19
3.3.4. Analisis SWOT
Untuk mendapatkan arahan dalam menentukan strategi pengelolaan yang tepat, maka data primer dan data sekunder yang telah didapatkan selanjutnya
dievaluasi dengan menggunakan analisis swot. Menurut Rangkuti 1997 analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strength dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threats. Analisa SWOT digunakan untuk mementukan formula strategi, dengan tahapan kegiatan:
3.3.4.1 Analisa dan pembuatan matriks EFE Eksternal Factor Evaluation
Pembuatan matriks faktor strategi eksternal, perlu diketahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal yang ada, berdasarkan Rangkuti 1997 terdapat beberapa
ketentuan: 1.
Menyusun peluang dan ancaman yang ada dalam kolom 1 2.
Memberi bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 sangat penting sampai dengan 0 tidak penting. Faktor-faktor
tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
3. Menghitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika
peluangnya kecil diberi rating +1. Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar,
ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit, ratingnya 4.
4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi
mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor.
20 5.
Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total skor pembobotan.
3.3.4.2. Analisa dan pembuatan matriks IFE Internal Factor Evaluation
Faktor-faktor strategi internal disusun berdasarkan kerangka kekuatan strength dan kelemahan weakness, yang berdasarkan Rangkuti 1997 terdapat
beberapa ketentuan yaitu: 1.
Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan dalam kolom 1.
2. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari
1,0 paling penting sampai 0 tidak penting dengan ketentuan semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0.
3. Menghitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor. Variabel yang bersifat positif semua variabel yang termasuk
kategori kekuatan diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 sangat baik, sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya.
4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi
mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor. 5.
Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total skor pembobotan.
Bobot yang diberikan pada setiap faktor disesuaikan dengan skala kepentingan terhadap pengelolaan ekosistem Pantai Kartini di Rembang, Jawa
Tengah. Bobot setiap faktor internal dan eksternal ditentukan dengan metode Paired Comparison Basuki 2005 in
A’Yuni 2006. Skala yang digunakan untuk mengisi kolom dalam menentukan bobot setiap faktor adalah:
1. Bobot 1, jika indikator faktor horizontal kurang penting dibandingkan
indikator faktor vertikal. 2.
Bobot 2, jika indikator faktor horizontal sama penting dibandingkan indikator faktor vertikal.
21 3.
Bobot 3, jika indikator faktor horizontal lebih penting dibandingkan indikator faktor vertikal.
4. Bobot 4, jika indikator faktor horizontal sangat penting dibandingkan
indikator faktor vertikal.
Tabel 6. Matriks penentuan bobot berdasarkan metode paired comparison
Faktor Strategis InternalEksternal
A B
C ...
Total Bobot
A X1
σ1 B
X2 σ2
C X3
σ3 ....
Xi σ4
Total Sumber : Basuki 2005 in
A’Yuni 2006
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus Basuki
2005 in A’Yuni 2006:
Setelah menyusun matriks EFE dan IFE, langkah selanjutnya adalah membuat matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif
strategis: Keterangan :
σi = Bobot faktor ke-i Xi= Nilai faktor ke-i
i = 1,2,3,...,n n = Jumlah faktor
22 Tabel 7. Matriks SWOT
IFE EFE
STRENGTHS S S1.
dst. WEAKNESSES W
W1. dst.
OPPORTUNITIES O O1.
dst. STRATEGI S-O
strategi menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang STRATEGI W-O
strategi meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang THREATS T
T1. dst.
STRATEGI S-T strategi menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI W-T strategi meminimalkan
kelemahan untuk menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti, 1997
Menurut Rangkuti 1997 keempat alternatif strategi yang didapatkan berdasarkan matriks SWOT yaitu:
a. Strategi SO strengths-opportunities
Stategi ini dibuat berdasarkan kekuatan internal yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST strengths-threats
Strategi ini dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman.
c. Strategi WO weaknesses-opportunities
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT weaknesses-threats
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif, yaitu berusaha bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari
ancaman.
3.3.4.3. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi