Pesaing Pemasaran POTENSI PASAR DAN PELUANG PENGEMBANGAN

-Teknologi Pengolahan Pala- Sumber: Depperind 2001 dalam Librianto, 2004 Tabel 6. Produksi minyak pala Indonesia pala Indonesia di atas 500 kgha. Rendahnya produktivitas tanaman pala terutama di Maluku disebabkan petani tidak bisa menentukan harga sendiri sehingga tidak merangsang minat petani untuk memelihara tanamannya. Tabel 6 menyajikan produksi minyak pala yang dihasilkan Indonesia. Dari tabel terlihat bahwa sampai tahun 1999 terjadi peningkatan produksi minyak yang cukup signiikan, namun pada tahun 2000 menurun kembali. Tahun Berat kg Nilai US 1995 109.509 1,529,609 1996 216.581 3,105,894 1997 209.513 3,778,535 1998 382.100 10,014,413 1999 383.725 10,046,165 2000 263.245 6,822,189

C. Pesaing

Indonesia merupakan salah satu penghasil biji dan fuli pala yang terbesar di pasaran dunia dimana pangsa pasarnya mencapai 60 . Negara pesaing penghasil biji pala yang cukup besar adalah Grenada dan Srilangka. Mutu biji dan fuli pala yang dihasilkan Grenada diakui lebih baik daripada yang dihasilkan Indonesia. Biji pala dari Grenada tidak ada yang keriput karena dipanen dalam keadaan benar-benar tua atau sudah jatuh dari pohon. Penanganannya juga lebih baik, antara lain dilakukan fumigasi untuk mencegah timbulnya jamur. Sebenarnya dari bahan bakunya, biji dan fuli pala asal Indonesia sudah diakui kualitasnya -Nanan Nurdjannah, 2007- dari jaman dahulu, namun penanganan pascapanennya masih perlu lebih disempurnakan. Untuk tahun-tahun terakhir ada kecenderungan penurunan produksi biji pala dari Grenada. Selain itu adanya permintaan pala organik merupakan peluang yang baik bagi pengembangan pala Indonesia. Di antara berbagai produk pala, permintaan biji dan fuli pala serta minyak atsirinya diperkirakan akan tetap tinggi, disebabkan pala mempunyai citarasa dan khasiat yang khas. Di antara produk-produk olahan dari pala, manisan pala merupakan salah satu jenis makanan ringan dari sekian banyak jenis makanan ringan yang tergolong dalam kelompok manisan buah-buahan. Kekhasan dari rasa manisan pala dan tidak di semua daerahtempat dapat ditemui produksi manisan ini menyebabkan manisan pala tetap menjadi salah satu pilihan sebagai bingkisan untuk oleh-oleh. Manisan pala juga masih merupakan salah satu alternatif makanan ringan yang disajikan pada saat perayaan hari- hari besar lebaran dan tahun baru.

D. Pemasaran

Pola pemasaran biji dan fuli pala sama seperti komoditas pertanian lainnya. Distribusi barang dari petani sampai ke tingkat eksportir melalui pedagang perantara pengumpul terlebih dahulu. Dalam dunia pemasaran internasional biji pala dan fuli pala dikenal 2 jalur yaitu: yang pertama, dari produsen ke negara-negara industri dan negara berkembang; sedangkan yang kedua, dari negara industri dan negara pengimpor biji dan fuli pala, untuk tujuan ekspor kembali ke -Teknologi Pengolahan Pala- negara-negara industri lainnya. Harga biji pala kering tanpa kulit dan fuli berbeda pada masing-masing tingkatan pemasaran. Harga tersebut sangat ditentukan oleh harga penjualan ekspor. Harga biji dan fuli pala yang saat ini berlaku di tingkat pedagang pengumpul adalah berturut- turut sekitar Rp 35.000 dan Rp 65.000. Untuk ekspor, harga biji, fuli dan minyak pala dipengaruhi oleh harga yang berlaku di pasaran internasional dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Indonesia sebagai produsen dan pengekspor fuli terbesar di dunia sering masih belum dapat menentukan harga. Harga fuli yang berasal dari biji pala tua dengan warna merah tua biasanya jauh lebih mahal daripada biji palanya sendiri. -Nanan Nurdjannah, 2007-

IV. TEKNOLOGI PASCAPANEN A. Pala sebagai Rempah