Metode Pengolahan Data Risiko Produksi dan Perilaku Penawaran Bawang Merah di Kabupaten Brebes

3. Bulakamba a. Luwungragi 3 b. Banjaratma 3 4. Larangan a. Kedungbokor 7 b. Larangan 7 Total 45

4.3 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif dengan menggunakan sampel pada objek penelitian. Metode deskriptif yang digunakan adalah untuk menjelaskan gambaran mengenai objek penelitian yang diteliti. Penggunaan metode sampling pada penelitian ini dilakukan karena jumlah populasi yang diamati sangat besar dan sifat objek penelitian yang relatif homogen. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sejumlah petani sebagai berdasarkan rumus solvin dari total populasi petani bawang merah di empat kecamatan yang diteliti.

4.4 Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara dengan petani bawang merah di lokasi penenlitian. Sementara data sekunder diperoleh dari Pasar Induk Kramat Jati PIKJ, Departemen Pertanian, Direktorat tanaman Hortikultura, Pemerintah Kabupaten Brebes, BPS, dan literatur serta beberapa penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan bagi penelitian ini.

4.4 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 13. Microsoft excel, dan kalkulator. Adapun metode analisis yang digunakan meliputi analisis risiko, dan analisis regresi linier berganda. Dalam penelitian ini data yang digunakan bersifat determinan atau non-stokastik dan merupakan data rasio.

4.4.1 Analisis Risiko Produksi

Analisis risiko dilakukan dengan melihat penyimpangan yang terjadi antara nilai yang diharapkan dengan nilai yang terjadi. Untuk menilai tingkat risiko tersebut beberapa ukuran yang digunakan yaitu nilai variance, standard deviation, dan coefficient variation. Nilai variance menunjukkan adanya penyimpangan, standard deviation diperoleh dari nilai kuadrat nilai variance, dan coefficient variation diperoleh dari rasio standard deviation dengan nilai yang diukur Elton dan Gruber 1995. Dalam menganalisis risiko produksi dilakukan analisis mengenai faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh petani. Dalam hal ini, faktor eksternal yang dimaksud adalah faktor iklim dan cuaca, peristiwa alam seperti bencana alam yang mempengaruhi produksi, dan serangan hama penyakit. Analisis terhadap faktor eksternal ini dilakukan dengan melihat dari seberapa besar kemungkinan terjadinya probabilitas kejadian dari faktor-faktor eksternal yang dianalisis dan seberapa besar kerugian yang disebabkannya. Semakin besar probabilitas kejadian eksternal yang merugikan maka semakin besar pula tingkat risiko yang mungkin dihadapi oleh petani. Pengukuran probabilitas pada setiap kejadian diperoleh dari frekuensi setiap kejadian yang dibagi dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Secara matematis, pengukuran probabilitas tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : = Keterangan : f = frekuensi kejadian T = periode waktu proses produksi

4.4.1.1 Expected Value Produksi

Dalam menentukan seberapa besar output produksi yang diharapkan dilakukan dengan penjumlahan dari setiap probabilitas dikalikan dengan tingkat output produksinya. Penentuan estimasi produksi tersebut dapat dirumuskan sebagaimana berikut : E Q = pi Qi dimana : E Q = output produksi yang diharapkan Pi = probabilitas ke-i Qi = output produksi i = kondisi tertinggi, normal, terendah

4.4.1.2 Standard deviation

Standard deviation dari output produksi menggambarkan perbedaan atau selisih antara output produksi dengan output yang diharapkan. Semakin besar nilai standard deviation maka semakin besar pula tingkat risiko yang dihadapi dalam kegiatan produksi. Secara matematis, standard deviation dari output produksi dapat dituliskan sebagai berikut : ∂Q = √ σ i 2 dimana : ∂Q : Standard deviation σ i 2 : Variance

4.4.1.3 Coefficient variation

Coefficient variation dari output diukur dari rasio standard deviation dari output dengan output yang diharapkan. Semakin kecil coefficient variation maka semakin rendah risiko yang dihadapi. Secara matematis, coefficient variation dapat dituliskan sebagai berikut : = ⁄ dimana CV : Coefficient variation : Standard deviation : Expected value

4.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis perilaku penawaran bawang merah di Kabupaten Brebes. Sebagaimana teori penawaran bahwa suplai atau penawaran suatu komoditas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu teknologi, harga input, harga produk yang lain, jumlah produsen, dan harapan produsen terhadap harga produksi di masa mendatang. Maka faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran bawang merah yang digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini meliputi: 1. Harga bawang merah 2. Nilai variance harga bawang merah 3. Harga bibit bawang merah 4. Nilai variance harga bibit bawang merah 5. Harga pupuk Urea 6. Harga pupuk TSP 7. Harga pupuk KCl 8. Harga pupuk NPK 9. Biaya obat-obatan 10. Nilai ekspektasi produksi 11. Nilai variance produktivitas bawang merah Selanjutnya setelah ditentukan variabel independen kemudian disusun suatu model untuk menduga hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan dengan analisis regresi linier. Secara matematis model tersebut dapat ditulis seperti berikut: Y = f X 1 , X 2 , ...., X n Y = a + a 1 X 1 +a 2 X 2 + .... +a n X n +e dimana: Y = produksi bawang merah di kabupaten Brebes a = koefisien intersep a n = parameter peubah ke-n, dimana n=1,2,...,11, dengan hipotesis : a 1 ,a 12 a 2 ,a 3 ,a 4 ,a 5 ,a 6 ,a 7 ,a 8 ,a 9 ,a 10 ,a 11 X 1 = harga bawang merah X 2 = variasi harga bawang merah X 3 = harga bibit bawang merah X 4 = variasi harga bibit bawang merah X 5 = harga pupuk urea X 6 = harga pupuk NPK X 7 = harga pupuk TSP X 8 = harga pupuk KCl X 9 = biaya obat-obatan X 10 = nilai expected value X 11 = variasi produksi e = unsur galat eror Model regresi yang digunakan diduga dengan menggunakan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square OLS yang didasarkan pada asumsi- asumsi berikut Juanda 2008. 1. Nilai rata-rata kesalahan pengganggu sama dengan nol, yaitu E e i = 0, untuk i = 1,2,......n 2. Varian e j = E e j = σ , sama untuk semua kesalahan pengganggu asumsi homoskedasititas 3. Tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu berarti covarian e i ,e j = 0, i ≠ j 4. Variabel bebas X 1 , X 2, ........, X n konstan dalam sampling yang terulang dan bebas terhadap kesalahan pengganggu, E X i , e i = 0 5. Tidak ada kolinearitas ganda diantara variabel bebas X 6. E i ≈ N 0 ; σ , artinya kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal dengan rata-rata nol dengan varian σ

4.4.2.1 Pengujian terhadap Model Penduga

Pengujian terhadap model penduga ini digunakan untuk mengetahui apakah model penduga tersebut sudah tepat dalam menduga parameter dan fungsi. Adapaun hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : a 1 = a 2 = .... = a 5 = 0 H 1 : minimal ada satu a n ≠ 0 dan uji statistik yang digunakan adalah uji F, dimana F-hitung secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: − ℎ = R k − 1 1 − − ⁄ dimana: R 2 = koefisien determinasi k = jumlah parameter n = jumlah pengamatan contoh dengan kriteria uji yang digunakan adalah: − Apabila F-hitung F-tabel k-1, n-k maka tolak H − Apabila F-hitung F-Tabel k-1, n-k maka terima H Apabila H ditolak maka berarti paling sedikit terdapat satu variabel independen X yang digunakan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga model yang digunakan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan variabel dependen Y. Sebaliknya, apabila H diterima, maka tidak ada variabel independen yang digunakan berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan dan model yang digunakan tidak dapat digunakan untuk memperkirakan variabel dependen Y. Untuk melihat sejauh mana variasi variabel dependen Y dijelaskan oleh variabel independen X dapat dilihat dari besarnya nilai koefisein determinasi R 2 . Secara matematis, koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut: = 1 − = dimana: SST = jumlah kuadrat total SSE = jumlah kuadrat galateror SSR = jumlah kuadrat regresi Nilai R 2 bergerak antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R 2 ≤ 1. Apabila R 2 sama dengan satu berarti bahwa sumbangan variabel independen secara bersama- sama terhadap variasi variabel dependen adalah seratus persen. Hal ini berarti bahwa seluruh variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh model Gujarati 2003.

4.4.2.2 Pengujian terhadap Koefisien Regresi

Tujuan pengujian terhadap koefisien regresi adalah untuk mengetahui apakah setiap variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Secara statistik, pengujian terhadap koefisien regresi ini dilakukan dengan melihat nilai t-hitung. Apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel atau P-value lebih kecil dari α P-valueα, berarti variabel independen yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Begitu pula sebaliknya Gujarati 2003. Adapaun hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : b n = 0 H 1 : b n ; n = 1,2,...,5 dan uji statistik yang digunakan adalah uji t, dimana t-hitung secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: − ℎ = dengan kriteria uji yang digunakan adalah: − Apabila t-hitung t-tabel α, n-k maka tolak H − Apabila t-hitung t-Tabel α, n-k maka terima H Jika H ditolak, artinya variabel X n berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y. Sebaliknya, jika H diterima maka variabel independen X n tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen Y. 4.4.3.3 Pengujian terhadap asumsi Untuk mendapatkan model regresi linier yang baik maka perlu dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi yang diperlukan, yaitu meliputi non- multicollienearity, homoscedasticity, dan non-autocorrelation. Non- multicollineraity didekati dari nilai VIF dari masing-maing variabel. Secara praktis, adanya indikasi multicollinearity terjadi apabila nilai VIF ≥ 30. Sementara autocorrelation dapat dilihat dari nilai statistik dari uji Durbin Watson. Nilai statistik Durbin Watson berada pada kisaran 0-4, dan jika nilainya mendekati dua maka menunjukkan tidak ada autokorelasi pada orde kesatu. Adapun homoscedasticity dapat dilihat dengan uji Goldfeld-Quandt, uji Breusch-Pagan, dan uji White Juanda 2008.

4.5 Definisi Operasional