Penentuan Titik Sample dan Pengambilan Sample Air

46 Tabel 10 Karakteristik stasiun dan pemberian kode stasiun penelitian No Lokasi Kode Lokasi Stasiun Kode Karakteristik Stasiun Kualitas Air Kualitas Sedimen 1 Tanjung Tembing TTB 1 A1 S1 Stasiun ini berada pada point source pencemaran antropogenik di wilayah dermaga Sepanjang Dusun Tanjung Tembing 2 A2 S2 Berada pada ekosistem mangrove dan berada di lingkungan pemukiman penduduk namun tidak ditemukan aliran air dari point source 3 A3 S3 Berada pada lingkungan perairan pantai di luar ekosistem mangrove 2 Panamparan PNP 1 A4 S4 Stasiun ini berada pada point source pencemaran antropogenik di Dusun Panamparan 2 A5 S5 Berada pada ekosistem mangrove dan berada di lingkungan pemukiman penduduk namun tidak ditemukan aliran air dari point source 3 A6 S6 Berada pada lingkungan perairan pantai di luar ekosistem mangrove 3 Pajan Barat PJB 1 A7 S7 Stasiun ini berada pada point source pencemaran antropogenik di Dusun Pajan barat 2 A8 S8 Titik ini berada di ekosistem mangrove dengan kerapatan yang tinggi 3 A9 S9 Titik ini berada pada sisi luar dan berada pada perairan dimana berada pada batas terluar ekosistem mangrove 4 Tanjung Kiaok TJK 1 A10 S10 Merupakan titik yang berada pada point source pencemaran antropogenik di Desa Tanjung Kiaok 2 A11 S11 Titik ini tepat berada pada ekosistem mangrove berada dan ditemukan saluran air menuju laut karena sangat berdekatan 3 A12 S12 Titik ini berada pada sisi luar dan berada pada perairan dimana berada pada batas terluar ekosistem mangrove 5 Pajan Barat 2 PB2 1 A13 S13 Tepat berada di ekosistem mangrove dimana karakteristiknya hampir tidak dipengaruhi oleh masukan pencemar dari daratan 6 Sepanjang SPJ 1 A14 S14 Berada pada lokasi dimana tidak ditemukan ekosistem mangrove dengan karakteristik substrat berpasir dan tidak ditemukan masukan bahan pencemar ke laut Keterangan : = tidak dilakukan sampling 47

3.2.2.4 Pengambilan Sample Makrozoobenthos

Pengambilan sample makrozoobenthos dilakukan pada stasiun yang sama dengan pengamatan sedimen sebagaimana Gambar 7 dan Tabel 10. Pengambilan contoh makrozoobenthos ini dilakukan dengan menggunakan transek 1 x 1 m 2 yang dilakukan pada permukaan sedimen. Setelah penebaran transek kuadrat tersebut sedimen di saring untuk diambil biotanya. Sample biota yang didapatkan tersebut selanjutnya diawetkan dengan menggunakan formalin 10 kemudian dilakukan identifikasi di laboratorium.

3.2.2.5 Pengamatan Ekosistem Mangrove

Prosedur pengamatan untuk ekosistem mangrove pada penelitian ini menggunakan metode yang ditentukan oleh Bengen 2002. a. Pada setiap stasiun pengamatan, ditetapkan transek-transek garis dari arah laut ke arah darat tegak lurus garis pantai sepanjang zonasi hutan mangrove yang terjadi di daerah intertidal. b. Pada setiap zona hutan mangrove yang berada disepanjang transek garis, diletakkan secara sistematik petak-petak contoh plot berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 m x 10 m sebanyak paling kurang 3 tiga petak contoh plot. c. Pada setiap petak contoh plot yang telah ditentukan, dihitung jumlah individu setiap jenis, dan diukur lingkar batang setiap mangrove pada setinggi dada sekitar 1.3 m. d. Apabila belum diketahui nama jenis tumbuhan mangrove yang ditemukan, maka dipotong bagian ranting lengkap dengan daunnya, dan bila mungkin bunga dan buahnya. f. Pada setiap zona sepanjang transek garis, diukur parameter lingkungan yang ditentukan suhu air, salinitas dan pH g. Pada setiap petak contoh plot amati dan dicatat tipe subtrat lumpur, lempung, pasir, dan sebagainya. Metode peletakan plot transek di masing-masing stasiun ditampilkan dalam Gambar 7.