Fixed Oil Minyak lemak Oleroresin pala

-Nanan Nurdjannah, 2007-

4. Fixed Oil Minyak lemak

Minyak lemak dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan cara pengepresan dan pemanasan heated plate in the presence of steam dan cara ekstraksi dengan pelarut seperti dietil eter. Kedua proses tersebut menghasilkan minyak lemak kasar dengan kandungan minyak atsiri antara 10-12. Minyak lemak pala adalah cairan semi padat yang aromatik bau dan rasa seperti pala , warnanya orange, dinamakan concrete, expressed oil atau nutmeg butter yang mencair pada suhu 45-51 o C dan mempunyai bobot jenis 0,990–0,995. Larut penuh dalam alkohol panas, sebagian kecil dalam keadaan dingin, tetapi larut dalam eter and kloroform. Komponen dari minyak lemak pala dapat dilihat pada Tabel 10. Kalau biji pala disuling minyaknya sebelum diekstraksi minyak lemaknya, maka kadar trimyristin akan menjadi sangat besar. 1. sebelum perbaikan tanpa pipa uap; 2. setelah perbaikan pipa uap Gambar 14. Sistem penyebaran uap dari boiler pada dasar ketel uap Pipa penyebaran uap -Teknologi Pengolahan Pala-

5. Oleroresin pala

Oleoresin adalah hasil olahan rempah-rempah berupa cairan kental yang diperoleh dengan cara mengekstraksi rempah-rempah dengan pelarut organik. Penggunaan oleoresin memberikan keuntungan yaitu lebih higienis, steril, bebas bakteri, lavor dan aroma dapat distandarisasi, volume kecil, bebas dari serangan jamur, mengandung antioksidan alami dan bebas dari enzim. Oleoresin dapat disimpan dalam waktu yang lama dalam kondisi yang baik Heath dalam Susanto, 1989. Dalam perdagangan luar negeri sudah lama dikenal mace oleoresin oleoresin fuli. Selain itu dikenal juga oleoresin pala yang mengandung minyak atsiri. Oleoresin diperoleh dengan cara ekstraksi biji atau fuli pala menggunakan pelarut organik seperti alkohol, metanol, aseton atau heksan. Selanjutnya dilakukan pengambilan pelarut dengan cara destilasi atau evaporasi dengan pompa vakum. Sebelum dilakukan ekstraksi dengan pelarut organik, biji pala atau fuli dihaluskan atau digiling menjadi bubuk. Banyaknya hasil oleoresin yang diperoleh tergantung pada jenis bahan pelarut yang digunakan. Tabel 10. Komponen dalam ixed oil pala Komponen Nilai Trimyristin 73,09 Minyak atsiri 12,5 Asam oleat sebagai gliserida 3,0 Asam linolenat 0,5 Komponen tidak tersabunkan 8,5 Resin 2,0 Asam format, asetat dan cerotic Traces -Nanan Nurdjannah, 2007- Komposisi oleoresin yang dihasilkan tergantung dari jenis bahan dan pelarut yang digunakan. Ekstraksi dengan pelarut non-polar akan menghasilkan oleoresin dengan kandungan lemak yang tinggi, terutama trimiristin. Pada ekstraksi dengan pelarut polar seperti etanol dan aseton, dihasilkan oleoresin dengan kandungan lemak rendah Purseglove, 1981. Oleoresin pala berwarna kuning pucat dan berbentuk seperti padatan pada suhu kamar, beraroma khas. Secara umum 2,72 kg oleoresin sebanding dengan 45,45 kg pala segar Farrel, 1985. Mutu oleoresin pala dalam perdagangan dinilai dari banyaknya kandungan minyak atsiri dan lemak di dalamnya. Banyaknya kandungan minyak atsiri dan lemak sangat tergantung pada jenis pelarut yang digunakan. Standar mutu oleoresin pala menurut FAO disajikan pada Tabel 11. Oleoresin juga bisa diolah dari ampas sisa penyulingan minyak pala karena sebagian besar penyulingan dilakukan menggunakan metode penyulingan dengan uap langsung. Dengan metode ini minyak pala yang dihasilkan hanya mampu menghasilkan rendemen sekitar 10 sehingga Tabel 11. Standar mutu oleoresin pala http:www.samispices.comessential.htm Parameter Standar Kadar minyak atsiri 15 Bobot jenis 0,880 – 0,910 Indeks bias 1,4720 – 1,4860 Putaran optik +80 o - + 30 o Mikrobiologi Bebas mikroba -Teknologi Pengolahan Pala- masih terdapat sekitar 4 minyak pala yang belum tersuling. Ampas sisa penyulingan yang masih mengandung minyak pala tersebut hanya dijadikan pupuk dan sebagian besar dibuang. Pemanfaatannya menjadi produk yang lebih menguntungkan antara lain diolah menjadi oleoresin pala.

C. Pala sebagai Bahan Makanan dan Minuman