23 sampai hari ke-10 laktasi, mengingat peningkatan produksi air susu tikus
mencapai puncak antara hari ke 7 sampai hari ke 14 Knight Peaker 1982.
3.4.5. Pengamatan Pengaruh Ekstrak Dan Fraksi Daun Katuk Terhadap Gambaran Darah Tikus
Parameter yang diukur adalah gambaran darah yang meliputi jumlah eritrosit, jumlah leukosit beserta diferensial leukosit, kadar hemoglobin, dan nilai
hematokrit. Pengukuran parameter dilakukan pada hari ke 10 masa laktasi untuk masing-masing kelompok perlakuan. Pengulangan pengukuran dilakukan sampai
3 kali N=3 ekor tikus untuk setiap kelompok. Pengambilan sampel darah dilakukan dengan cara menganestesi tikus
terlebih dahulu menggunakan eter dan pengambilan darah dilakukan intrakardial. Sesudah dianestesi mula-mula tikus diletakkan pada punggungnya, dada
didisinfeksi, lalu dengan jarum sepanjang 2,5 cm, ukuran 25 25 gauge dengan spoit 2 ml, jarum ditusukkan sedikit di belakang cartilago xyphoidea dan sedikit
ke bawah dan ke depan sehingga jarum tersebut menusuk jantung. Darah yang telah diambil dengan spoit segera dimasukkan kedalam tabung yang sudah berisi
antikoagulan EDTA ethylendiamine tetraacetic acid. Kemudian dilakukan pemeriksaan aspek hematologis. Pemeriksaan hematologis yaitu jumlah eritrosit,
leukosit beserta diferensial leukosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit dilakukan sesuai dengan metode yang disampaikan oleh Smith dan
Mangkoewidjojo 1988 seperti diuraikan sebagai berikut:
3.4.5.1. Perhitungan Eritrosit
Cara perhitungan eritrosit didasarkan atas pengenceran 1:200 darah yang sudah dicampur dengan antikoagulan. Larutan pengencer yang digunakan untuk
perhitungan eritrosit adalah cairan pengencer Hayem. Pengenceran dilakukan dengan pipet eritrosit dan kemudian eritrosit dihitung dalam kamar hitung
hemositometer. Sesudah darah dihisap ke dalam pipet pengencer darah sampai garis batas
tera 0,5, sisa dari pipet diisi dengan larutan pengencer dan cairan itu dihisap sampai batas tera 101, kemudian dikocok hingga tercampur sempurna. Kira-kira
24 sepertiga campuran dibuang, sesudah itu satu tetes campuran diteteskan pada tiap
sisi hemositometer. Perlu menunggu kurang lebih 3 menit agar sel menetap dan mengendap sempurna sebelum hemositometer diletakkan di bawah mikroskop
untuk perhitungan sel. Pada tiap sisi hemositometer terdapat kotak persegi besar. Kotak tersebut
dibagi menjadi 25 kotak lebih kecil masing-masing dibagi lagi menjadi 16 kotak lebih kecil lagi. Kotak besar luasnya 1 mm
2
, sehingga kotak terkecil luasnya 1400 mm
2
. Dalamnya kamar hitung antara gelas penutup dan gelas hemositometer adalah 0,1 mm.
Sel-sel darah merah dihitung dalam lima kotak yaitu empat kotak pojok dan satu kotak tengah. Hasil perhitungan akhir yaitu jumlah seluruh sel darah
merah dari lima kotak tersebut dikalikan dengan 10.000 per ml
3
.
3.4.5.2. Perhitungan Leukosit
Prinsip perhitungan leukosit sama dengan perhitungan eritrosit, namun pipet yang digunakan adalah pipet pengencer leukosit. Larutan pengencer yang
digunakan untuk perhitungan sel darah putih adalah larutan Turk. Pengenceran darah menjadi 1:20 diperoleh dengan cara menghisap darah
ke dalam pipet leukosit sampai batas 0,5, lalu diisi dengan larutan pengencer sampai tanda 11. Pipet kemudian dikocok untuk mencampur darah dengan larutan
pengencer. Kurang lebih sepertiga bagian campuran dibuang, lalu satu tetes diteteskan pada kamar hitung dan dibiarkan selama 3 menit. Sediaan kemudian
siap diperiksa di bawah mikroskop. Dalam menghitung leukosit yang dihitung 8 kotak persegi. Seperti cara
sebelumnya, hasil perhitungan akhir yaitu jumlah seluruh sel darah putih dari delapan kotak persegi tersebut dikalikan 50 per ml
3
.
3.4.5.3. Perhitungan Diferensial Leukosit