Definisi dan Kriteria Wisata Pantai

dengan habitat pantai lainnya, pantai berbatu memiliki kepadatan makroorganisme yang paling tinggi, khususnya di habitat interdal di daerah dingin temperate dan daerah subtropik. Pada habitat pantai berbatu terjadi kompetisi yang kuat diantara organisme. Oleh karena itu, kemampuan untuk melekat pada substrat yang kuat mutlak diperlukan. Beberapa organisme bentik yang dapat dijumpai antara lain anemon laut, siput, dan rumput laut. Organisme-organisme tersebut telah beradaptasi dengan kerusakan fisik yang diakibatkan oleh gelombang pada saat pasang tinggi dan harus bertahan hidup dari kekeringan, temperatur yang ekstrim dan perubahan salinitas yang terjadi pada saat surut Dahuri 2003. Pantai yang terbentuk karena adanya erosi Sedimen yang terangkut oleh arus dan aliran sungai akan mengendap di daerah pantai. Pantai yang terbentuk dari endapan semacam ini dapat mengalami perubahan dari musim ke musim, baik secara alamiah maupun akibat kegiatan manusia yang cenderung melakukan perubahan terhadap bentang alam Dahuri 2003. Sehingga dapat diketahui bahwa Indonesia memiliki kondisi pantai yang indah dan alami. Wilayah pantai menawarkan jasa dalam bentuk panorama yang indah, tempat pemandian yang bersih, serta tempat melakukan kegiatan berselancar air surfing terutama pada pantai yang landai, memiliki ombak besar dan berkesinambungan Dahuri et al. 1996.

2.2. Definisi dan Kriteria Wisata Pantai

Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk kepentingan wisata dikenal juga dengan pariwisata. Pariwisata merupakan kegiatan perpindahanperjalanan orang secara temporer dari tempat biasanya mereka bekerja dan menetap ke tempat luar, guna mendapatkan kenikmatan dalam perjalanan atau di tempat tujuan Holloway dan Plant 1989 in Yulianda 2007. Ekowisata bahari merupakan kegiatan wisata pesisir dan laut yang dikembangkan dengan pendekatan konservasi laut. Ekowisata merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumber daya alamlingkungan dan industri kepariwisataan Meta 2002 in Yulianda 2007. Sedangkan Wood 1999 in Yulianda 2007 mendefinisikan ekowisata merupakan bentuk baru dari perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah alami dan berpetualang, serta dapat menciptakan industri pariwisata. Kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dengan konsep ekowisata bahari dapat dikelompokkan wisata pantai dan wisata bahari. Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumberdaya pantai dan budaya masyarakat pantai seperti rekreasi, olahraga, menikmati pemandangan dan iklim. Fandeli 2000 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan wisata bahari atau wisata pantai adalah wisata yang objek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut seascape maupun bentang darat pantai coastal landscape. Kegiatan ekowisata bahari yang dapat dikembangkan dari wisata pantai adalah rekreasi pantai, panorama, resortperistirahatan, berenang, berjemur, olahraga pantai volley pantai, jalan pantai, dan lempar cakram, berperahu, memancing, dan wisata mangrove Yulianda 2007. Pertimbangan perlu dilakukan dalam pengembangan dan perencanaan wisata pantai yang meliputi angin, gelombang laut, arus laut, pasang surut, bentuk pantai, bentuk butir pasir, biota pantai, dan bahaya tsunami Fandeli 2000.

2.3. Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata