20
3.4. Metode Penelitian
Metode pembuatan ekstrak dan fraksi daun katuk dan formulasi pakan tikus pada penelitian ini sesuai dengan prosedur yang telah dilakukan oleh
Suprayogi et al. 2009, yaitu seperti diuraikan sebagai berikut:
3.4.1. Ekstraksi dan Fraksinasi Daun Katuk
Daun katuk segar dicuci dengan air bersih, kemudian dijemur hingga layu. Pengeringan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan alat oven yang diatur
suhunya sampai 60 C selama 12 jam. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan
metode maserasi. Simplisia daun katuk sebanyak 2 kg dilarutkan dengan pelarut etanol EtOH sebanyak 13 L. Campuran tersebut diaduk secara manual selama 30
menit dan kemudian didiamkan selama 24 jam. Setelah maserasi, dilakukan penyaringan dengan menggunakan kain flanel dan kertas saring. Filtrat dari
penyaringan ini kemudian dievaporasikan dengan menggunakan rotary- evaporator pada temperatur 40
C. Dari hasil ekstraksi ini diperoleh ekstrak etanol. Ekstraksi dilakukan kembali untuk memisahkan senyawa non-polar
dengan menggunakan pelarut hexan. Ekstrak etanol sebanyak 20 g dilarutkan dalam 500 mL etanol yang kemudian dicampurkan dengan pelarut hexan
sebanyak 500 mL pada gelas separasi. Larutan tersebut kemudian dikocok hingga tercampur sempurna, kemudian didiamkan selama beberapa menit sampai terjadi
pemisahan yaitu larutan hexan pada bagian atas dan larutan etanol pada bagian bawah. Pencampuran dan pengocokan dilakukan berulang hingga didapat larutan
dengan pelarut hexan yang jernih. Kedua larutan tersebut kemudian dipisah dan ditempatkan pada gelas erlenmeyer yang berbeda. Filtrat yang didapat merupakan
larutan ekstrak hexan dan larutan etanol yang telah bebas senyawa non-polarnya. Kedua filtrat tersebut kemudian dievaporasikan sehingga didapat fraksi hexan dan
fraksi etanol dalam bentuk ekstrak kental. Fraksi etanol sebanyak 20 g dilarutkan dengan 500 mL air sedikit demi
sedikit. Kemudian di dalam gelas separasi ditambahkan lagi dengan 500 mL pelarut etil asetat. Larutan tersebut kemudian dikocok hingga tercampur
sempurna, kemudian didiamkan selama beberapa menit sampai terjadi pemisahan, yaitu larutan etil asetat pada bagian atas dan larutan air pada bagian bawah.
21 Pencampuran dan pengocokan dilakukan berulang hingga didapat larutan dengan
pelarut etil asetat yang jernih. Larutan kemudian dipisah dan ditempatkan pada gelas erlenmeyer yang berbeda. Kedua filtrat kemudian dievaporasikan sehingga
didapat fraksi etil asetat F-EtOAc dan fraksi air F-H
2
O dalam bentuk ekstrak kental. Pencampuran fraksi ekstrak daun katuk disajikan pada Gambar 4.
- EtOH, 13 L - Evaporasi
- Hexan, 500 mL - EtOH,500 mL
- Evaporasi - Evaporasi
- Etil asetat, 500 mL - Aquadest, 500 mL - Evaporasi - Evaporasi
Gambar 4 Prosedur fraksinasi ekstrak daun katuk.
3.4.2. Pembuatan Bubuk Ekstrak dan Fraksi Daun Katuk