Pola Pemanfaatan dan Pengelolaan Wisata Pantai

kerja sekitar 8 jam pukul 8-16.00 WIB. Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumber daya dan lingkungan yang sesuai objek wisata yang akan dikembangkan. Tabel 3. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata No Kegiatan Waktu yang dibutuhkan Wp- jam Total waktu 1 hari Wt- jam 1 Selam 2 8 2 Snorkling 3 6 3 Berenang 2 4 4 Berperahu 1 8 5 Berjemur 2 4 6 Rekreasi Pantai 3 6 7 Olah Raga Air 2 4 8 Memancing 3 6 9 Wisata mangrove 2 8 10 Wisata lamun dan ekosistem lainnya 2 4 11 Wisata Satwa 2 4 Sumber : Yulianda 2007

2.4. Pola Pemanfaatan dan Pengelolaan Wisata Pantai

Salah satu daya tarik wisata pesisir bagi wisatawan dalam menikmati keindahan dan kelestarian lingkungan contohnya bagi wilayah pantai, sehingga dilakukan pengembangan wisata pantai. Keindahan dan keaslian lingkungan ini menjadikan perlindungan dan pengelolaan merupakan bagian integral dari rencana pengembangan pariwisata, terutama bila didekatnya dibangun penginapanhotel, toko, pemukiman dan sebagainya yang membahayakan atau mengganggu keutuhan maupun keaslian lingkungan pesisir tersebut Dahuri et al. 1996. Begitu besarnya nilai manfaat yang terkandung dalam sumber daya hayati laut baik itu yang bersifat langsung maupun tidak langsung, maka perlu dilakukan suatu upaya konservasi dalam pengelolaan dan pengembangan yang diarahkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang seluruh nilai atau nilai yang sebenarnya the true value dari manfaat sumber daya tersebut. Setiap kebijakan seyogyanya juga diarahkan pada penggunaan keanekaragaman hayati pesisir dan laut secara berkelanjutan, mencegah tindakan yang merusak melalui penyediaan alternatif mata pencaharian yang bersifat lestari, meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan pendapatan daerah melalui upaya konservasi, serta melestarikan sumber daya laut melalui partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan pelestarian Dahuri 2003. Pemanfaatan sumber daya kelautan secara berkelanjutan dapat dilakukan terhadap jasa-jasa lingkungan, terutama untuk pengembangan pariwisata. Melalui pembangunan kepariwisataan, semua objek dan daya tarik wisata bahari, seperti keindahan pantai, keragaman flora dan fauna yang terdapat di terumbu karang, dan hutan mangrove dapat dikomersialkan untuk menghasilkan devisa negara serta pendapatan masyarakat lokal di kawasan pesisir secara berkelanjutan Dahuri 2003. Menghadapi situasi sekarang dan masa depan, pada prinsipnya terdapat tiga kebijakan pokok dan strategi pengelolaan yang harus ditempuh Indonesia agar dapat memanfaatkan sumber daya keanekaragaman hayati pesisir dan laut secara berkelanjutan untuk kesejahteraan bangsa. Pertama adalah kebijakan yang berkaitan dengan upaya-upaya penyelamatan keanekaragaman hayati pesisir dan laut, khususnya yang bersifat langka endangered, endemik hanya hidup di daerah Indonesia, hampir punah extinct, atau dilindungi protected. Kelompok kebijakan yang pertama ini, dalam konservasi dunia, biasa dikenal sebagai To Save Marine Biodiversity. Kedua adalah kebijakan yang berhubungan dengan berbagai kegiatan penelitian dan pengkajian tentang seluruh aspek keanekaragaman hayati pesisir dan lautan, atau dikenal dengan To Study Marine Biodiversity. Ketiga adalah kebijakan yang bertalian dengan cara-cara kita memanfaatkan keanekaragaman hayati pesisir dan laut secara optimal dan lestari bagi kesejahteraan bangsa, atau To Use Marine Biodiversity Dahuri 2003.

III. METODE PENELITIAN