Kandungan Nutrisi dan Senyawa Aktif Daun Katuk

5 dalam tubuh meningkat untuk dapat memenuhi kebutuhan tubuh dan sintesis air susu Suprayogi 1995. Saat ini, ekstrak daun katuk maupun daun katuk kering giling sudah mulai ditambahkan ke dalam ransum hewan sebagai campuran pakan untuk meningkatkan produksi susu. Ekstrak daun katuk mampu meningkatkan sintesis air susu pada kambing laktasi sebesar 21,03 dan adanya peningkatan glukosa di kelenjar susu sebesar 52,66 Suprayogi et al. 1992. Selain memberikan banyak manfaat bagi manusia dan ternak, ternyata daun katuk juga memberikan efek negatif apabila di konsumsi dalam konsentrasi yang tinggi. Penyakit saluran pernapasan akut pernah dilaporkan di Taiwan, terjadi pada pasien yang mengkonsumsi katuk yang tidak dimasak. Hasil pemeriksaan patologi dari biopsi paru-paru menunjukkan adanya Bronchiolitis obliterans BO. Senyawa kimia yang kemungkinan bertanggung jawab dalam hal ini kemungkinan papaverin Hung et al. 2000.

2.3. Kandungan Nutrisi dan Senyawa Aktif Daun Katuk

Kandungan daun katuk terdiri atas protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B, C. Selain itu, daun katuk juga mengandung tanin, flavanoid, dan senyawa steroid, serta polifenol Sa’roni et al. 1997. Kandungan ini merupakan penunjang nilai gizi daun katuk yang bermanfaat bagi ibu yang sedang menyusui. Kandungan nutrisi daun katuk secara lengkap disajikan pada Tabel 1. 6 Tabel 1 Kandungan Nutrisi Daun Katuk Nilai per 100 g Daun Katuk Segar Nutrisi Departemen Kesehatan RI 1981 Oei 1987 Padmavathi Rao 1990 Karbohidrat 11 g 11 g - Protein 4,8 g 4,8 g 7,4 g Lemak 1 g 2 g 1,1 g Kalsium Ca 204 mg 204 mg 771 mg Fosfor P 83 mg 83 mg 543 mg Besi Fe 2,7 mg 2,7 mg 8,8 mg Vitamin A 10371 SI - 5600 µg Vitamin B 1 0,1 mg - 0,5 mg Vitamin B 6 - 0,1 mg 0,21 mg Vitamin C 239 mg 200 mg 244 mg Vitamin D - 3111 µg - Air 81 g 70 g 69,9 g Serat - - 1,8 g Karotin - - 5600 µg Thiamin - - 0,5 mg Riboflavin - - 0,21 mg Energi Kal 59 72 - - : Tidak dianalisa Selain kandungan nutrisi, daun katuk juga mengandung tujuh senyawa aktif utama, yaitu lima kelompok senyawa polyunsaturated fatty acid yang merupakan kelompok senyawa eicosanoids yaitu, antara lain Octadecanoic acid; 9-Eicosine; 5, 8, 11-Heptadecatrienoic acid; 9, 12, 15-Octadecatrienoic acid; dan 11, 14, 17- Eicosatrienoic acid. Lima kelompok senyawa ini berperan sebagai prekursor dalam metabolisme seluler yang menghasilkan senyawa prostaglandin, thromboxan, prostacyclin, dan leukotrine. Disamping itu terdapat satu senyawa intermediate-step dari biosintesis steroid hormon yaitu Andostran -17- one, 3- ethyl-3-hydroxy-5 alpha dan senyawa 3, 4-dimethyl-2-oxocyclopent-3-enylacetic acid sebagai eksogenus asam asetat dari saluran pencernaan. Senyawa-senyawa ini penting karena memiliki efek biologis pada fungsi seluler Suprayogi 2000. Tujuh senyawa aktif utama daun katuk dan pengaruhnya terhadap fungsi fisiologis dalam jaringan disajikan secara lengkap pada Tabel 2. 7 Tabel 2 Tujuh Senyawa Aktif Utama Tanaman Katuk dan Pengaruhnya Terhadap Fungsi Fisiologis dalam Jaringan No Senyawa Aktif Pengaruhnya pada Fungsi Fisiologis 1 2 3 4 5 Octadecanoic acid 9-Eicosine 5, 8, 11-Heptadecatrienoic acid 9, 12, 15-Octadecatrienoic acid 11, 14, 17- Eicosatrienoic acid Sebagai prekursor dan terlibat dalam biosintesis senyawa eicosanoids Prostaglandin, prostacycline, thromboxane, lipoxines dan leukotrienes 6 Andostran -17- one, 3-ethyl-3- hydroxy-5 alpha Sebagai prekursor atau intermediate-step dalam sintesis senyawa hormon steroid progesteron, estradiol, testosteron dan glukokorticoid Senyawa 1-6 Memodulasi hormon-hormon mammogenesis dan laktogenesis serta aktifitas fisiologi yang lain. 7 3,4-dimethyl-2-oxocyclopent- 3-enylacetic acid Sebagai eksogenus asam asetat dari saluran pencernaan dan terlibat dalam metabolisme seluler melalui siklus krebs. Senyawa 1-7 Berkhasiat sebagai : pemacu produksi air susu ASI, meningkatkan fungsi pencernaan, meningkatkan pertumbuhan badan, pemicu jumlah darah, mengatasi kelelahan, mengatasi penyakit pembuluh darah, mengatasi gangguan reproduksi pada pria dan wanita. Sumber: Suprayogi 2002 Penelitian sebelumnya telah menemukan adanya senyawa kimia alkaloid papaverin dalam daun katuk Bender Ismail 1975 dalam Suprayogi 2000. Akan tetapi, identifikasi komponen kimia yang dilakukan oleh Suprayogi 2000 tidak menunjukkan adanya senyawa aktif papaverin dalam daun katuk, kecuali hanya kelompok alkaloid isoquinoline. Efek yang ditimbulkan oleh senyawa alkaloid tersebut dimungkinkan sama dengan efek yang ditimbulkan oleh papaverin sehingga alkaloid tersebut dapat disebut sebagai senyawa alkaloid papaverine-like compound Suprayogi 2000. Papaverin bekerja langsung pada otot polos, pembuluh darah, dan otot jantung. Senyawa ini bekerja pada reseptor beta adrenergik dengan perantara c- AMP Goodman Gilman 1975. Begitu juga sama halnya dengan prostaglandin 8 yang merupakan kelompok senyawa eicosanoid. Prostaglandin juga memiliki efek yang spesifik terhadap otot jantung, pembuluh darah dan otot polos yaitu dapat berperan sebagai vasokonstriktor dan juga dapat berperan sebagai vasodilator tergantung pada tempat prostaglandin tersebut disintesis Adam 2001. Papaverin dan prostaglandin dapat memberikan pengaruh dilatasi pada pembuluh darah besar seperti arteri dan dapat menurunkan tekanan perifer Goodman Gilman 1975. Papaverin dalam darah dilaporkan dapat berinteraksi dengan eritrosit terutama pada kemampuan Hb dalam mengikat oksigen. Secara in vitro, papaverin terbukti dapat menurunkan afinitas oksigen dan Hb yang terdapat dalam eritrosit de Paula Meirelles 1992. Penurunan afinitas Hb dalam mengikat O 2 dapat menyebabkan penurunan kemampuan fungsional sel untuk mentranspor O 2 ke jaringan sehingga akan merangsang produksi eritropoetin yang dapat menggertak pembentukan eritrosit baru. Pembentukan sel darah ini akan terus berlangsung sampai kebutuhan oksigen dalam jaringan terpenuhi. Hb disintesis dalam eritrosit dan mampu berikatan dengan oksigen sehingga jika proses pembentukan eritrosit terus berlangsung maka kadar Hb akan meningkat Guyton Hall 2008. Pengaruh prostaglandin pada darah baik secara in vitro maupun in vivo telah terbukti nyata dapat meningkatkan Unit Pembentuk unit pembentuk koloni eritrosit CFU-E pada hewan tikus Jain 1993.

2.4. Ekstrak dan Fraksi Etanol, Hexan, Etil Asetat, dan Air

Dokumen yang terkait

Ekstrak Daun Katuk (Sauropus Androgynus Merr.) Sebagai Obat Luka Insisi Kronis Dalam Sediaan Salep Dan Krim

22 140 95

Pengaruh Pemberian Minuman Ekstrak Daun Katuk Kering dan Katuk Hijau (Sauropus androgynus (L.) Merr) Terhadap Produksi Susu Mencit (Mus musculus)

0 10 61

Gambaran Histopatologi Hati dan Ginjal Tikus Laktasi yang Diberi Ekstrak dan Fraksi Sauropus androgynus (L.) Merr Sejak Bunting Sampai 10 Hari Postpartus

1 12 113

Pengaruh Pemberian Ekstrak dan Fraksi Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Meer) terhadap Involusi Uterus Tikus (Rattus norvegicus)

6 74 110

NASKAH PUBLIKASI SUBSTITUSI TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L) Merr) Substitusi Tepung Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L) Merr) Terhadap Elongasi Dan Daya Terima Mie Basah.

0 3 11

Pengaruh Kombinasi Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.)Merr.) dan Domperidon Terhadap Involusi Uterus Mencit Menyusui.

4 14 24

Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak.

0 0 15

PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI TERPENOID DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS (L.) MERR) TERHADAP PROFIL LIPID TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS, L.) JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN KAYA LEMAK.

0 0 25

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Katuk (Sauropus androgynus [L.] Merr.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans secara In Vitro.

0 0 11

EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L) Merr) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis

2 4 10