Definisi Operasional Risiko Produksi dan Perilaku Penawaran Bawang Merah di Kabupaten Brebes

Untuk mendapatkan model regresi linier yang baik maka perlu dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi yang diperlukan, yaitu meliputi non- multicollienearity, homoscedasticity, dan non-autocorrelation. Non- multicollineraity didekati dari nilai VIF dari masing-maing variabel. Secara praktis, adanya indikasi multicollinearity terjadi apabila nilai VIF ≥ 30. Sementara autocorrelation dapat dilihat dari nilai statistik dari uji Durbin Watson. Nilai statistik Durbin Watson berada pada kisaran 0-4, dan jika nilainya mendekati dua maka menunjukkan tidak ada autokorelasi pada orde kesatu. Adapun homoscedasticity dapat dilihat dengan uji Goldfeld-Quandt, uji Breusch-Pagan, dan uji White Juanda 2008.

4.5 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan beberapa definisi yang melandasi ruang lingkup penelitian, yaitu : 1. Penawaran bawang merah dalam penelitian ini didefinisikan sebagai jumlah bawang merah yang diproduksi dengan asumsi bahwa jumlah yang diproduksi merupakan jumlah yang dipasok 2. Peluang P meruapakan frekuensi kejadian setiap kondisi dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung 3. Expected value adalah jumlah dari produktivitas yang diharapkan 4. Variance value merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari nilai produktivitas produksi per hektar dengan expected value dikalikan peluang dari setiap kejadian 5. Standard deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance 6. Coefficient variation diukur dari rasio standard deviation dengan expected value 7. Rogolan adalah bawang merah yang sudah terlepas dari rumpunnya sehingga terpisah sendiri 8. Brondol adalah bawang merah yang masih berada dalam satu rumpun akar V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Karakteristik Wilayah

5.1.1 Kondisi Geografis dan Potensi Alam

Kabupaten Brebes merupakan salah satu daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah. Letaknya berada di sepanjang pantai utara Laut Jawa dan memanjang ke selatan berbatasan dengan wilayah Karisidenan Banyumas. Di sebelah timur, Kabupaten Brebes berbatasan dengan Kota dan Kabupaten Tegal, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Brebes terletak diantara 6 44’ 7 21’ Lintang selatan dan antara 108 41’ 109 11’ Bujur Timur BPS Kab. Brebes 2008. Pada tahun 2007 Kabupaten Brebes mengalami rata-rata curah hujan 2.467 mm dan rata-rata curah hujan sebesar 118 hari. Curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Jatibarang yaitu sebesar 4.559 mm, sedangkan rata-rata hari hujan terbanyak adalah 140 hari terjadi di Kecamatan Paguyangan. Secara keseluruhan, rata-rata curah hujan di Kabupaten Brebes adalah sebesar 247 mm dengan rata- rata hari hujan sebesar 12 hari. Gambaran mengenai curah hujan dan banyaknya hari hujan di Kabupaten Brebes dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 . Rata-rata Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan di Kabupaten Brebes Tahun 2007 Sumber : BPS Kabupaten Brebes 2008 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 mm hh bulan Curah hujan Kabupaten Brebes memiliki luas wilayah sebesar 1.661,17 km 2 yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 297 Desa dan Kelurahan. Menurut penggunaannya, lahan dibagi menjadi tanah sawah dan tanah kering. Pada tahun 2007 luas sawah sebesar 634,42 km 2 39,18 persen dan tanah kering sebesar 1.026,75 km 2 75,44 persen. Sebagian besar luas tanah sawah merupakan sawah berpengairan yaitu sebesar 29.731 Ha 75,44 persen, baik merupakan irigasi teknis, setengah teknis, irigasi sederhana, maupun irigasi desa. Sisanya 24,56 persen merupakan sawah tadah hujan BPS Kab. Brebes 2008.

5.1.2 Potensi Pertanian dan Komoditas Unggulan

Sebagai daerah yang memiliki potensi alam yang cukup banyak, Kabupaten Brebes memiliki beberapa komoditas unggulan mulai dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Diantara ketiga sektor tersebut, sekor yang paling unggul adalah sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari tingkat produksi dan sumbangan terhadap produk domestik regional bruto. Pada sektor pertanian, didominasi oleh tanaman pangan dan hortikultura. Sebagaimana daerah lain di Jawa Tengah tanaman pangan di Kabupaten Brebes didominasi oleh padi, sedangkan untuk palawija tidak terlalu besar tingkat produksinya. Sementara dari jenis hortikultura, komoditas yang paling diunggulakan adalah bawang merah. Bahkan Kabupaten Brebes menjadi sentra produksi bawang merah terbesar di Indonesia dibandingkan daerah-daerah yang lain. Selain bawang merah, komoditas hortikultura yang cukup penting di Kabupaten Brebes adalah kubis, kentang, dan cabe merah. Gambaran mengenai produksi beberapa komoditas unggulan Kabupaten brebes dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Produksi Komoditas Utama Pertanian Kabupaten Brebes Tahun 2005- 2007 No. Komoditas Produksi KgTahun Presentase pertumbuhan per Tahun 2005 2006 2007 2006 2007 1. Padi sawah 528.146,00 527.665,00 539.833,82 -0,09 2,3 3. Ketela pohon 27.688,00 333.409,00 29.485,00 1104,16 -91,16 4. Bawang merah 2.319.600,00 1.792.278,00 2.531.835,00 -22,73 41,26 5. Daun bawang 166.246,00 1.681.503,00 79.509,00 911,45 -95,27 7. Kentang 283.344,00 284.559,00 264.498,00 0,43 -7,05 9. Cabe besar 27.311,00 330.197,00 280.615,00 1109,02 -15,01 Sumber : BPS Kabupaten Brebes 2008 Pada sektor perkebunan, komoditas yang menjadi unggulan adalah tanaman tebu dan nilam. Nilam merupakan tanaman perkebunan dengan tingkat produksi tertinggi dibanding tanaman perkebunan yang lain yaitu mencapai 7,85 kwintal pada tahun 2007. Selain itu, beberapa komoditas perkebunan yang penting di Kabupaten Brebes meliputi kapulogo, aren, dan kopi. Akan tetapi, dalam kurun waktu dari tahun 2005-2007 tingkat produksi sebagian besar tanaman perkebunan mengalami penurunan. Gambaran mengenai produksi komoditas utama perkebunan Kabupaten Brebes dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Produksi Komoditas Utama Perkebunan Kabupaten Brebes Tahun 2005-2007 No. Komoditas Presentase Produksi 2005 2006 2007 1. Tebu 26,69 21,50 1,74 2. Kapulogo 10,56 9,27 6,13 3. Aren 5,49 3,42 4,18 4. Kopi arabika 2,68 1,36 1,64 5. Kopi robusta 6,83 4,25 4,97 6. Nilam 46,03 62,75 78,89 Sumber : BPS Kabupaten Brebes 2008 Selain sektor pertanian dan perkebunan, Kabupaten Brebes juga memiliki beberapa komoditas unggulan pada sektor peternakan. Sektor peternakan ini bahkan mampu menyumbang produk domestik regional bruto terbesar kedua setelah tanaman pangan untuk kategori sektor pertanian. Beberapa komoditas peternakan yang cukup penting di Kabupaten Brebes meliputi ayam, sapi, kerbau, kambing, domba, bebek dan itik. Diantara komoditas tersebut, ayam kampung adalah komoditas peternakan yang paling tinggi tingkat produksinya yaitu mencapai 2.950.330 ekor pada tahun 2007. Hal ini seperti ditunjukkan pada Tabel 10. Tabel 10. Produksi Komoditas Utama Peternakan Kabupaten Brebes Tahun 2005-2007 No. Komoditas Presentase Produksi 2004 2005 2006 2007 1. Kambing 2,57 2,60 2,12 2,07 2. Domba 2,88 2,93 3,16 2,91 3. Ayam ras petelur 16,64 18,14 20,65 22,42 4. Ayam ras pedaging 14,37 11,63 11,77 11,66 5. Ayam kampung 50,22 51,10 51,83 51,56 6. Itikbebek 12,81 13,11 9,99 8,91 Sumber : BPS Kabupaten Brebes 2008

5.1.3 Sosial Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Brebes pada tahun 2007 tercatat 1.743.195 jiwa, terdiri dari 869.109 jiwa penduduk laki-laki dan 874.086 jiwa penduduk perempuan. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kabupaten Brebes terus bertambah. Jika dibandingkan dengan tahun 2006, pertambahan jumlah penduduk mencapai 12.333 jiwa atau sebesar 0,71 persen. Sementara, apabila dibandingkan dengan kondisi lima tahun sebelumnya penduduk Kabupaten Brebes bertambah sebesar 28.818 jiwa. Dengan kata lain, pertumbuhan rata-rata per tahunnya sebesar 0,33 persen. Oleh karena itu, meskipun jumlah penduduk semakin bertambah tiap tahunnya, tetapi pertumbuhannya dari tahun ke tahun mempunyai kecenderungan menurun BPS Kab. Brebes 2008. Penduduk Kabupaten Brebes sebagian besar tinggal di daerah pedesaan. Akan tetapi, di Kabupaten Brebes sering terjadi perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke perkotaan atau urbanisasi. Hal ini dikarenakan peluang untuk mendapatkan pekerjaan di daerah pedesaan masih relatif kecil. Distribusi penduduk kabupaten Brebes belum tersebar secara merata. Sebaran penduduk terbesar adalah di Kecamatan Bulakamba yaitu 157.880 jiwa atau 9,06 persen, Kecamatan Brebes yaitu 155.501 jiwa atau 8,92 persen dan Kecamatan Larangan sebesar 139.374 jiwa atau 7,99 persen. Sementara sebaran penduduk paling kecil adalah di Kecamatan Salem yaitu sebanyak 27.823 jiwa atau 1,60 persen BPS Kab. Brebes, 2008. Dilihat dari jenis pekerjaannya, sebagian besar penduduk Kabupaten Brebes bekerja pada sektor pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani. Pada tahun 2007, jumlah petani di Kabupaten Brebes mencapai 304.947 orang dan buruh tani sebesar 412.916 orang. Pada peringkat kedua, jenis pekerjaan yang banyak dilakukan oleh penduduk Kabupaten Brebes adalah pada sektor perdagangan yaitu mencapai 77.410 orang. Selanjutnya, mata pencaharian penduduk Brebes yang lain meliputi buruh bangunan, buruh industri, nelayan, pengusaha, PNS, dan lainnya BPS Kab. Brebes 2008. Pada sektor pendidikan, tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Brebes masih cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang belum menuntaskan wajib belajar sembilan tahun yaitu sebesar 73,9 persen pada tahun 2007. Angka ini apabila dirinci lagi, sebanyak 32,7 persen penduduk yang tidak tamat sekolah dasar dan 41,2 persen tamat sekolah dasar. Adapun penduduk yang telah tamat SMP adalah sebesar 15 persen dan tamat SMA sebesar 9,5 persen. Sementara, jumlah penduduk yang telah menyelesakan jenjang pendidikan hingga diploma dan sarjana hanya mencapai 1,6 persen BPS Kab. Brebes 2008. Meskipun tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Brebes masih relatif rendah, tetapi dari segi infrastruktur dan sumber daya pendidikan mengalami peningkatan. Menurut data Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Brebes, pada tahun 2007 jumlah murid, guru, maupun sekolah mengalami peningkatan. Jumlah sekolah naik sebesar 0,38 persen, jumlah murid naik 5,42 persen, dan jumlah guru naik sebesar 44,22 persen. Begitu juga dengan tingkat pendidikan pra sekolah TK. Selain itu, pada tahun 2007 tercatat 160 pondok pesantren dengan jumlah santri sebesar 16.546 orang.

5.1.4 Struktur Perekonomian

Perekonomian Kabupaten Brebes utamanya ditunjang oleh sektor pertanian. Wilayah pertanian kabupaten Brebes terbentang hampir di seluruh wilayah Kabupaten Brebes dari pesisisr utara hingga pegunungan di bagian selatan. Hal ini sejalan dengan kondisi geografis kabupaten Brebes yang berada pada jalur pantai utara dan wilayah pegunungan Jawa Tengah. Sektor pertanian ini meliputi tanaman pangan, pekerbunan, peternakan dan hasilnya, kehutanan, serta perikanan. Secara umum, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Brebes dalam kurun waktu 2005 hingga 2007 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 yang meningkat dari tahun ke tahun. Niali PDRB Kabupaten Brebes pada tahun 2007 mencapai 4.769.145,46. Pada tahun 2006 laju pertumbuhan PDRB adalah sebesar 4,71 persen dan kemudian meningkat menjadi 4,79 persen pada tahun 2007. Akan tetapi, pada tahun 2007 pertumbuhan riil sektoral mengalami fluktuasi dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor industri pengolahan yaitu sebesar 10,29 persen dengan nilai kontribusi terhadap PDRB sebesar 11,03 persen BPS Kab. Brebes 2008. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa sektor pertanain merupakan sektor utama penyangga perekonomian Kabupaten Brebes. Hal ini dapat dilihat dari nilai kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Brebes yaitu sebesar 54,99 persen pada tahun 2007. Akan tetapi, meskipun sektor pertanian merupakan penyumbang PDRB terbesar, pada tahun 2007 sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang paling rendah. Laju pertumbuhan sektor pertanian ini hanya sebesar 2,99 persen. Selain sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang memberikan kontribusi terhadap PDRB cukup tinggi yaitu sebesar 20,52 persen. Adapun laju pertumbuhan sektor ini sebesar 5,09 pada tahun 2007 BPS Kab. Brebes 2008. Sebagaimana nilai PDRB Kabupten Brebes, nilai PDRB per kapita Kabupaten Brebes juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan nilai pendapatan per kapita Kabupaten Brebes. Akan tetapi, jika dibandingkan nilai pendaatan per kapita ini lebih rendah dibandingkan dengan nila PDRB per kapita. Pada tahun 2007, nilai PDRB per kapita mencapai 2.742.704,05 rupiah dan nilai pendapatan per kapita mencapai 2.409.105,81 rupiah BPS Kab. Brebes 2008.

5.1.5 Gambaran Umum Kecamatan Lokasi Penelitian

Penelitian ini mencakup empat kecamatan di Kabupaten Brebes yaitu Kecamatan Brebes, Kecamatan Wanasari, Kecamatan Bulakamba, dan Kecamatan Larangan. Keempat kecamatan tersebut merupakan daerah sentra produksi bawang merah terbesar dibandingkan kecamatan yang lain di Kabupaten Brebes. Secara geografis, Kecamatan Brebes, Wanasari, dan Bulakamba terletak di jalur pantai utara pantura, sedangkan Kecamatan Larangan berada di wilayah tengah Kabupaten Brebes. Secara umum, tidak terdapat perbedaan kondisi fisik yang cukup signifikan diantara keempat kecamatan tersebut. Terdapat satu sungai besar yaitu sungai “Pemali” yang melintasi Kecamatan Larangan hingga Kecamatan Brebes dan Wanasari. Kecamatan Larangan merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar kedua di Kabupaten Brebes setelah Kecamatan Bantarkawung yaitu sebesar 164,68 km 2 . Luas wilayah Kecamatan Larangan tersebut kurang lebih sepuluh persen dari total luas wilayah Kabupaten Brebes. Adapun Luas wilayah Kecamatan Wanasari adalah sebesar 72,26 km 2 , dan Kecamatan Brebes sebesar 82,30 km 2 serta Kecamatan Bulakamba sebesar 101,55 km 2 BPS Kab. Brebes, 2008. Jumlah penduduk Kecamatan Brebes pada tahun 2007 adalah sebesar 155.501 dengan kepadatan penduduk 1.049 jiwa per km 2 . Sementara jumlah penduduk Kecamatan Wanasari mencapai 137.404 pada tahun 2007 dengan kepadatan penduduk 1.902 jiwa per km 2 dan Kecamatan Bulakamba sebesar 157.880 dengan kepadatan 1.555 jiwa per km 2 . Adapun jumlah penduduk Kecamatan Larangan pada tahun 2007 adalah sebesar 139.374 dengan kepadatan terendah yaitu 846 jiwa per km 2 BPS Kab. Brebes, 2008. Dilihat dari struktur perekonomiannya, tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan diantara keempat kecamatan tersebut. Keempatnya didominasi oleh sektor pertanian. Jumlah petani di Kecamatan Larangan adalah terbesar dibandingkan dengan kecamatan yang lain di Kabupaten Brebes, yaitu mencapai 32.167 petani. Sementara di Kecamatan Brebes terdapat 17.094 petani, 19.192 petani di Kecamatan Wanasari, dan 29.328 petani di Kecamatan Bulakamba BPS Kab. Brebes, 2008. Dari segi sarana dan prasarana umum, keempat kecamatan tersebut memiliki sarana dan prasarana umum yang relatif memadai. Terdapat akses jalan raya yang cukup baik untuk menjangkau keempat kecamatan tersebut. 5.2 Karakteristik Responden 5.2.1 Umur Responden