3.2 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gunung Leutik, Desa Benteng, Kecematan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada bulan Desember 2010-
Mei 2011. SD ini dipilih karena letaknya berada di Kampung Gunung Leutik yang sudah dikembangkan menjadi Kampung Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga
TOGA dan mencoba membuat suatu modul yang berhubungan dengan kekayaan sumberdaya alam di daerah tersebut dalam hal ini potensi tumbuhan
obat di Gunung Leutik Ciampea Bogor. 3.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah modul untuk guru dan siswa, kuisioner, kamera, pot, polybag, cangkul, parang, pisau kompor gas, papan
nama ilmiah tumbuahan obat dan kayu. Bahan yang digunakan adalah tumbuhan obat dan agar-agar.
3.4 Sampel penelitian
Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 shift pagi sebanyak 44 orang dari 85 orang.
3.5 Metode Penelitian
Penelitian tentang Pengembangan Modul Pendidikan Konservasi Tumbuhan Obat untuk Siswa SDN Ciampea Bogor , dilakukan beberapa tahapan
Tabel 2. Tabel 2 Jenis kegiatan dan aspek yang dikaji, sumber data dan metode yang
digunakan dalam Penelitian
Jenis Kegiatan Aspek yang di kaji
Sumber Data Metode
A. Kajian Kondisi Umum
SDN Gunung Leutik Letak dan luas, topografi,
iklim dan tanah, kondisi demografi guru dan siswa,
keadaan sarana dan prasarana sekolah
SDN Gunung Leutik
Studi Literatur dan survey
lokasi
B. Penyusunan Modul
Konservasi Tumbuhan Obat untuk Murid dan
Guru di Gunung Leutik 1.
Potensi Sumber daya tumbuhan obat di Gunung
Leutik Buku, internet
dll Studi Literatur
C. Mengetahui
Pengetahuan dan sikap siswa sebelum
pemberian modul 1.
Pengetahuan tentang Tumbuhan obat, konservasi,
jenis yang sudah dikenal, jenis dan manfaat tumbuhan
2. 3.
obat. Penanaman tumbuhan obat
dan perawatan tumbuhan obat dan sikap mereka
terhadap tumbuhan obat.
4. Siswa yang
menjadi sample Wawancara dan
Kuisioner pre- test
D. Penggunaan modul
guru dan siswa oleh guru yang akan
disampaikan kepada siswa.
1. Pengenalan Tumbuhan obat,
arti konservasi dan manfaat tumbuhan obat baik dari
khasiat maupun berbagai sudut pandang,
2. Membuat tugas dan
menjawab pertanyaan di modul
3. Membawa Tumbuhan Obat
dari rumah untuk di tanam di Sekolah
4. Ujian tetulis tentang
tumbuhan obat sebanyak dua kali tes
5. Demo ramuan rosella dan
jahe serta ager pegagan 6.
Penanaman Tumbuhan obat di Kebun Sekolah
7. Perawatan Tumbuhan Obat
setiap harinya Berkunjung ke wisata
Tumbuhan Obat di Rumah TOGA Gunung Leutik
8. Siswa dan Guru
Penyuluhan, pembuatan
program dan pelaksanaan
program di yang akan di pandu
oleh guru, pengamatan
sejauh mana anak bersikap
E. Mengetahui kondisi
social keluarga anak- anak
Pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
pendapatan orang tua, umur orang tua.
Siswa Wawancara,
kuisioner
F. Mengetahui
pengetahuan dan sikap siswa tentang tumbuhan
obat setelah diberikan modul dan perlakuan
aksi nyata di lapangan Pengetahuan tentang
Tumbuhan obat, jenis yang sudah dikenal, jenis yang
sudah dimanfaatkan, penanaman kebun tumbuhan
obat dan perawatan tumbuhan obat dan sikap
siswa terhadap Tumbuhan Obat
Siswa yang menjadi sample
Wawancara Kuisioner post-
test
G. Proses Penyempurnaan
modul Evaluasi sejauh mana
keefektian dan pengaruh modul terhadap
pengetahuan dan sikap siswa
Siswa dan Guru Wawancara dan
kuisioner
H. Pengolahan dan
Analisis data Pengolahan data
Analisis data Uji Satistik
-Literatur -Hasil
Pengamatan di lapangan
wawancara dan kuisioner
Pengolahan dilakukan
dengan tabulasi dan analisis data
dilakukan secara kuantitatif dan
kualitatif yang selanjutnya
dijelaskan secara deskriptif. Untuk
Uji statistic digunakan Mc
Nemar
3.5.1 Studi Pustaka
Melakukan pengumpulan data yang mendukung penelitian ini melalui buku, jurnal, internet. Data- data tersebut kemudian dijadikan acuan dan panduan
untuk melengkapi data hasil pengamatan di lapangan.
3.5.2 Penyusunan Modul Konservasi Tumbuhan Obat untuk Siswa dan Guru di Gunung Leutik
Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam penyusunan modul Konservasi Tumbuhan obat untuk siswa SDN Gunung Leutik Ciampea,
diantaranya sebagai berikut : 1.
Membaca literatur dari berbagai sumber tentang potensi tumbuhan obat di Desa Gunung Leutik, Ciampea Bogor.
2. Menyusun modul panduan untuk guru dan siswa dengan judul yang sama
“ Mengenal 15 Tumbuhan Obat Unggulan Gunung Leutik Ciampea Bogor” tetapi dengan pendalaman isi yang berbeda. Untuk panduan guru
isi modul lebih bersifat formal sedangkan untuk murid di kemas secara menarik dilengkapi gambar dan juga berbagai cerita tentang tumbuhan
obat. 3.
Mencetak modul untuk guru dan murid. 4.
Memperbaiki modul setelah modul dievaluasi oleh guru.
3.5.3 Penggunaan Modul dan Pendampingan Guru dalam Memberikan Pemahaman Tumbuhan Obat kepada Siswa
Pelatihan modul berjalan selama satu minggu sebelum penggunaan modul atau mengajar di kelas, metode yang digunakan dalam pelatihan guru adalah
diskusi dan tanya jawab . Metode ini dipilih agar lebih efektif tidak sekedar
menggurui tetapi lebih saling melengkapi materi di dalam modul. Modul yang telah dicetak diberikan langsung kepada guru yang akan menggunakan dalam
pembelajaran di kelas di lengkapi dengan silabus jadwal pembelajaran, deskripsi materi, indikator yang ingin dicapai. Modul untuk siswa sebanyak 44 diberikan
kepada siswa oleh guru, pembelajaran disesuaikan dan diintegrasikan kedalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam berlangsung kurang lebih tiga bulan dari
Februari-April 2011. Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan tumbuhan obat
sesuai dengan silabus yang diberikan yaitu diskusi, tanya jawab, mengerjakan pekerjaan rumah, membawa tumbuhan obat ke sekolah dan ujian selama 2 kali
pertemuan. Selain belajar di ruangan, siswa dibawa ke halaman sekolah dan kebun sekolah untuk menanam jenis tumbuhan obat pegagan, rosella, kenikir,
binahong, jahe merah dan mahkota dewa serta demo masak tumbuhan obat, yaitu agar-agar pegagan, teh rosella dan racikan air jahe. Siswa dibawa ke rumah
Tumbuhan Obat Keluarga TOGA untuk kunjungan belajar dengan harapan mendapatkan wawasan baru tentang tumbuhan obat. Peranan peneliti adalah
mendampingi dan mengontrol selama penelitian berlangsung.
Gambar 2 Alur Penggunaan Modul “Mengenal 15 Tumbuhan Obat Unggulan di Gunung
Leutik Ciampea Bogor.
Pertama, modul guru dan siswa dijelaskan dan didiskusikan kepada guru di sekolah
Kedua, penyesuaian waktu dan indikator keberhasilan yang dibuat dengan penggunaan modul di kelas
Ketiga, Pengajaran modul di kelas sebanyak 8 kali dan penggunaan modul oleh siswa selama kurang lebih 3 bulan
Keempat, Penugasan menjawab pertanyaan modul dan membawa tumbuhan obat dari rumah ke sekolah
Praktek menanam tumbuhan obat dan berkunjung ke Rumah TOGA Kelima, Ujian tentang lima belas tumbuhan obat sebanyak dua kali yaitu Bab 1-6 dan Bab 7-
15
3.5.4 Wawancara
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan pemberian kuisioner sebanyak 2 kali, yaitu Pre-test yang dibuat sebelum
diberikan “ Stimulus” apa pun dilaksanakan pada Februari minggu kedua dan Post-test pada akhir Mei dengan pertanyaan yang sama. Hasil Pre-test dan Post-
test dibandingkan untuk mengetahui apakah ada perubahan pengetahuan dan sikap sebagai akibat stimulus eksperimen.
3.6 Pengelolahan dan Analisis Data
Data-data sekunder yang diperoleh dari studi literatur, dan primer hasil pengamatan pengembangan modul konservasi tumbuhan obat, pengetahuan dan
sikap anak sebelum dan setelah adanya pemberian modul, wawancara siswa dan guru, diolah secara tabulasi dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta
dijelaskan secara deskriftif. Analisis terhadap data kuantitatif dilakukan melalui program komputer kuantitatif SPSS 13.0. Trail version. Teknik Analisis data
menggunakan tabel frekuensi, penyajian grafik, dan uji statistik dengan menggunakan statistika non parametrik. Statistika non parametrik merupakan uji
statistik yang biasa digunakan untuk penelitian soaial dengan jenis data kategori nominalordinal. Untuk mengetahui signifikasi perubahan pengetahuan dan
sikap dengan menggunakan uji Mc Nemar, hal ini dikarenakan variabel berskala nominal dan saling berhubungan paired test Siegel 1997.
Hipotesis : H
: Tidak terdapat perubahan pengetahuan dan sikap murid setelah pemberian modul dan praktek menanam
H
1
: Terdapat perubahan pengetahuan dan sikap murid setelah pemberian modul dan praktek menanam
Hipotesis uji pada statistik Mc Nemar adalah menguji signifikasi perubahan yang memberikan kesimpulan apakah perubahan tersebut signifikan
atau tidak. Kaidah keputusan menggunakan nilai alpha 5 persen. Karena menggunakan uji dua sisi two tailed maka keputusan diambil dengan
membandingkan p-value dengan alpha dibagi dua. Jika p-value kurang dari alpha dibagi dua 0.025 maka keputusan yang diambil adalah tolak Ho.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Lokasi
4.1.1 Letak dan Luas Desa
Desa Benteng merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 28.5 ha terdiri dari 7 RW
Rukun Warga dan 39 RT Rukun Tetangga. Desa Benteng terletak 1 km dari ibukota Kecamatan Ciampea, 40 km dari ibukota Kabupaten Bogor,
dan 133 km dari ibukota provinsi. Desa Benteng berbatasan dengan : Sebelah Utara
: Desa Rancabungur Sebelah Timur
: Kampus IPB Darmaga Sebelah Selatan
: Desa Bojong Rangkas dan Desa Cibanteng Sebelah Barat
: Desa Ciampea
4.1.2 Topografi, Iklim dan Tanah
Topografi Desa Benteng berupa areal persawahan dan tanah darat, terletak pada ketinggian 300 m dpl, temperatur udara di Desa Benteng rata-
rata 23
o
C-25
o
C, tekanan udara rata-rata 1,010 mlb, penyinaran matahari 66 dan kelembaban nisbi 80. Angka curah hujan rata-rata tahunan
berkisar 12,55 mmhari.
4.1.3 Kondisi Demografi, Sosial dan Ekonomi
Berdasarkan data monografi Desa Benteng Tahun 2009 Susanti 2010 penduduk berjumlah 12.445 jiwa dengan jumlah penduduk
perempuan 6438 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 6007 jiwa. Mata pencaharian masyarakat Desa Benteng sangat beragam diantaranya sebagai
Pegawai Negeri Sipil PNS, petani sedangkan lainnya swasta, pension, pedagang dan sopir.
4.1.4 Letak dan Luas Sekolah
Sekolah Dasar Negeri Gunung Leutik merupakan salah satu dari dua SD yang berada di Kampung Gunung Leutik Desa Benteng, Kecamatan