26
3.4.5.5. Pengukuran Nilai Hematokrit
Pengukuran nilai hematokrit atau packed cell volume PCV yaitu dengan cara mikrohematokrit yang menggunakan tabung kapiler dan sentrifuge kecil
khusus. Darah dihisap dengan tabung kapiler dengan cara menyentuhkan ujung tabung pada darah dan menggoyang-goyang atau mengetuk-ngetuk ujung lainnya
dengan telunjuk. Posisi tabung hampir mendatar sedangkan ujung tabung dikosongkan kira-kira 1 cm.
Setelah itu bagian ujung tabung disumbat dengan alat penyumbat khusus. Kemudian tabung kapiler yang sudah berisi darah diletakkan pada alat sentrifuse
dengan bagian tak tersumbat mengarah ke pusat sentrifuse. Sentrifugasi selama 4 sampai dengan 5 menit dengan kecepatan 10.000 rpm atau selama 2 menit dengan
kecepatan 16.000 rpm. Pembacaan hasil dengan menggunakan alat mikrohematokrit reader.
3.4.6. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam ANOVA untuk mengetahui interaksi antar kelompok perlakuan. Jika diantara perlakuan diperoleh
hasil yang berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan.
27
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin Hb, dan Nilai Hematokrit PCV Terhadap Pemberian Ekstrak dan Fraksi Daun
Katuk Pengaruh pemberian ekstrak dan fraksi daun katuk selama periode
kebuntingan hingga masa laktasi hari ke-10 terhadap nilai hematologi, yaitu jumlah eritrosit, kadar Hb, dan nilai PCV dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Nilai Hematologi Eritrosit jutamm
3
, PCV , dan Hb g Tikus Laktasi Hari ke-10
Parameter Kontrol F-H
E-Eto F-EtOAc F-H
2
O
Eritrosit 6,33 ±
0,34
a
6,43 ± 0,9
a
6,6 ± 0,83
a
6,74±1,31
a
6,81 ±
1,41
a
PCV 36,17 ±
3,69
a
34,5 ± 0,87
a
40,83±2,84
a
34 ± 4,44
a
37,58 ±3,13
a
Hb 12,87 ±
1,0
c
11,87± 0,12
b
12,8 ± 0,2
bc
10,86±1,2
a
12,33 ±
0,6
bc
Huruf yang berbeda pada baris yang sama adalah berbeda nyata P 0,05
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah eritrosit dan nilai PCV pada tikus laktasi hari ke-10 yang diberikan ekstrak dan fraksi daun katuk tidak berpengaruh
nyata pada setiap perlakuan, yaitu F-H, E-Eto, F-EtOAc, dan F-H
2
O dibandingkan dengan kelompok kontrol P0,05. Sementara itu, pengaruh pemberian ekstrak
dan fraksi daun katuk terhadap kadar Hb menunjukkan pengaruh yang nyata pada kelompok perlakuan F-H dan F-EtOAc dibandingkan dengan kelompok kontrol
P0,05. Dimana pada kedua kelompok perlakuan F-H dan F-EtOAc tersebut mengalami penurunan kadar Hb.
Nilai normal untuk parameter hematologi tikus putih, yaitu jumlah eritrosit, nilai PCV, dan kadar Hb secara berurutan ialah 7,2-9,610
6
mm
3
, 45- 47, 15-16g Smith Mangkoewidjojo 1988. Literatur lain melaporkan
tentang nilai normal hematologi tikus bunting untuk jumlah eritrosit, nilai PCV, dan kadar Hb secara berurutan ialah 5,91-8,6910
6
mm
3
, 29,34-37,56, 10,27- 14,69g Suprayogi et al. 2009. Perbedaan nilai normal dari pustaka ini wajar
mengingat perbedaan lingkungan dan kondisi fisiologis yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran hematologi eritrosit, PCV, dan kadar
Hb terlihat masih di dalam kisaran nilai normal,