Persepsi Masyarakat Sistem Informasi Geografis

24 pariwisata sekaligus menguji hipotesis bahwa ekowisata merupakan suatu bentuk pariwisata yang berkelanjutan.

2.11 Persepsi Masyarakat

Beragam pengertian tentang peresepsi menurut beberapa ahli telah dikumpulkan oleh Suhartini 1996 dalam Haryanto 2003 yang menjelaskan antara lain: a. Persepsi adalah kemampuan mengorganisasikan pengamatan dan interpretasi pribadi atas obyek sesuai dengan pengetahuan minat dan pengalaman Theodorson and Achilles, 1969. b. Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan Jalaludin, 1986 c. Persepsi adalah pengalaman langsung dari seorang individu Morgan, 1984. d. Persepsi seorang ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional yang menetukan persepsi seseorang adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu serta hal – hal lain yang termasuk faktor internal pada seseorang. Sedangkan faktor struktural merupakan faktor – faktor yang berasal dari sifat stimulus fisik dan efek – efek syaraf yang ditimbulkannya. Menurut Sarwono 1999 dalam Haryanto 2003 dalam persepsi sosial ada dua hal yang ingin diketahui yaitu keadaan dan perasaan orang lain saat ini, ditempat ini melalui lisan atau non lisan dan kondisi yang lebih parmanen yang ada dibalik segala yang tampak saat ini niat, sifat, motivasi dan sebagainya yang diperkirakan menjadi penyebab dari kondisi saat ini. Persepsi terhadap kebijakan sumberdaya alam yang berkelanjutan memiliki 4 komponen yaitu komponen kognitif pengetahuan, pengertian dan pemikiran; afektif perasaan: senang – tidak senang; interpretasi makna, dampak, akibat, ide, pengertian dan mengingatkan kepada masa lalu; dan komponen evaluasi Fisher, et al., 1984 dalam Siagian, 1998. 25

2.12 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu tools yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan data spasial Prahasta, 2005. Lyon 2003 menyatakan bahwa penerapan SIG mempunyai kemampuan luas dalam proses pemetaan dan analisis sehingga teknologi tersebut sering dipakai dalam proses perencanaan landscape. Selain itu pemanfaatan SIG dapat digunakan untuk evalusi kualitas dan karakteristik lahan dan lebih penting lagi adalah kemampuan untuk mensimulasikan model-model. SIG bukanlah suatu sistem yang semata-mata berfungsi untuk membuat peta tetapi merupakan alat analitik analytical tool yang mampu memecahkan masalah spasial secara otomatis, cepat dan teliti. Hampir semua bidang ilmu yang bekerja dengan informasi keruangan memerlukan SIG, diantaranya bidang kehutanan, perikanan, pertanian, pariwisata, lingkungan, perkotaan dan transportasi Jaya, 2002. Gunawan 1998 menjelaskan bahwa SIG umumnya dipahami memiliki kontribusi besar dalam pengelolaan wilayah pesisir, yakni 1 membantu memfasilitasi berbagai pihak sektoral, swasta dan Pemda yang merencanakan sesuatu, dapat dipetakan dan diintegrasikan untuk mengetahui pilihan-pilihan manajemen dan alternatif perencanaan yang paling optimal. Kombinasi sektor atau kegiatan yang sinergis dan mempunyai keunggulan komparatif secara ekonomis tetapi dampak lingkungannya minimal dapat ditampilkan, sehingga pihak perencana dapat menyeleksi sektor atau kegiatan yang layak dan tidak layak dilakukan, 2 merupakan alat yang digunakan untuk menunjang pengelolaan sumberdaya pesisir yang berwawasan lingkungan. Dengan menggunakan SIG, kita dengan mudah dan cepat dapat melakukan analisis keruangan spatial analysis dan pemantauan terhadap perubahan lingkungan wilayah pesisir. Kemampuan SIG dalam analisis keruangan dan pemantauan dapat digunakan untuk mempercepat dan mempermudah penataan ruang pemataan potensi wilayah pesisir yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya. 26 Sehubungan dengan pemanfaatan SIG dalam bidang pariwisata, Aronnof 1993 dalam Sigabariang 2008 menyatakan bahwa pemetaan zona kegiatan wisata pesisir dengan SIG ini tentu akan sangat membantu pemerintah daerah dalam menyusun rencana pengembangan wisata pesisir di wilayahnya. Penerapan teknologi SIG biasa menjadi salah satu alternatif untuk pengembangan potensi daerah yang terkait dengan wilayah pesisir, yakni ekowisata pesisir. 27 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pulau Matakus yang terletak di depan outlet teluk Saumlaki, Kepulauan Tanimbar Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Propinsi Maluku. Kegiatan penelitian berlangsung selama 5 bulan, dimulai pada bulan Oktober 2008 – Maret 2009. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual tentang suatu daerah Natzir, 1993. Metode survei juga bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel pada suatu kelompok masyarakat melalui wawancara langsung dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dirancang dan dipersiapkan sebelumnya Singarimbun, 1995. Gay 1976 dalam Sevilla et al. 1993 mendefenisikan metode survei sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. 3.3 Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui survey, observasi dan wawancara langsung dengan masyarakat desa, wisatawan dan stakeholder terkait di lapangan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan di dinas atau instansai terkait di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dalam bentuk laporan dan publikasi daerah seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, Bappeda, BPS, BMG, Kantor Camat, Kantor Desa Matakus, sedangkan peta-peta pendukung diperoleh dari instansi seperti Biotrop, Dishidros TNI AL dan Bakosurtanal. Jenis data yang dibutuhkan, metode pengumpulan, sumber data dan alatbahan yang digunakan dalam penelitian seperti terlihat pada Tabel 1.