25 menghalangi penetrasi sinar matahari yang secara langsung akan menghambat
proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton sehingga berakibat berkurangnya pasokan oksigen. Kedua secara langsung kandungan TSS yang
tinggi dapat mengganggu biota Effendi, 2003. Nybakken 1992 menambahkan bahwa semakin tinggi nilai TSS maka dapat mangakibatkan penurunan kedalaman
eufotik yang menyebabkan semakin berkurang pula perairan produktif.
2.3.2 Kebutuhan Oksigen Biokimia dan Kimiawi BOD
5
Bahan organik yang mengalir pada saluran air sangat sulit untuk dipisahkan sesuai dengan yang ditujukan. Hal tersebut dikarenakan limbah
tersebut langsung tercampur dengan segala bahan yang ada pada saluran tersebut. Oleh karena itu tidak ada tes khusus yang menyediakan pengukuran secara
spesifik. Namun demikian terdapat 3 cara pengukuran yang pada umumnya digunakan untuk memperkirakan kandungan bahan organik di perairan. Effendi,
2003 menyatakan bahwa tiga cara tersebut adalah dengan memperkirakan Biological Oxygen Demand
BOD, Chemical Oxygen Demand COD dan Total Organik Carbon
TOC. BOD merupakan jumlah oksigen yang didigunakan dalam proses biokimia
bahan organik oleh organisme yang terdapat dalam air, pada keadaan aerobik yang diinkubasi pada suhu 20
C selam 5 hari BOD
5
APHA, 2005. Pengukuran dengan dilakukan inkubasi selama 5 hari ditujukan untuk meminimalkan oksidasi
amonia yang juga mengkonsumsi oksigen. Proses oksidasi amonia nitrifikasi berlangsung pada hari ke 8-10, sehingga dengan masa inkubasi 5 hari
diperkirakan 70-80 bahan organik telah mengalami oksidasi Effendi, 2003. Nilai BOD
5
di suatu perairan dapat dijadikan petunjuk dalam menentukan tingkat pencemaran bahan organik suatu perairan Tabel 4.
Tabel 4 Kriteria tingkat pencemaran perairan berdasarkan konsentrasi BOD
5
Konsentrasi BOD
5
ppm Tingkat Pencemaran
2.90 Tidak Tercemar
3.00 - 5.00 Tercemar Ringan
5.10 – 14.90
Tercemar Sedang 15.00
Tercemar Berat Sumber : Lee et al. 1978 in Rafni 2004
26
2.3.3 Unsur Nitrogen NH
3
, NO
2
, NO
3
Diantara dissolved nutrient yang ada, nitrogen merupakan penyebab utama terjadinya eutrofikasi Elser et al., 1990 in
González-Alcaraz et al., 2010 .
Nitrogen dan senyawanya tersebar sebanyak 78 di atmosfer bumi Effendi, 2003. Meskipun dalam jumlah yang melimpah, namun demikian tidak bisa
dimanfaatkan secara langsung oleh organisme Dugan, 1972 in Effendi, 2003. Nitrogen harus mengalami fiksasi terlebih dahulu menjadi NH
3
amonia, NH
4
amonium, NO
3
nitrat. Fiksasi nitrogen atmosfer oleh akar yang berasosiasi dengan bakteri merupakan sumber nitrogen yang penting bagi tumbuhan darat
Hogarth, 2007. Nitrogen diperairan dibedakan menjadi dua yaitu nitrogen anorganik yang
terdiri dari amonia NH
3
, amonium NH
4
, nitrit NO
2 ,
nitrat NO
3
, dan molekol nitrogen N
2
dalam bentuk gas. Sedangkan dalam bentuk organik berupa protein, asam amino dan urea. Bentuk-bentuk nitrogen tersebut mengalami transformasi
baik dengan melibatkan atau tidak melibatkan makrobiologi maupun mikrobiologi sebagai bagian dari siklus nitrogen.
Nasib nitrogen di lahan basah meliputi : 1 rilis ke air pasang dan diekspor ke lingkungan air sekitarnya; 2 adsorpsi ke partikel sedimen, 3
penyerapan dan asimilasi oleh tanaman termasuk makroalga dan plankton, dan 4 konversi mikroba, khususnya dalam proses nitrifikasi dan denitrifikasi Tam et
al., 2009. Nitrifikasi adalah proses aerobik yang mengoksidasi NH
4 +
menjadi NO
3 -
, Sedangkan denitrifikasi adalah proses heterotrofik anoxic yang mereduksi NO
3 -
menjadi gas N
2
ke atmosfer. Proses Nitrifikasi dan denitrifikasi diyakini menjadi mekanisme penting dan dalam jangka panjang, khususnya untuk loading
nitrogen tingkat tinggi Ullah and Faulkner, 2006. Adapun proses tersebut yang terjadi pada ekosistem mangrove untuk lebih jelasnya ditampilkan pada Gambar
4.