Kajian Risiko Bisnis Risiko Produksi dan Perilaku Penawaran Bawang Merah di Kabupaten Brebes

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Risiko Bisnis

Marsaulina 2006 dalam penelitiannya mengenai analisis pengelolaan risiko kredit nasabah kupedes pada BRI unit Desa cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, menyatakan bahwa nilai NPL Non Performing Loan dari sektor pertanian adalah sebesar 1,38, sektor perdagangan sebesar 2,31 dan lainnya sebesar 0,23. Nilai ini menunjukkan bahwa sektor pertanian dan perdagangan memiliki risiko yang cukup kecil. Oleh karena itu, sektor Usaha Kecil Menengah UKM pada kedua bidang ini layak untuk dikembangkan. Robi’ah 2006 melakukan penelitian mengenai manajemen risiko usaha peternakan broiler dengan studi kasus di Sunan Kudus Farm SKF di Ciampea Kabupaten Bogor. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 deskriptif dengan analisis kualitatif untuk mengetahui manajemen risiko usaha peternakan broiler di Sunan Kudus Farm dan 2 eksplorasi dengan menggunakan a analisis risiko nilai tengah, standar deviasi, koefisien variasi dan batas bawah pendapatan b analisis keputusan berisiko dengan bantuan diagram keputusan decision tree untuk mengetahui expected value yang akan didapatkan Sunan Kudus Farm dalam rangka pengambilan keputusan. Dalam penelitiannya tersebut disimpulkan bahwa manajemen risiko belum berjalan dengan baik terutama pada aspek produksi. Hasil analisis risiko menunjukkan bahwa SKF akan menghadapi risiko kerugian sebesar Rp. 47.629.868,52 standar deviasi atau sebesar 1,3 koefisien variasi lebih besar dari nilai tengahnya dan SKF tidak akan mengalami kerugian lebih besar dari Rp. 58.512.349,12. Analisis keputusan berisiko menunjukkan bahwa pada periode lebaran expected value menambah populasi lebih besar dari tidak menambah populasi. Sedangkan pada periode tahun ajaran baru expected value mengurangi populasi lebih kecil daripada expected value tidak mengurangi populasi. Fariyanti 2008 meneliti mengenai perilaku ekonomi rumah tangga petani sayuran dalam menghadapi risiko produksi dan harga produk di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Analisis risiko produksi dilakukan dengan menggunakan model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity GARCH, sedangkan analisis perilaku ekonomi rumah tangga petani sayuran digunakan model persamaan simultan. Adapun komoditas yang diteliti adalah kentang dan kubis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko produksi kentang maupun kubis dipengaruhi secara nyata oleh risiko produksi pada musim sebelumnya. Risiko produksi pada kentang lebih tinggi dibandingkan dengan kubis, tetapi sebaliknya risiko harga pada kentang lebih rendah dari pada kubis. Diversifikasi usahatani kentang dan kubis mempunyai risiko produksi portofolio leih rendah dibandingkan spesialisasi kentang atau kubis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku ekonomi rumah tangga petani sayuran dalam pengambilan keputusan produksi akibat risiko produksi dan harga produk adalah dengan mengurangi penggunaan lahan, benih, pupuk, obat- obatan, dan tenaga kerja. Sementara strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi yaitu dengan penggunaan benih yang tahan terhadap kekeringan dan hama penyakit, pengembangan teknologi irigasi dan diversifikasi kegiatan usahatani maupun luar usahatani. Adapun strategi untuk mengatasi harga produk diperlukan penyediaan sarana dan prasarana penyimpanan secara berkelompok pada tingkat petani, pengembangan sistem contract farming dan kelembagaan pemasaran. Tarigan 2009 melakukan penelitian mengenai analisis risiko produksi sayuran organik pada Permata Hati Organic Farm di Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko produksi pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi yang dilakukan oleh Permata Hati Organic Farm serta menganalisis alternatif penanganan risiko produksi dalam menjalankan usaha sayuran organik. Analisis risiko yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan variance, standard deviation, dan coefficient variation pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Komoditas yang diteliti pada kegiatan spesialisasi meliputi brokoli, bayam hijau, tomat, dan cabai keriting. Sementara pada kegiatan portofolio komoditas yang dianalisis adalah tomat dengan bayam hijau, dan cabai keriting dengan brokoli. Analisis risiko produksi dilakukan dengan berdasarkan nilai produktivitas dan pendapatan bersih perusahaan dari kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pada analisis spesialisasi risiko produksi berdasarkan produktivitas pada brokoli, bayam hijau, tomat dan cabai keriting, risiko tertinggi dari keempat komoditas tersebut adalah bayam hijau. Sementara berdasarkan pendapatan bersih pada brokoli, bayam hijau, tomat dan cabai keriting, risiko tertinggi dimiliki oleh komoditas cabai keriting. Analisis risiko yang dilakukan pada kegiatan portofolio menunjukkan bahwa kegiatan diversifikasi dapat meminimalkan risiko.

2.2 Aspek Usahatani Bawang Merah