Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata

berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumber daya alamlingkungan dan industri kepariwisataan Meta 2002 in Yulianda 2007. Sedangkan Wood 1999 in Yulianda 2007 mendefinisikan ekowisata merupakan bentuk baru dari perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah alami dan berpetualang, serta dapat menciptakan industri pariwisata. Kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dengan konsep ekowisata bahari dapat dikelompokkan wisata pantai dan wisata bahari. Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumberdaya pantai dan budaya masyarakat pantai seperti rekreasi, olahraga, menikmati pemandangan dan iklim. Fandeli 2000 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan wisata bahari atau wisata pantai adalah wisata yang objek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut seascape maupun bentang darat pantai coastal landscape. Kegiatan ekowisata bahari yang dapat dikembangkan dari wisata pantai adalah rekreasi pantai, panorama, resortperistirahatan, berenang, berjemur, olahraga pantai volley pantai, jalan pantai, dan lempar cakram, berperahu, memancing, dan wisata mangrove Yulianda 2007. Pertimbangan perlu dilakukan dalam pengembangan dan perencanaan wisata pantai yang meliputi angin, gelombang laut, arus laut, pasang surut, bentuk pantai, bentuk butir pasir, biota pantai, dan bahaya tsunami Fandeli 2000.

2.3. Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata

Wisata pantai terdiri dari dua kategori yaitu rekreasi dan wisata mangrove. Kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi mempertimbangkan 10 parameter dengan empat klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi antara lain kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar. Tabel 1. Matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi No Parameter Bobot Kategori S1 Skor Kategori S2 Skor Kategori S3 Skor Kategori N Skor 1 Kedalaman Perairan m 5 0-3 4 3-6 3 6-10 2 10 1 2 Tipe pantai 5 Pasir putih 4 Pasir putih, sedikit karang 3 Pasir hitam, berkarang sedikit terjal 2 Lumpur, berbatu, terjal 1 3 Lebar pantai m 5 15 4 10-15 3 3-10 2 3 1 4 Material dasar perairan 4 Pasir 4 Karang berpasir 3 Pasir berlum- pur 2 Lumpur 1 5 Kecepatan arus mdt 4 0-0.17 4 0.17-0.34 3 0.34-0.51 2 0.51 1 6 Kemiringan Pantai ° 4 10 4 10-25 3 25-45 2 45 1 7 Kecerahan Perairan m 3 10 4 5-10 3 3-5 2 2 1 8 Penutupan Lahan pantai 3 Kelapa, lahan terbuka 4 Semak, belukar, rendah, savana 3 Belukar tinggi 2 Hutan bakau, pemukiman , pelabuhan 1 9 Biota berbahaya 3 Tidak ada 4 Bulu babi 3 Bulu babi, ikan pari 2 Bulu babi, ikan pari, lepu, hiu 1 10 Ketersediaan air tawar jarakkm 3 0.5 km 4 0.5-1 km 3 1-2 2 2 1 Sumber : Yulianda 2007 Keterangan : Nilai maksimum = 156 S1 = Sangat sesuai, dengan nilai 80 - 100 S2 = Cukup sesuai, dengan nilai 60 - 80 S3 = Sesuai bersyarat, dengan nilai 35 - 60 N = Tidak sesuai, dengan nilai 35 Penentuan kesesuian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter Yulianda 2007. Konsep daya dukung ekowisata mempertimbangkan dua hal yaitu kemampuan alam untuk mentolerir gangguan atau tekanan dari manusia dan standar keaslian sumberdaya alam. Analisis daya dukung ditujukan pada pengembangan wisata bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, pantai, dan pulau-pulau kecil secara lestari. Mengingat pengembangan wisata bahari tidak bersifat mass tourism, mudah rusak dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas, maka perlu penentuan daya dukung kawasan. Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan DDK. DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan. Luas suatu area yang dapat digunakan oleh pengunjung mempertimbangkan kemampuan dalam mentolerir pengunjung sehingga keaslian alam tetap terjaga. Tabel 2. Potensi ekologis pengunjung dan luas area kegiatan Jenis kegiatan K ∑ Pengunjung Unit Area Lt Keterangan Selam 2 1000 m 2 Setiap 2 org dalam 100m x 10m Snorkling 1 250 m 2 Setiap 1 org dalam 50 m x 5 m Wisata Lamun 1 250 m 2 Setiap 1 org dalam 50 m x 5 m Wisata Mangrove 1 50 m Dihitung panjang track, setiap 1 org sepanjang 50 m Rekreasi Pantai 1 20 m 2 1 org dalam 2 m x 10 m Wisata Olahraga 1 50 m 1 org setiap 50 m panjang pantai Sumber : Yulianda 2007 Daya dukung kawasan disesuaikan karakteristik sumberdaya dan peruntukan. Misalnya, daya dukung wisata pantai ditentukan panjangluas dan kondisi pantai. Kebutuhan manusia akan ruang diasumsikan dengan keperluan ruang horizontal untuk dapat bergerak bebas dan tidak merasa terganggu oleh keberadaan manusia pengunjung lainnya. Untuk kegiatan wisata pantai diasumsikan setiap orang membutuhkan panjang garis pantai 50 m, karena pengunjung akan melakukan berbagai aktivitas yang memerlukan ruang yang luas, seperti berjemur, bersepeda, dan berjalan-jalan Yulianda 2007. Waktu kegiatan pengunjung Wp dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Kegiatan wisata dapat dirinci lagi berdasarkan kegiatan yang dilakukan misalnya, menyelam, snorkling, berenang, berjemur, dan sebagainya. Waktu pengunjung diperhitungkan dengan waktu yang disediakan untuk kawasan Wt. Waktu kawasan adalah lama waktu areal dibuka dalam satu hari, dan rata-rata waktu kerja sekitar 8 jam pukul 8-16.00 WIB. Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumber daya dan lingkungan yang sesuai objek wisata yang akan dikembangkan. Tabel 3. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata No Kegiatan Waktu yang dibutuhkan Wp- jam Total waktu 1 hari Wt- jam 1 Selam 2 8 2 Snorkling 3 6 3 Berenang 2 4 4 Berperahu 1 8 5 Berjemur 2 4 6 Rekreasi Pantai 3 6 7 Olah Raga Air 2 4 8 Memancing 3 6 9 Wisata mangrove 2 8 10 Wisata lamun dan ekosistem lainnya 2 4 11 Wisata Satwa 2 4 Sumber : Yulianda 2007

2.4. Pola Pemanfaatan dan Pengelolaan Wisata Pantai