berpengaruh kepada pengetahuan dan pengalaman serta sikap siswa dalam kegiatan penanaman tumbuhan dan tanaman.
Tabel 10 Kepemilikan kebun dan pekarangan rumah orang tua siswa
No Kepemilikan
Ya n
Persentase Tidak
n Persentase
Total n
1 Kebun
15 34.1
29 65.9
44 100
2 Pekarangan
14 31.8
30 68.2
44 100
4.4 Pengetahuan siswa berdasarkan stimulus AMAR dengan bantuan modul untuk siswa SD
4.4.1 Pengetahuan tentang stimulus alamiah tumbuhan obat
Stimulus alamiah menjelaskan bahwa siswa mengetahui nilai-nilai alamiah tumbuhan obat, cara penanaman dan komponen lingkungan baik
abiotik tanah, cahaya matahari, air, mineral maupun biotik manusia, hewan yang kedua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan. Sebagian
besar siswa sudah pernah menanam tumbuhan obat baik di rumah, sekolah maupun sawah. Wadah yang digunakan untuk menanam tumbuhan obat di
sekolah adalah pot, polybag dan juga secara langsung di tanah. Pengetahuan siswa tentang cara-cara menanam tumbuhan obat sebelum
diberikan modul dan praktek menanam di lapangan masih tergolong rendah. Sebelum diberi modul hanya sebagian kecil siswa yang mengetahui cara
menanam tumbuhan jeruk nipis 18.2, menanam rosella 15.9, menanam jahe 6.8 dan tidak ada yang mengetahui cara menanam kenikir
Tabel 11. Hal ini diperkirakan karena sebagian besar siswa tidak memiliki pengalaman menanam bisa dilihat dari karakteristik kepemilikan
pekarangan di rumah yang masih tergolong sedikit dan tanaman tersebut kurang dikenal anak-anak walaupun dikalangan masyarakat sudah terkenal.
Setelah diberikan modul pembelajaran dan praktek menanam tumbuhan obat, pengetahuan siswa meningkat. Sebagian besar siswa
mengetahui cara menanam rosella 90.9 dan tumbuhan jahe 84.1, untuk tumbuhan jeruk nipis dan kenikir masing-masing sebesar 75 persen
dan 70.5 persen Tabel 11. Modul yang telah dibuat memberikan manfaat
kepada siswa, yang sebelumnya tidak mengetahui cara menanam kenikir sama sekali akhirnya menjadi mengetahui. Siswa lebih banyak mengetahui
cara penanaman rosella dan jahe karena di dalam praktek kedua tumbuhan obat tersebut paling banyak di tanam oleh siswa sedangkan tumbuhan
kenikir jumlahnya sedikit dan untuk tumbuhan jeruk nipis tidak sama sekali di praktekkan. Dapat disimpulkan siswa mengetahui cara penanaman jeruk
nipis karena tumbuhan ini sudah umum di kenal. Tumbuhan jahe, rosella dan kenikir belum cukup dikenal sehingga ketika di praktekan secara
langsung maka respon siswa sangat antusias. Pengetahuan baru ini masih terekam di dalam memori siswa karena bukan hanya sebatas teori tetapi ada
praktek nyata di lapangan. Pernyataan adanya perlakuan praktek atau interaksi langsung ke lapangan sangatlah mendukung pengetahuan dan
sikap siswa. Hal ini diperkuat oleh Hidayati 2011 bahwa i
nteraksi merupakan faktor yang penting dalam peningkatan persepsi siswa.
Tabel 11 Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan tentang cara-cara menanam tumbuhan obat sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan
No Cara menanam
Sebelum Sesudah
Tahu Tidak tahu
Tahu Tidak tahu
n n
n n
1 Tumbuhan Jahe
3 6.8
41 93.2
37 84.1
7 15.9
2 Tumbuhan Rosella
7 15.9
37 84.1
40 90.9
4 9.1
3 Tumbuhan Kenikir
44 100
31 70.5
13 29.5
4 Tumbuhan Jeruk
nipis 8
18.2 36
81.8 33
75 11
25
Berdasarkan Hasil uji statistik terhadap variable tingkat pengetahuan siswa tentang cara-cara menanam tumbuhan obat sebelum dan sesudah
pemberian modul dengan mengunakan uji Mc Nemar didapatkan p-value untuk pengukuran pengetahuan cara menanam jahe , rosella, kenikir,jeruk
nipis sebesar 0.000. Karena p-value tahu cara menanam jahe, rosella jeruk nipis kurang dari alpha dibagi 2 0.025 maka keputusan yang diambil
adalah tolak Ho sehingga dapat disimpulkan telah terjadi perubahan yang
signifikan mengenai pengetahuan siswa tentang cara menanam rosella, jahe, kenikir dan jeruk nipis.
Sebelum diberikan modul dan praktek di lapangan pengetahuan siswa tentang penyiangan adalah sebesar 25 persen, pengetahuan tentang
pemupukan sebesar 54.5 persen, pengetahuan tentang pemakaian sembarangan dosis tumbuhan obat sebesar 59.1 persen Tabel 12.
Pengetahuan ini diduga karena beberapa siswa pernah melakukan pemupukan di rumah pada saat menanam dan cara beberapa siswa
menganalogikan tentang pemakaian dosis tumbuhan obat dengan dosis minum obat, sehingga sebagian siswa sudah mengetahui jika menggunakan
tumbuhan obat tanpa petunjuk yang baik tentunya akan menjadi racun bagi tubuh.
Begitu juga tentang pengetahuan pentingnya menanam tumbuhan obat. Siswa sudah mengetahui pengetahuan tersebut sebesar 75 dan
dapat menjelaskan alasannya seperti, agar melestarikan, agar indah dan bagus halamannya dan siswa juga menuliskan agar ketika sakit atau ibu
ingin memasak bisa langsung mengambil. Setelah diberikan modul pengetahuan siswa tentang penyiangan,
pemupukan, penggunaaan dosis tumbuhan obat dan pentingnya menanam tumbuhan obat mengalami peningkatan Tabel 12. Perubahan ini
diperkirakan karena siswa membaca cerita tumbuhan obat dari modul sehingga menambah wawasan dan pengetahuan di dalam memahami
tumbuhan obat yang berkaitan dengan nilai alamiah dan diperkuat lagi dengan adanya praktek menanam di lapangan.
Tabel 12 Sebaran berdasarkan pengetahuan tentang konservasi tumbuahan obat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
Berdasarkan hasil uji stastitik terhadap variabel di atas dengan menggunakan uji Mc Nemar, besar p-value untuk pengukuran keempat
variabel diatas kurang dari alpha dibagi dua maka keputusan yang diambil untuk ke empat variable tersebut adalah tolak Ho. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan yang signifikan mengenai pengetahuan penyiangan, pemupukan, penggunaan dosis tumbuhan obat dan pentingnya tumbuhan
obat di tanam baik di sekolah maupun di rumah setelah diberikan modul dan praktek di lapangan.
4.4.2 Pengetahuan tentang Stimulus Manfaat Tumbuhan Obat