Desain Alat dan Pedoman Penyulingan Minyak Pala

-Teknologi Pengolahan Pala- Tabel 9. Komponen minyak pala asal negara berbeda Sumber : Lancashire 2002 Hasil penelitian baru-baru ini terhadap minyak pala dari St Catherine, Jamaica dan West Indian lain menunjukkan adanya perbedaan jumlah komponen yang nyata yang dapat digunakan untuk membedakan asal dari minyak tersebut Tabel 9.

3. Desain Alat dan Pedoman Penyulingan Minyak Pala

a. Persiapan bahan dan pengisian ke dalam ketel -Pertama–tama alat penyuling harus dibersihkan supaya tidak ada bau yang akan mempengaruhi aroma dari minyak pala yang dihasilkan. -Pasang saringan tempat bahan yang di bawah. -Timbang biji pala yang akan disuling, giling biji pala dan sesudahnya ditimbang kembali. - Letakkan sebagian biji pala yang sudah digiling pada saringan yang di bawah. - Pasang saringan tempat bahan yang di tengah. Komponen Grenada Indonesia Jamaica α-pinen 13,2 26,5 19,9 β-pinen 8,0 15,0 18,8 myrcen 3,4 3,7 4,7 α-phellandren 0,7 0,9 1,6 α-terpinen 4,2 2,0 2,1 limonen 4,4 3,6 4,8 p-cymen 0,8 0,6 0,1 Linalool 0,3 0,2 0,3 Terpinen – 4 – ol 4,7 3,0 17,8 α - terpineol 0,3 0,6 0,4 -Nanan Nurdjannah, 2007- - Tempat sisa bahan pala pada saringan tersebut. - Pasang tutup ketel dan hubungkan leher angsa dengan pipa kondensor. - Periksa tiap sumbunya jangan sampai ada yang bocor. b. Operasi Boiler - Isi boiler dengan air dengan ketinggian air 9 cm pada tabung kaca pengontrol nozzle. - Isi tangki supplai air yang ada pada samping boiler. - Nyalakan burner pada posisi spuyer maksimum. - Tunggu sampai destilat keluar menetes dari pipa pendingin dan waktu penyulingan mulai dihitung. - Pengisian air tambahan pada boiler dilakukan bila ketinggian air pada tabung kaca pengontrol mencapai 0 cm. - Pengisian dilakukan dengan bantuan pompa air panas sampai ketinggian air pada tabung kaca pengontrol 9 cm atau sekitar 10 Menit. c. Pengambilan minyak pada tabung pemisah. - Pengambilan minyak dilakukan pada jam pertama, jam ketiga, jam ketujuh dan jam terakhir. - Cara pengambilan minyak dilakukan dengan menutup kran pengeluaran air pada alat minyak, kemudian kran tempat keluarnya minyak dibuka dan minyak yang dihasilkan ditampung dan dimasukan dahulu kedalam tabung pemisah untuk memisahkan air yang tercampur. -Teknologi Pengolahan Pala- - Minyak yang dihasilkan dimasukkan kedalam kemasan yang kering dan tidak tembus cahaya. d. Pembongkaran - Pembongkaran bahan biji pala sisa destilasi dilakukan segera setelah ketel dingin. - Setiap selesai penyulingan dan pembongkaran bahan, ketel harus segera dicuci bersih untuk menghindarkan pembusukan sisa bahan penyulingan yang akan mempengaruhi aroma minyak pala yang dihasilkan. Disain alat penyuling secara umum dapat dilihat pada Gambar 11 desain oleh Sofyan Rusli, namun demikian terdapat banyak variasi dari model dan sistim penyulingan yang dipakai oleh pengrajin minyak pala. Pada umumnya proses penyulingan minyak pala masih dilakukan secara sederhana dan mempunyai beberapa kelemahan, sehingga rendemen dan mutunya terutama kadar miristisinnya rendah. Pada studi kasus di salah satu tempat penyulingan di Bogor yang memakai boiler terpisah telah dilakukan usaha perbaikan diantaranya pada sistim supplai air, cara penempatan bahan, dan sistim penyebaran uapnya. Supplai air pada boiler digunakan air panas. Agar tidak menambah biaya bahan bakar, tangki air ditempatkan pada dinding samping boiler tersebut. Pemasukkan air ke dalam boiler digunakan pompa air tahan panas Gambar 12. Cara penempatan bahan dalam ketel penyuling disajikan pada Gambar 13. Pada tingkat kepadatan bahan yang tinggi di dalam ketel, -Nanan Nurdjannah, 2007- penyulingan tanpa fraksi menyebabkan jalannya uap ke atas kurang lancar dan kurang merata serta dapat mengakibatkan terjadinya jalur uap. Hal tersebut mengakibatkan proses pengambilan minyak dari bahan kurang optimal sehingga rendemen minyak menjadi rendah. Oleh karena itu, bahan baku yang disuling difraksi menjadi dua bagian, dan ruang kosong yang terdapat diantara dua fraksi bahan akan menghasilkan penyebaran dan kelancaran jalannya uap serta mencegah timbulnya jalur uap. Keterangan 1.Tungku pemanas 2.Ketel 3.Pendingin 4.Tabung pemisah Gambar 11. Disain alat penyuling Sebelum diperbaiki Setelah diperbaiki Gambar 12. Sistem supplaipasokan air yang dibutuhkan boiler -Teknologi Pengolahan Pala- Sistem penyebaran uap dari boiler pada dasar ketel. Untuk mendapatkan penyebaran uap yang baik dalam proses penyulingan, maka pada dasar ketel dibuat pipa uap yang berfungsi untuk membagi uap dari boiler ke seluruh bagian secara seragam. Hasil pengujian pada penggunaan alat penyuling yang sudah diperbaiki diketahui bahwa total produksi minyak biji pala dengan waktu penyulingan selama 24 jam adalah 18,5 liter rendemen 8,5, vb. Pengujian laboratorium menunjukkan bahwa sisa minyak dalam ampas penyulingan sebesar 0,8, bv. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada penyulingan selama 24 jam hampir seluruh minyak dalam biji pala sudah tersuling 91,4 sehingga secara teknis kinerja alat penyuling yang diperbaiki cukup memadai. Bila pada penyulingan tradisional lama penyulingan bisa lebih dari 30 jam, dengan alat yang sudah diperbaiki waktu penyulingan yang masih dianggap ekonomis yaitu penyulingan sampai 22 jam. Kadar myristisin dalam minyak hasil penyulingan 24 jam menjadi cukup tinggi 9,37 Nurdjannah dan Hidayat, 2005. 1. Tanpa fraksi 2. Dengan fraksi Gambar 13. Cara penempatan bahan dan Alat Penyuling Pala bubuk Pala bubuk Sekat berlubang -Nanan Nurdjannah, 2007-

4. Fixed Oil Minyak lemak