37 Tabel 8 Perbandingan umum ciri-ciri umum pulau oseanik pulau kecil, pulau
kontinental dan benua
PULAU OSEANIK PULAU KONTINENTAL
BENUA Karakteristik Geografis
Jauh dari benua Dikelilingi oleh laut luas
Area daratan kecil Suhu udara stabil
Iklim sering berbeda dengan pulau continental terdekat
Dekat dengan benua Dikelilingi sebagian
oleh laut yang sempit Area daratan besar
Suhu agak bervariasi Iklim mirip benua
terdekat Area daratan sangat besar
Suhu udara bervariasi Iklim musiman
Karakteristik Geologi
Umumnya karang atau vulkanik
Sedikit mineral penting Tanahnya porouspermeabel
Sedimen atau metamorphosis
Beberapa mineral penting
Beragam tanahnya Sedimen atau
metamorphosis Beberapa mineral penting
Beragam tanahnya
Karakteristik Biologi
Keanekaragaman hayati rendah
Pergantian spesies cukup tinggi
Tingginya pemijahan massal hewan laut bertulang
belakang Keanekaragaman
hayati sedang Pergantian spesies agak
rendah Seringnya pemijahan
misal hewan laut bertulang belakang
Keanekaragaman hayati tinggi
Pergantian spesies biasanya rendah
Sedikit pemijahan missal hewan laut bertulang
belakang
Karakteristik Ekonomi
Sedikit sumberdaya daratan Sumberdaya laut lebih
penting Jauh dari pasar
Sumberdaya daratan agak luas
Sumberdaya laut lebih penting
Lebih dekat pasar Sumberdaya daratan luas
Sumberdaya laut sering tidak penting
Pasar relatif mudah
Sumber : Salm et al. 2000 in Bengen dan Retraubun 2006
38
39
3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret dan April 2011 yang terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama, eksplorasi dan pengambilan data lapang yang
dilakukan pada Bulan Maret sampai dengan April di Pulau Sepanjang, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep Madura. Pertimbangan pengambilan lokasi di
Pulau Sepanjang dikarenakan pulau tersebut memiliki luas 72,11 km
2
dengan luas mangrove + 3000 Ha. Menurut Suharjono dan Rugayah 2007 kawasan
mangrove tersebut memiliki keanekaragaman spesies mangrove yang tinggi 36 spesies mangrove dimana 23 spesies diantaranya merupakan spesies langka
menurut IUCN Lampiran 1. Selain itu pulau ini hanya memiliki sumber pencemaran dari limbah penduduk dan tidak adanya industri sehingga sangat
sesuai untuk dilakukan penelitian ini. Adapun peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 5, dan kerangka penelitian pada Gambar 6. Tahap kedua penelitian ini
adalah analisis laboratorium, dimana analisis fisika kimia air dan sedimen dilakukan di Laboratorium Teknik Lingkungan ITS; analisis makrozoobentos
dilakukan di Laboratorium Ekologi FMIPA ITS; dan analisis fraksi sedimen dilakukan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur Departemen Budidaya
Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB pada bulan April 2011.
40
Gambar 5 Peta lokasi penelitian
41
Ekostruktur
Karakteristik Lingkungan Pulau Sepanjang
Ekosistem Mangrove
Analisis Kualitas Air Analisis N, P
Analisis Detergen
Kep Men LH No 51 Tahun 2004 Sumber Pencemaran
- Alami - Antropogenik
Kapasitas Asimilasi Ekosistem Mangrove Pulau Sepanjang
INP H’, E, D
Luasan Analisis Citra,
Studi Literatur SIG
KBP KBM Tidak Tercemar
KBP KBM Tercemar
Efektifitas Ekosistem Mangrove sebagai
Pengendali Pencemaran Beban Pencemar
Identifikasi Jenis
Analisis Makrozoobentos
Keterangan : KBP = Konsentrasi beban pencemar
KBM = Konsentrasi baku mutu
Gambar 6 Kerangka penelitian