IV. METODOLOGI
4.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Menurut Singarimbun 1995 survai adalah metode yang mengambil sampel dari
suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara responden menggunakan
kuesioner, informan, dan dengan observasi lingkungan. Data sekunder berasal dari a laporan kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran
Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DLHK Kota Bogor, b data potensi Kelurahan Babakan Pasar, dan c data kependudukan RT dan
RW di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
4.3 Populasi dan Contoh
Populasi penelitian ini adalah rumah tangga yang tinggal di dalam RT Rukun Tetangga
lokasi penempatan bantuan tong sampah dari DLHK Kota Bogor.
Terdapat sebanyak 940 kepala keluarga dari 9 RT yang mendapatkan bantuan. Adapun untuk RT yang mendapat bantuan adalah RT 02RW 10, RT
05RW 04, RT 01RW 04, RT 02RW 04, RT 03RW 05, RT 04RW 05, RT 02RW 08, RT 03RW 04, dan RT 01RW 08. Dari populasi tersebut diambil
contoh 30 Rumah Tangga. Pengambilan contoh dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling . Metode purposive sampling adalah metode teknik penentuan contoh
dengan cara sengaja dan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2007. Responden yang terpilih adalah responden yang bertempat tinggal dekat dengan lokasi
bantuan tong sampah DLHK. Pertimbangannya adalah tempat tinggal responden berada dekat dengan tempat sampah bantuan kegiatan, sehingga diharapkan
responden mengetahui keberadaan kegiatan.
4.4 Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan
analisis statistik. Salah satu fungsi pokok analisis statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi
yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami Singarimbun, 1989. Data yang sudah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif untuk disajikan dalam bentuk
tabel dan secara kuantitatif. Data tingkat partisipasi masyarakat yang telah diperoleh pertama-tama
dihitung menggunakan metode scoring dan ditabulasi. Setelah mengetahui jumlah akhir dari nilai tiap responden, data diurutkan dan dibuat kuartilnya. Dari quartil
tersebut tingkat partisipasi dikelompokkan ke dalam kelompok partisipasi tinggi, sedang, atau rendah.
Untuk mengetahui tingkat keterkaitan antara tingkat partisipasi dengan peubah-peubah faktor internal dan faktor eksternal dilakukan pengujian dengan
menggunakan statistik uji korelasi peringkat
Spearman. Uji korelasi peringkat
Spearman merupakan uji korelasi antara dua peubah yang sekurang-kurangnya merupakan skala ordinal. Data yang digunakan merupakan sebuah sampel yang
terdiri atas n pasangan hasil pengamatan numerik atau non numerik. Setiap pasangan hasil pengamatan berasal dari dua pengukuran terhadap obyek atau
individu yang sama Daniel, 1978 . Pada uji korelasi peringkat Spearman data sebanyak n pasangan yang
didapatkan secara acak dapat dituliskan sebagai X
1
, Y
1
, X
2
, Y
2
, ..., X
n
, Y
n
. Setiap X ditetapkan peringkatnya relatif terhadap semua nilai X lain yang
teramati, dari yang terkecil hingga terbesar. Peringkat nilai X ke-i diberi notasi RXi, dan RXi = 1 untuk nilai X teramati yang paling kecil. Setiap Y ditetapkan
peringkatnya relatif terhadap semua nilai Y lain yang teramati, dari yang terkecil hingga terbesar. Peringkat nilai Y ke-i diberi notasi RYi, dan RYi = 1 untuk
nilai Y teramati yang paling kecil. Jika di antara nilai X atau di antara nilai-nilai Y terdapat angka sama, masing-masing nilai yang sama diberi peringkat rata-rata
dari posisi-posisi yang seharusnya. Jika data terdiri atas hasil-hasil pengamatan non numerik, data tersebut harus dapat diperingkat seperti yang telah dijelaskan.
Rumus koefisien korelasi peringkat Spearman adalah sebagai berikut :
n n
d r
n i
i s
− −
=
∑
= 3
1 2
6 1
…………………. 1
keterangan : r
s
= koefisien korelasi peringkat Spearman. d
i
= selisih antara peringkat X
i
dan Y
i
yaitu RX
i
- RY
i
. n
= banyaknya pasangan data Hipotesis untuk uji korelasi peringkat Spearman:
H : r
s
= 0 tidak ada hubungan antara peubah X dan Y H
1
: r
s
≠ 0 ada hubungan antara peubah X dan Y Kaidah pengambilan keputusan dengan menggunakan taraf nyata α :
Tolak H jika Pr
s
α2 dan terima H jika Pr
s
α2 Nilai α disebut taraf nyata atau tingkat signifikansi. Nilai α biasanya
ditetapkan sebesar 0,05 atau 0,01. Jika α = 0,05 artinya 5 dari 100 kesimpulan akan menolak H
yang seharusnya diterima. Nilai α = 0,01 artinya 1 dari 100 kesimpulan akan menolak H
yang seharusnya diterima. Ukuran korelasi adalah sebagai berikut :
• 0,70 – 1,00 baik plus atau minus menunjukkan adanya hubungan yang
tinggi. •
0,40 - 0,70 baik plus atau minus menunjukkan adanya hubungan yang substansial.
• 0,20 - 0,40 baik plus atau minus menunjukkan adanya hubungan yang
rendah. •
0,20 baik plus atau minus berarti dapat diabaikan. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan jenis pekerjaan terhadap
tingkat partisipasi digunakan uji χ
2
. Uji χ
2
ini digunakan untuk menguji hipotesis pembandingan dua atau lebih kelompok contoh k kelompok yang datanya
merupakan data peubah berskala nominal. Hipotesis nol untuk uji ini ialah bahwa tidak ada perbedaan tingkat partisipasi pada setiap jenis pekerjaan yang ada.
Sedangkan hipotesis tandingannya ialah terdapat perbedaan tingkat partisipasi pada jenis pekerjaan yang ada Pada uji χ
2
ini diperlukan derajad bebas yang
besarnya sama dengan banyaknya kolom dikurangi satu dikali banyaknya baris dikurangi satu.
Rumus dasar yang digunakan untuk pengujian yaitu sebagai berikut :
……………………………… 2 dimana f
o
= frekuensi contoh yang diamati f
e
= frekuensi harapan jika H benar
Kaidah pengambilan keputusan untuk uji χ
2
ialah tolak H jika nilai χ
2
hitung lebih besar dari nilai χ
2
tabel dan terima H jika nilai χ
2
hitung lebih kecil dari nilai χ
2
tabel.
4.5 Definisi Operasional dan Pengukurannya