3. Peranan Partisipasi Masyarakat 4. Bentuk Kegiatan Partisipasi
petani menyediakan ladang namun tidak terlibat dalam percobaan atau proses belajar. Sangatlah umum untuk melihat ini sebagai sebuah
partisipasi, sebelum masyarakat tidak memiliki kepentingan dalam aktivitas perpanjangan ketika bantuan usai.
5. Partisipasi Fungsional Functional Participation. Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai
target yang berhubungan dengan proyek, dimana dapat melibatkan pembangunan atau promosi dari organisasi sosial. Pelibatan tidak menjaga
untuk mencapai pada tahap awal dari siklus proyek atau perencanaan, namun sedikit setelah keputusan besar dibuat.
6. Partisipasi Interaktif Interactive Participation. Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama, pembangunan dari
perencanaan, dan penguatan institusi lokal. Partisipasi dilihat sebagai sebuah hak, tidak hanya sebagai wacana untuk mencapai tujuan poyek.
7. Mobilisasi Diri Self Mobilitation. Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiasi mandiri dari institusi
luar untuk merubah sistem. Mereka mengembangkan hubungan dengan institusi luar untuk sumberdaya dan petunjuk-petunjuk teknis yang mereka
butuhkan, namun mengendalikan penggunaan sumberdaya. Tipe partisipasi ini mungkin akan berhadapan dengan distribusi kemakmuran
dan kekuatan yang telah ada sebelumnya.
2. 2. 3. Peranan Partisipasi Masyarakat
Partisipasi Masyarakat dirasakan sangat penting dalam sebuah program. Burns 2004 menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat sebagai berikut :
1. Partisipasi yang aktif dari penduduk lokal sangat penting untuk mengembangkan demokrasi dan akuntabilitas.
2. Partispasi masyarakat dapat menambah hubungan sosial karena masyarakat akan belajar mengenal bekerja dalam tim dan saling
memahami satu dan yang lainnya. 3. Partisipasi masyarakat menambah keefektifan pengertian, pengetahuan,
pengalaman penting masyarakat untuk proses regenerasi.
4. Partisipasi masyarakat memungkinkan lahirnya kebijakan yang relevan dengan masyarakat lokal.
5. Partisipasi masyarakat menambah nilai ekonomi baik melalui mobilisasi maupun melalui pembangunan.
6. Partisipasi masyarakat memberikan peluang bagi penduduk untuk mengembangkan kemampuan dan jejaring yang sangat dibutuhkan dalam
pembangunan. 7. Partisipasi masyarakat dapat menghasilkan keberlanjutan, karena pada
anggota masyarakat tersebut akan timbul rasa memiliki terhadap lingkungannya dan dapat meningkatkan kepercayaan diri serta
kemampuan untuk melanjutkan pembangunan ketika tidak ada lagi sumberdaya tambahan.
2. 2. 4. Bentuk Kegiatan Partisipasi
Mardikanto 1988 membagi bentuk kegiatan partisipasi atas : 1. Menjadi anggota masyarakat
2. Melibatkan diri pada kegiatan kelompok 3. Melibatkan diri pada kegiatan organisasi untuk menggerakkan partisipasi
masyarakat. 4. Menggerakkan sumberdaya masyarakat
5. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan 6. Memanfaatkan hasil yang dicapai dari kegiatan masyarakat
Empat macam kegiatan yang menunjukkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan, yaitu:
1. Partisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan 2. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan,
3. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan, dan 4. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan
Mardikanto 1988 mengemukakan bahwa partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan kewenangan,
tanggung jawab, dan manfaat. Tumbuhnya interaksi dan komunikasi tersebut dilandasi oleh kesadaran yang dimiliki oleh yang bersangkutan terhadap : a
kondisi yang tidak memuaskan harus diperbaiki, b kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan masyarakat sendiri, c adanya kemampuan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan, d adanya kepercayaan diri bahwa ia dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat pada kegiatan yang
bersangkutan. Untuk mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi : 1. Menumbuhkan dan menanamkan kesadaran akan perubahan, dalam hal ini
yang dimaksud dengan perubahan adalah perubahan ke arah yang lebih maju.
2. Adanya pendidikan pembangunan, yaitu yang dilakukan agar anggota masyarakat dapat menjadi subyek pembangunan.
3. Program pembangunan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa, karena adanya kebutuhan merupakan tenaga pendorong untuk melakukan
kegiatan. 4. Memberikan dorongan dan semangat, misalnya dengan adanya perlombaan
antar kelompok, antar desa sampai tingkat internasional. Slamet diacu dalam Lubis 1993, menyatakan bahwa syarat-syarat
tumbuhnya partisipasi dalam masyarakat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Adanya kesempatan untuk membangun atau kesempatan untuk ikut dalam pembangunan.
2. Kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan itu. 3. Adanya kemauan untuk berpartisipasi.
Indikator partisipasi dalam penelitian yaitu partisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, partisipasi
dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan, serta partisipasi dalam pemeliharaan dan pemanfaatan.
2. 2. 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi