Gambaran Jumlah Leukosit Terhadap Pemberian Ekstrak dan Fraksi Daun Katuk

30

4.2. Gambaran Jumlah Leukosit Terhadap Pemberian Ekstrak dan Fraksi Daun Katuk

Leukosit merupakan unit yang aktif sebagai sistem pertahanan tubuh untuk menyediakan pertahanan yang kuat dan cepat terhadap benda-benda asing yang dapat menimbulkan peradangan dan infeksi dalam tubuh Guyton Hall 2008. Pengaruh pemberian ekstrak dan fraksi daun katuk selama periode kebuntingan hingga masa laktasi hari ke-10 terhadap jumlah Leukosit disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Nilai Hematologi Leukosit ribumm 3 Tikus Laktasi Hari ke-10 Perlakuan Leukosit Kontrol 13 ± 3,15 b F-H 14,1 ± 3,18 b E-Eto 14,22 ± 6,67 b F-EtOAc 4,83 ± 1,43 a F-H 2 O 12,93 ± 4,28 b Huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata P 0,05 Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah leukosit pada tikus laktasi hari ke- 10 yang diberikan ekstrak dan fraksi daun katuk tidak berpengaruh pada perlakuan F-H 2 O, E-Eto, dan F-H, tetapi berpengaruh nyata pada F-EtOAc terhadap perlakuan kontrol P0,05, yaitu terjadinya penurunan jumlah leukosit. Kisaran normal jumlah leukosit pada tikus yaitu berkisar antara 5-13 x 10 3 mm 3 Smith Mangkoewidjojo 1988 atau 9,29±2,55 x 10 3 mm 3 Suprayogi et al. 2009. Hasil perhitungan leukosit tikus masa laktasi hari ke-10 pada penelitian ini menunjukkan masih berada di kisaran normal, kecuali pada perlakuan F-EtOAc yang berada dibawah kisaran normal. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak dan fraksi daun katuk pada tikus bunting hari ke-12 terhadap gambaran leukosit masih dalam kisaran normal dan tidak berpengaruh nyata pada setiap perlakuan, yaitu F-H, E- Eto, F-EtOAc, dan F-H 2 O dibandingkan dengan kelompok kontrol P0,05. Gambaran leukosit yang didapat pada hasil penelitian sebelumnya pada setiap kelompok perlakuan kontrol, F-H, E-Eto, F-EtOAc, dan F-H 2 O secara berurutan ialah 13,50±0,35, 11,98±1,45, 12,43±1,59, 8,43±2,51, dan 13,78±3,57 10 3 mm 3 Suprayogi et al. 2009. 31 Dari Tabel 5 terlihat adanya penurunan jumlah leukosit yang sangat signifikan pada perlakuan F-EtOAc. Penurunan jumlah leukosit ini dimungkinkan bisa disebabkan oleh senyawa aktif kaempferol yang ditemukan pada pelarut EtOAc. Senyawa kaempferol ini diketahui sebagai antioksidan kuat Suprayogi et al. 2009. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang melaporkan antioksidan dapat mengurangi peroksidasi lipid sehingga dapat menghambat peningkatan leukosit Yayuk 2007. Peroksidasi lipid merupakan proses yang bersifat kompleks akibat reaksi asam lemak tak jenuh ganda penyusun fosfolipid membran sel dengan senyawa oksigen reaktif, sehingga membentuk hidroperoksida Robles et al. 2001. Berkurangnya peroksidasi lipid menyebabkan berkurangnya kerusakan jaringan atau peradangan dan kerusakan beberapa molekul biologi juga menurun, sehingga leukosit yang tadinya meningkat pada saat peradangan, produksi leukosit pun kemudian dihambat Yayuk 2007. Dalam hal ini ada 3 level pertahanan untuk mengurangi eliminasi kerusakan yaitu lipolitik, proteolitik, dan enzim yang lain, yaitu DNA repair dan sejumlah transferase Rohn et al. 2002. Kemungkinan dosis kaempferol pada F-EtOAc dalam penelitian ini sudah mencapai efek yang tidak diinginkan, sehingga pada fraksi ini menunjukkan adanya penurunan jumlah leukosit.

4.3. Gambaran Diferensial Leukosit Terhadap Pemberian Ekstrak dan Fraksi Daun Katuk

Dokumen yang terkait

Ekstrak Daun Katuk (Sauropus Androgynus Merr.) Sebagai Obat Luka Insisi Kronis Dalam Sediaan Salep Dan Krim

22 140 95

Pengaruh Pemberian Minuman Ekstrak Daun Katuk Kering dan Katuk Hijau (Sauropus androgynus (L.) Merr) Terhadap Produksi Susu Mencit (Mus musculus)

0 10 61

Gambaran Histopatologi Hati dan Ginjal Tikus Laktasi yang Diberi Ekstrak dan Fraksi Sauropus androgynus (L.) Merr Sejak Bunting Sampai 10 Hari Postpartus

1 12 113

Pengaruh Pemberian Ekstrak dan Fraksi Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Meer) terhadap Involusi Uterus Tikus (Rattus norvegicus)

6 74 110

NASKAH PUBLIKASI SUBSTITUSI TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L) Merr) Substitusi Tepung Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L) Merr) Terhadap Elongasi Dan Daya Terima Mie Basah.

0 3 11

Pengaruh Kombinasi Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.)Merr.) dan Domperidon Terhadap Involusi Uterus Mencit Menyusui.

4 14 24

Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak.

0 0 15

PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI TERPENOID DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS (L.) MERR) TERHADAP PROFIL LIPID TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS, L.) JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN KAYA LEMAK.

0 0 25

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Katuk (Sauropus androgynus [L.] Merr.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans secara In Vitro.

0 0 11

EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L) Merr) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis

2 4 10