Studi Pustaka Penyusunan Modul Konservasi Tumbuhan Obat untuk Siswa dan Guru di Gunung Leutik

H. Pengolahan dan Analisis data Pengolahan data Analisis data Uji Satistik -Literatur -Hasil Pengamatan di lapangan wawancara dan kuisioner Pengolahan dilakukan dengan tabulasi dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif yang selanjutnya dijelaskan secara deskriptif. Untuk Uji statistic digunakan Mc Nemar

3.5.1 Studi Pustaka

Melakukan pengumpulan data yang mendukung penelitian ini melalui buku, jurnal, internet. Data- data tersebut kemudian dijadikan acuan dan panduan untuk melengkapi data hasil pengamatan di lapangan.

3.5.2 Penyusunan Modul Konservasi Tumbuhan Obat untuk Siswa dan Guru di Gunung Leutik

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam penyusunan modul Konservasi Tumbuhan obat untuk siswa SDN Gunung Leutik Ciampea, diantaranya sebagai berikut : 1. Membaca literatur dari berbagai sumber tentang potensi tumbuhan obat di Desa Gunung Leutik, Ciampea Bogor. 2. Menyusun modul panduan untuk guru dan siswa dengan judul yang sama “ Mengenal 15 Tumbuhan Obat Unggulan Gunung Leutik Ciampea Bogor” tetapi dengan pendalaman isi yang berbeda. Untuk panduan guru isi modul lebih bersifat formal sedangkan untuk murid di kemas secara menarik dilengkapi gambar dan juga berbagai cerita tentang tumbuhan obat. 3. Mencetak modul untuk guru dan murid. 4. Memperbaiki modul setelah modul dievaluasi oleh guru. 3.5.3 Penggunaan Modul dan Pendampingan Guru dalam Memberikan Pemahaman Tumbuhan Obat kepada Siswa Pelatihan modul berjalan selama satu minggu sebelum penggunaan modul atau mengajar di kelas, metode yang digunakan dalam pelatihan guru adalah diskusi dan tanya jawab . Metode ini dipilih agar lebih efektif tidak sekedar menggurui tetapi lebih saling melengkapi materi di dalam modul. Modul yang telah dicetak diberikan langsung kepada guru yang akan menggunakan dalam pembelajaran di kelas di lengkapi dengan silabus jadwal pembelajaran, deskripsi materi, indikator yang ingin dicapai. Modul untuk siswa sebanyak 44 diberikan kepada siswa oleh guru, pembelajaran disesuaikan dan diintegrasikan kedalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam berlangsung kurang lebih tiga bulan dari Februari-April 2011. Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan tumbuhan obat sesuai dengan silabus yang diberikan yaitu diskusi, tanya jawab, mengerjakan pekerjaan rumah, membawa tumbuhan obat ke sekolah dan ujian selama 2 kali pertemuan. Selain belajar di ruangan, siswa dibawa ke halaman sekolah dan kebun sekolah untuk menanam jenis tumbuhan obat pegagan, rosella, kenikir, binahong, jahe merah dan mahkota dewa serta demo masak tumbuhan obat, yaitu agar-agar pegagan, teh rosella dan racikan air jahe. Siswa dibawa ke rumah Tumbuhan Obat Keluarga TOGA untuk kunjungan belajar dengan harapan mendapatkan wawasan baru tentang tumbuhan obat. Peranan peneliti adalah mendampingi dan mengontrol selama penelitian berlangsung. Gambar 2 Alur Penggunaan Modul “Mengenal 15 Tumbuhan Obat Unggulan di Gunung Leutik Ciampea Bogor. Pertama, modul guru dan siswa dijelaskan dan didiskusikan kepada guru di sekolah Kedua, penyesuaian waktu dan indikator keberhasilan yang dibuat dengan penggunaan modul di kelas Ketiga, Pengajaran modul di kelas sebanyak 8 kali dan penggunaan modul oleh siswa selama kurang lebih 3 bulan Keempat, Penugasan menjawab pertanyaan modul dan membawa tumbuhan obat dari rumah ke sekolah Praktek menanam tumbuhan obat dan berkunjung ke Rumah TOGA Kelima, Ujian tentang lima belas tumbuhan obat sebanyak dua kali yaitu Bab 1-6 dan Bab 7- 15

3.5.4 Wawancara