Faktor Eksternal Responden HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Faktor Eksternal Responden

Disamping faktor internal, terdapat beberapa faktor ekternal yang merupakan faktor di luar individu responden dan berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan. Faktor eksternal yang diduga berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat adalah adanya peran tokoh masyarakat, frekuensi pengangkutan sampah, iuran pengangkutan sampah, dan fasilitas pengelolaan sampah.

5.4.1 Peran Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat sebagai agen perubahan di suatu daerah atau wilayah memiliki beberapa peran yang dapat dilaksanakan Adi, 2002. Dalam penelitian ini tokoh masyarakat yang memiliki peran dalam masyarakat adalah Kepala Lurah, Ketua RT dan RW, pemuka agama, pengusaha, dan pedagang. Peran mereka menggerakkan masyarakat dalam berpartisipasi di kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan merupakan salah satu faktor eksternal yang dirasakan oleh masyarakat. Tabel 11. Pernyataan Responden Mengenai Himbauan Tokoh Masyarakat No Pernyataan Responden Mengenai Himbauan Banyaknya Responden Persentase 1 Mendapat Himbauan 27 90,0 2 Tidak Mendapat Himbauan 3 10,0 Total 30 100,0 Salah satu peran tokoh masyarakat untuk kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan adalah memberikan himbauan kepada warga di Kelurahan Babakan Pasar untuk berpartisipasi pada kegiatan. Tabel 11 menunjukkan tokoh masyarakat cukup aktif menghimbau warganya yang ditunjukkan oleh pernyataan responden bahwa sebanyak 27 responden 90. Tokoh masyarakat menyampaikan himbauannya melalui kegiatan RTRW, pengajian, arisan dan pertemuan warga. Responden mengungkapkan setiap ada kesempatan pertemuan dengan warga, himbauan selalu disampaikan. Himbauan yang disampaikan berupa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan, dan tidak membuang sampah ke sungai. Harapannya dengan adanya himbauan ini masyarakat peduli akan kebersihan dan kelestarian lingkungan.

5.4.2 Iuran Pengangkutan Sampah

Iuran merupakan kompensasi yang dibayarkan responden untuk petugas pengangkutan sampah. Kondisi di lapangan sebelum adanya bantuan ini menunjukkan bahwa iuran pengangkutan sampah belum berjalan dengan baik, karena mekanisme pengangkutan sampah yang belum tertata rapi. Pengertia tertata rapi adalah sistem manajemen yang baik, jadwal pengangkutan sampah yang teratur, dan fungsi petugas kebersihan sudah dapat berjalan sebagaimana mestinya. Setelah adanya kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan, masyarakat kembali membangun mekanisme iuran pengangkutan sampah yang baik. Tabel 12. Pernyataan Responden dalam Membayar Iuran Sampah No Pernyataan Responden dalam Membayar Iuran Sampah Banyaknya Responden Persentase 1 Membayar Iuran Sampah 26 86,7 2 Tidak Membayar Iuran Sampah 4 13,3 Total 30 100,0 Pada Tabel 12 menunjukkan pada umumnya responden membayar iuran sampah yaitu 26 responden 86,7. Adapun beberapa responden yang tidak membayar iuran sampah mengungkapkan mereka melakukan pengelolaan sendiri terhadap sampah rumah tangga yang mereka hasilkan seperti dibakar, dibuang langsung ke TPS, maupun ada yang membuang sampahnya ke Sungai Ciliwung. Berdasarkan banyaknya responden yang membayar iuran sampah untuk manajemen pengelolaan sampah, menunjukkan bahwa kesadaran untuk menjaga kebersihan masyarakat sudah baik. Responden pada umumnya berpendapat bahwa membayar iuran sampah sudah seharusnya menjadi kesadaran tiap warga di Kelurahan Babakan Pasar karena pengelolaan sampah yang baik membutuhkan biaya tertentu dalam membayar sumber daya manusianya. Mekanisme pembayaran sampah dengan cara membayarkannya langsung setiap kali pengangkutan sampah kepada petugas kebersihan. Berdasarkan pemantauan di lapangan, responden membayar iuran secara sukarela kepada petugas sampah yang bertugas di lingkungannya dengan besar biaya berkisar antara Rp 500,00 sampai Rp 1.000,00 per pengangkutan sampah. Besarnya iuran tidak ditentukan oleh petugas sampah, namun ditentukan sendiri secara sukarela oleh masyarakat.

5.4.3 Fasilitas Pengelolaan Sampah

Fasilitas pengelolaan sampah di lingkungan responden merupakan faktor eksternal yang diduga memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat. Peran fasilitas pengelolaan sampah sangat penting dirasakan oleh warga di Kelurahan Babakan Pasar, karena padatnya penduduk di wilayah tersebut maka fasilitas pengelolaan sampah yang baik sangat membantu dalam menjaga kebersihan. Fasilitas pengelolaan sampah yang terdapat di Kelurahan Babakan Pasar berupa tong sampah, TPS tempat penampungan sementara, gerobak sampah, dan petugas kebersihan. Untuk melihat keragaan fasilitas pengelolaan sampah di Kelurahan Babakan Pasar dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Keragaan Fasilitas Pengelolaan Sampah Menurut Persepsi Responden No Fasilitas Pengelolaan Sampah Banyaknya Responden Persentase 1 Memadai 15 50,0 2 Tidak Memadai 15 50,0 Total 30 100,0 Berdasarkan pemantauan di lapangan terlihat beberapa fasilitas pengelolaan sampah yang rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Bahkan tong sampah bantuan dari kegiatan DLHK ini pun banyak yang sudah tidak layak pakai. Ada yang sudah dirusak oleh warga karena menyebabkan tumpukan sampah, dicuri, rusak karena pemakaian yang tidak hati-hati dan sampai ada yang ditutup oleh isolasi karena menimbulkan bau tak sedap. Fasilitas pengelolaan sampah belum merata di tiap RT di Kelurahan Babakan Pasar. Salah satunya dalam hal penggunaan gerobak sampah, beberapa responden mengungkapkan gerobak sampah bantuan dari DLHK tidak bisa masuk melayani RTRW yang berada di Pulo Geulis karena lebar badan jembatan menuju Pulo Geulis yang sempit dan tidak dapat dilewati oleh gerobak sampah bantuan DLHK. Untuk mengatasinya gerobak sampah dimodifikasi bentuknya sehingga dapat digunakan di wilayah Pulo Geulis. Kegiatan untuk masyarakat hendaknya dikaji terlebih dahulu untuk kesesuaian dengan lokasi. Bantuan akan menjadi sia-sia bila fasilitas yang diberikan tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat karena ketidak sesuaian dengan lokasi.

5.5 Partisipasi Responden

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian susu formula anak pada keluarga berpendapatan rendah (kasus di kelurahan Tegallega dan Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor)

1 9 80

Tingkat konsumsi kayu perkakas pada rumah kost studi kasus di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat

0 9 68

Analisis Relokasi Pemukiman Penduduk di Semapadan Sungai Ciliwung Dengan Pendekalan Willingness To Accept (Kasus Kelurahan Kedunghalang Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor).

0 9 223

Persepsi Masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung tentang Kegiatan “Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan” di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat

0 4 111

Perencanaan lanskap sempadan sungai Ciliwung untuk peningkatan kualitas lingkungan alami kota Bogor

2 16 135

Kajian beban pencemaran dan daya tampung pencemaran sungai Ciliwung di Segmen kota Bogor

0 11 126

Kajian beban pencemaran dan daya tamping pencemaran sungai Ciliwung di segmen Kota Bogor

0 5 127

Strategi Meningkatkan Partisipasi Para Pihak dalam Pembangunan Hutan Kota di Kota Bogor (Studi Kasus di Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor)

2 17 159

Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor

1 5 47

Evaluasi Lanskap Permukiman Padat Kelurahan Babakan Pasar Sebagai Upaya Pendukung Revitalisasi Kawasan CBD (Central Business District) Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor

1 4 84