik tentang hal ini karena program cuci tangan pada perawat yang dilakukan di RSUP. H. Adam Malik sudah cukup disosialisasikan dengan baik. Sesuai penelitian Karolus 2012 di RSUD Bandung menemukan bahwa pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien pada kategori kurang 84,8. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pihak rumah sakit dapat menambah, memperbaiki dan memperbaharui sistem pelatihan, pendidikan, dan bentuk-bentuk Universitas Sumatera Utara