Tumbuhan bahan pewarna dan tanin Tumbuhan penghasil bahan bangunan Tumbuhan keperluan ritual adat dan keagamaan

2.2.7 Tumbuhan bahan pewarna dan tanin

Pewarna nabati adalah pewarna yang berasal dari tumbuhan. Bahan diekstrak dengan jalan fermentasi, direbus atau secara kimiawi dari sejumlah kecil zat kimia tertentu yang terkandung di dalam jaringan tumbuhan. Sedangkan tanin merupakan bahan dari tumbuhan, rasanya pahit dan kelat seringkali berupa ekstrak dari pegagan terutama daun, buah, dan puru yang biasanya digunakan untuk kegiatan penyamakan Husodo 1999 diacu dalam Bintang 2011. Pemanfaatan tumbuhan tidak hanya sebatas untuk penghasil pangan, sebagai obat atau sebagai tumbuhan hias melainkan juga memiliki manfaat untuk menghasilkan warna. Pewarna nabati merupakan bahan pewarna yang berasal dari tumbuhan. Kadang-kadang warna pewarna ini sudah tampak pada tumbuhan hidup misalnya sapran saffron yang diekstrak dari kepala putik Crocus sativus yang berwarna jingga. Akan tetapi, pewarna nabati penting berasal dari bagian tumbuhan yang dalam keadaan alaminya tidak berwarna, atau warna itu tersembunyi di dalam tumbuhan Lemmens et al. 1999.

2.2.8 Tumbuhan penghasil bahan bangunan

Menurut Kartikawati 2004, pemilihan jenis-jenis kayu untuk bahan bangunan didasarkan atas pertimbangan kekuatan kayu dan ketahanan terhadap rayap. Spesies-spesies yang umum digunakan adalah sengon Paraserianthes falcataria, jati Tectona grandis, ulin Eusideroxylon zwageri, dan sebagainya.

2.2.9 Tumbuhan keperluan ritual adat dan keagamaan

Pemanfaatan tumbuhan yang dimiliki oleh masyarakat tidak hanya untuk keperluan makan, bangunan, dan sebagainya tetapi juga dimanfaatkan untuk keperluan yang bersifat magis, spiritual, ritual, dan upacara-upacara adat lainnya. Pada berbagai etnis budaya, pemanfaatan tumbuhan yang dipakai dalam upacara berbeda-beda menurut pengetahuan mereka masing-masing. Tumbuhan Sereh Piper betle L. biasanya digunakan dalam prosesi upacara adat sadranan, Tesek Dodonaea viscosa Jacq digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gagang keris, dan dipercaya memiliki kemampuan untuk menolak serangan dari ilmu hitam, sedangkan potongan kayu dapat digunakan sebagai jimat untuk bepergian Susantyo 2011.

2.2.10 Tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan

Dokumen yang terkait

The Community Participation in Mangrove Forest Management (Case Study in Muara Kintap Village Kintap District and Pagatan Besar Village Takisung District Tanah Laut Regency)

0 7 242

Spatial Modelling on Susceptibility of Fires in Peatland, a Case Study in District of Bengkalis, Riau Province

1 11 208

Study on Type and Shape of Urban Forest in Danau Raja Area, Rengat City, Indragiri Hulu Regency, Riau Province

0 3 8

Land Use Change Modeling in Siak District, Riau Province, Indonesia Using Multinomial Logistic Regression

0 3 253

Capital Social Analysis in National Park Management (Case Study in Kasepuhan Citorek Cibeber Sub-district Lebak District Banten Province)

0 7 210

Study Conservation of Kulim (Scorodocarpus borneensis Becc.) In Indigenous Forest of Aur Kuning Village, Riau Province

0 15 147

The Community Participation in Mangrove Forest Management (Case Study in Muara Kintap Village Kintap District and Pagatan Besar Village Takisung District Tanah Laut Regency)

0 3 116

Implementation of Community-based Environment Sanitation Program (Case Study in Benteng Sub-district, Kepulauan Selayar Regency, South Sulawesi Province)

0 0 7

Policy Implementation of Integrated Poverty Alleviation Program-Village- based Surgery (PTPK-BBK) (Case Study in Fishermen Community in Bantaya Village, Parigi Sub-district, Parigi Moutong Regency, Central Sulawesi Province)

0 0 6

ECONOMIC EFFICIENCY OF SOYBEAN FARMING (CASE STUDY IN MLORAH VILLAGE REJOSO DISTRICT NGANJUK REGENCY)

0 0 7