Penentuan Titik Sample dan Pengambilan Sample Sedimen

47

3.2.2.4 Pengambilan Sample Makrozoobenthos

Pengambilan sample makrozoobenthos dilakukan pada stasiun yang sama dengan pengamatan sedimen sebagaimana Gambar 7 dan Tabel 10. Pengambilan contoh makrozoobenthos ini dilakukan dengan menggunakan transek 1 x 1 m 2 yang dilakukan pada permukaan sedimen. Setelah penebaran transek kuadrat tersebut sedimen di saring untuk diambil biotanya. Sample biota yang didapatkan tersebut selanjutnya diawetkan dengan menggunakan formalin 10 kemudian dilakukan identifikasi di laboratorium.

3.2.2.5 Pengamatan Ekosistem Mangrove

Prosedur pengamatan untuk ekosistem mangrove pada penelitian ini menggunakan metode yang ditentukan oleh Bengen 2002. a. Pada setiap stasiun pengamatan, ditetapkan transek-transek garis dari arah laut ke arah darat tegak lurus garis pantai sepanjang zonasi hutan mangrove yang terjadi di daerah intertidal. b. Pada setiap zona hutan mangrove yang berada disepanjang transek garis, diletakkan secara sistematik petak-petak contoh plot berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 m x 10 m sebanyak paling kurang 3 tiga petak contoh plot. c. Pada setiap petak contoh plot yang telah ditentukan, dihitung jumlah individu setiap jenis, dan diukur lingkar batang setiap mangrove pada setinggi dada sekitar 1.3 m. d. Apabila belum diketahui nama jenis tumbuhan mangrove yang ditemukan, maka dipotong bagian ranting lengkap dengan daunnya, dan bila mungkin bunga dan buahnya. f. Pada setiap zona sepanjang transek garis, diukur parameter lingkungan yang ditentukan suhu air, salinitas dan pH g. Pada setiap petak contoh plot amati dan dicatat tipe subtrat lumpur, lempung, pasir, dan sebagainya. Metode peletakan plot transek di masing-masing stasiun ditampilkan dalam Gambar 7. 48

3.2.2.6 Teknik Pengukuran Debit Sungai

Debit air dinyatakan sebagai volume dimana air mengalir pada satuan waktu tertentu, namun pada umumnya dinyatakan dengan m 3 detik. Pengukuran debit air sungai dilakukan dengan mengukur lebar sungai dan kecepatan arus. Untuk lebar sungai diukur dengan menggunakan rol meter dan tali sedangkan kedalaman sungai diukur dengan menggunakan tongkat skala. Adapun kecepatan arus diukur diukur dengan menggunakan drift pole. Pengukuran debit air pada penelitian ini dilakukan pada 3 titik pada masing-masing stasiun penelitian. Adapun ilustrasi dari pengukuran tersebut disajikan pada Gambar 9. Gambar 9 Ilustrasi penampang trapesium untuk mengukur debit air Dengan meningkatnya debit air, kadar bahan-bahan alam yang terlarut ke suatu badan air akibat erosi meningkat secara eksponensial Effendi, 2003, namun konsentrasi bahan-bahan antropogenik yang memasuki badan air tersebut mengalami penurunan karena terjadi proses pengenceran. Menurut Jeffries dan Mills, 1996 in Effendi, 2003 perhitungan debit air dapat ditentukan dengan menggunakan formula berikut : D = V x A Keterangan : D : debit air m 3 detik V : kecepatan arus mdetik A : luas penampang saluran air m 2 Lebar Permukaan Lebar Dasar Lebar Tengah 49

3.3 Analisis Data

3.3.1 Kondisi Mangrove

3.3.1.1 Indeks Nilai Penting

Indeks Nilai Penting INP adalah nilai yang menandakan baik buruknya kondisi suatu ekosistem di suatu lokasi. Proses penghitungan INP adalah sebagai berikut Bengen, 2002 :  Kerapatan kepadatan jenis D i Kerapatan jenis D i merupakan jumlah tegakan jenis ke-i dalam suatu unit area. Penentuan kerapatan jenis melalui rumus : D i = � � Keterangan : D i : kerapatan jenis ke-i n i : jumlah total individu ke-i A : luas total area pengambilan contoh  Kerapatan kepadatan relatif RD i Kerapatan Relatif RD i merupakan perbandingan antara jumlah jenis tegakan ke-i dengan total tegakan seluruh jenis. Penentuan kerapatan relatif RD i menggunakan rumus : RD i = n i ∑n X 100 Keterangan : RD i : kerapatan relatif n i : jumlah total individu ke-i ∑n : total tegakan seluruh jenis  Frekuensi Jenis F i Frekuensi jenis F i yaitu peluang ditemukannya suatu jenis ke-i dalam semua petak contoh dibandingkan dengan jumlah total petak contoh yang dibuat. Untuk menghitung frekuensi jenis F i digunakan rumus : F i = p i ∑F Keterangan : F i : frekuensi jenis ke-i p i : jumlah petak contoh dimana ditemukan jenis ke-i ∑F : jumlah total petak contoh yang dibuat