Metode Pengambilan Contoh Data Biofisik.

30 1 2 3 4 - Demografi dan kependudukan - Rencana Strategis Kabupaten MTB dan laporan-laporan Pemda

E. Peta-peta

pendukung, yaitu: - Peta Rupa bumi - Bathimetri - Citra Satelit Landsat 7ETM Studi literatur Studi Literatur Survei Literatur Survei Literatur Survei Literatur BPS Bappeda MTB Bakosurtanal Dishidros AL Biotrop Daftar Isian Daftar Isian

3.3.2 Metode Pengambilan Contoh Data Biofisik.

Lokasi pengambilan data biofisik dilakukan di perairan dan daratan Pulau Matakus meliputi 9 sembilan stasiun pengamatan Gambar 3. Penentuan stasiun penelitian dilakukan secara sengaja pusposive sampling didasarkan pertimbangan bahwa lokasi stasiun mewakili wilayah aktifitas masyarakat lokal dan wisata, daerah yang terbuka dan tertutup dari hempasan gelombang. Selain itu juga berdasarkan pada pengamatan kualitatif, yaitu dengan melihat keragaman penutupan karang dan kondisi pantai yang dilakukan secara visual pada hasil pengolahan citra awal. Berdasarkan hasil pengolahan citra awal diperoleh gambaran tentang kondisi dan penyebaran terumbu karang secara umum, serta kondisi biofisik daratan sehingga dapat ditentukan daerah yang tepat untuk dijadikan stasiunlokasi pengamatan. Pengambilan data primer terumbu karang dilakukan pada stasiun penelitian yang telah ditentukan dengan metode Manta Tow untuk memperoleh data profil dan kondisi terumbu karang yang berupa bentuk pertumbuhan karang dan persentase penutupan karang hidup. Data hasil pengamatan dicatat pada tabel data dengan menggunakan nilai kategori atau dengan nilai persentase bilangan bulat. Data primer ikan karang di peroleh dengan metode Sensus Visual coralreef fish visual cencus yaitu metode untuk mengidentifikasi ikan karang melalui pengamatan terhadap ikan – ikan karang yang ditemui di sekitar titik sampling. Keberadaan ikan karang dicatat berdasarkan gambar panduan jenis – jenis ikan karang yang dibawa oleh penyelam dan penentuan jenis ikan tersebut dilakukan berdasarkan nama latin spesiesnya English et al. 1997. Peralatan yang 31 digunakan meliputi kaca mata selam masker, snorkel, fin, papan manta, peralatan tulis bawah air, stop watch dan GPS. Pengambilan data kondisi pantai kemiringan, tipe, lebar, penutupan lahanvegetasi, kedalaman perairan, material dasar perairan, kecepatan arus, kedalaman dan ketersediaan air tawar dilakukan melalui observasi dan pengukuran langsung di lapangan. Peralatan yang digunakan meliputi meteran, GPS, dan current meter dan secchi dish. Untuk mendukung data primer kondisi biofisik lokasi penelitian, dikumpulkan juga data – data sekunder. Data sekunder tentang kondisi terumbu karang, jenis ikan karang, hidrooseanografi, vegetasi dan kondisi pantai Pulau Matakus diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan MTB dalam bentuk Laporan Akhir Data Base Kelautan dan Perikanan Kabupaten MTB. Data Sosial Ekonomi. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui teknik wawancara secara mendalam dengan responden indept interview. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi lokasi penelitian, kondisi sosial ekonomi dan persepsi atau pemahaman masyarakat Desa Matakus, wisatawan dan Pemerintah Daerah tentang pengelolaan Pulau Matakus sebagai kawasan ekowisata pesisir dan laut. Pengumpulan data primer dibantu dengan daftar pertanyaan terstruktur kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Unit populasi sebagai dasar penentuan responden dari unsur masyarakat adalah kepala keluarga KK yang tinggal di desa Matakus. Penentuan responden dilakukan dengan sengaja purposive sampling dengan pertimbangan bahwa: 1 responden adalah penduduk dewasa yang sekurang-kurangnya telah menetap selama 3 tahun dan, 2 penduduk yang memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut di pulau Matakus. Penduduk dewasa dalam hal adalah yang bersangkutan telah matang mengambil keputusan dan berpikir secara positif dalam mengambil tindakan dan diharapkan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Responden terdiri atas tokoh masyarakat, tokoh agama, nelayan, petani, pedagang, pemilik guesthouse, dan angkatan muda. 32 Penentuan jumlah responden sampel dari populasi dimaksud menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Slovin, 1960 yang di acu dalam Sevilla et al., 1993 yaitu: n = N 1 + Ne 2 dimana, n : ukuran sampel N : ukuran populasi masyarakat Matakus e : persentase ketidaktelitian karena pengambilan contoh 10 Jumlah kepala keluarga di Pulau Matakus pada tahun 2007-2008 tercatat sebanyak 97 KK Kabupaten MTB, 2008, sehingga berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dan persentase ketidaktelitian 10, diperoleh jumlah sampel sebanyak 50 KK. Pemilihan sampel responden dari unsur wisatawan dilakukan secara accidental sampling, yaitu sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada di lokasi penelitian dan bersedia menjadi responden sedangkan pemilihan responden dari unsur Pemerintah Daerah dilakukan secara sengaja purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden adalah individu atau lembaga yang berperan dalam pengambilan kebijakan sehubungan dengan pengelolaan Pulau Matakus baik langsung maupun tidak langsung. Responden yang diperlukan terdiri atas para pejabat atau staf yang berasal dari BAPPEDA, Dinas Pariwisata, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kehutanan dan Pertanian, dan Dinas Perhubungan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. 3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Analisis Kondisi Terumbu Karang