Dominansi Potensi Tumbuhan Berguna di TAHURA Sultan Syarif Hasim

Berdasarkan Tabel 3 di atas, beberapa spesies memiliki nilai kerapatan yang tinggi dibanding spesies lainnya dan ini berhubungan dengan jumlah spesies yang memiliki jumlah individu yang lebih banyak. Jumlah individu yang lebih banyak dapat dipastikan kerapatan spesies-spesies dalam petak tersebut tinggi pula. Menurut Soerianegara dan Indrawan 1998, kerapatan suatu spesies dalam komunitas sangat dipengaruhi oleh adanya persaingan. Persaingan terjadi akibat adanya kebutuhan yang sama, baik antara spesies yang sama intraspecific competition ataupun oleh spesies yang berbeda interspecific competition. Persaingan antara spesies-spesies yang memiliki jumlah individu yang lebih besar mempengaruhi spesies yang memiliki jumlah individu yang lebih kecil sehingga menyebabkan kerapatan spesies tersebut juga menjadi kecil atau sedikit. Selain kebutuhan yang sama, faktor yang menyebabkan persaingan juga bisa berasal dari faktor internal, yakni spesies itu sendiri serta faktor eksternal seperti suhu, cahaya, unsur hara, dan sebagainya.

5.1.4 Dominansi

Indeks nilai penting importance value index adalah parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi tingkat penguasaan spesies-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan Soegianto 1994. Spesies- spesies yang dominan berkuasa dalam suatu komunitas tumbuhan akan memiliki indeks nilai penting yang tinggi sehingga spesies yang paling dominan akan memiliki indeks nilai penting yang paling besar. Menurut Abdiyani 2009 diacu dalam Ardiani 2012 indeks nilai penting menunjukkan peranan suatu spesies dalam kawasan. Spesies yang memiliki nilai INP paling besar, maka spesies tersebut mempunyai peranan penting di dalam kawasan tersebut. Selain itu, spesies ini juga mempunyai pengaruh paling dominan terhadap perubahan kondisi lingkungan maupun keberadaan spesies lainnya dalam kawasan. Berikut merupakan beberapa spesies yang memiliki INP tertinggi di masing-masing tingkat pertumbuhan.

5.1.4.1 Tingkat semai

Spesies yang memiliki INP yang tertinggi pada tingkat semai adalah kelat Syzygium densiflora sebesar 30,04 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat semai No. Nama lokal Nama ilmiah INP 1. Kelat Syzygium densiflora 30,04 2. Medang Cinnamomum cinereum 11,75 3. Balam putih Palaquium hexandrum 10,38 4. Tempunik Artocarpus nitidus 10,02 5. Trempinis Sloetia elongata 9,77 Spesies yang memiliki INP terendah di tingkat semai diantaranya adalah asam-asaman Desmanthus virgatus, bacang Mangifera foetida, durian Durio zibethinus , gaharu Aquilaria mallacensis, kelumpang Sterculia cordata, keruing bulu Dipterocarpus crinitus, ludai Sapium discolor, merimbungan Callerya artopurporea, pudu Artocarpus kemando, punak Tetramerista glabra , dan sindur Sindora leiocarpa masing-masing memiliki INP sebesar 0,34. Keterangan lebih rinci mengenai INP semua spesies di tingkat semai dapat dilihat di Lampiran 2.

5.1.4.2 Tumbuhan bawah

Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat tumbuhan bawah seperti tersaji pada Tabel 5. Tabel 5 Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat tumbuhan bawah No. Nama lokal Nama ilmiah INP 1. Keduduk Melastoma malabathricum 26,00 2. - Buettneria reindwardtii 18,42 3. Rumput Cyperus sp. 18,28 4. Jahe-jahean Zingiber sp. 13,99 5. Sianik Imperata cylindrica 13,23 Tabel 5 menunjukkan bahwa spesies keduduk Melastoma malabthricum memiliki INP paling tinggi dibanding spesies lainnya sehingga dapat dikatakan spesies ini yang paling mendominasi pada tumbuhan bawah. Spesies yang memiliki INP paling rendah seperti akar tuba Derris eliptica 0,79, kunyit- kunyitan Phrynium pubinerve 0,94 kurang mendominasi pada tumbuhan bawah. Rincian INP pada tumbuhan bawah dapat dilihat pada Lampiran 3.

5.1.4.3 Tingkat pancang

Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat pancang tersaji pada Tabel 6. Tabel 6 Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat pancang No. Nama lokal Nama ilmiah INP 1. Kelat Syzygium densiflora 12,01 2. Kedondong Cannarium littorale 9,26 3. Tepis Polyalthia hypoleuca 8,64 4. Mahang Macaranga triloba 7,53 Beberapa spesies yang memiliki INP paling rendah adalah kemenyan Styrax benzoin, karau Polyalthia glauca, kasai Pometia pinnata masing- masing memiliki INP sebesar 0,36, banitan Polyalthia rumpii, jelutung pipit Elaeocarpus griffithii, jelutung pipit Kibatalia maingayi masing-masing juga memiliki INP sebesar 0,76. INP tingkat pancang secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 4. Menurut Sidiyasa et al. 2006 tingkat pancang dapat dikatakan sebagai komponen permudaan yang sangat penting karena kunci sukses tidaknya proses permudaan tersebut berlangsung dapat dilihat pada fase ini.

5.1.4.4 Tingkat tiang

Lima spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat pertumbuhan tiang tersaji pada Tabel 7. Tabel 7 Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat tiang No. Nama lokal Nama ilmiah INP 1. Ludai Sapium discolor 22,43 2. Marpoyan Rhodamnia cinerea 13,01 3. Balam putih Palaquium hexandrum 11,37 4. Tepis Polyalthia hypoleuca 11,26 5. Medang Cinnamomum cinereum 11,04 Spesies akasia Acacia mangium INP 0,53, bengkinang Elaeocarpus griffithii INP 0,85, cempedak Artocarpus integer INP 0,46, jangkang Xylopia malayana INP 0,82, dan jelutung pipit Kibatalia maingayi INP 0,48 adalah beberapa spesies yang memiliki INP rendah dibanding spesies lainnya pada tingkat pertumbuhan tiang. Data lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 5

5.1.4.5 Tingkat pohon

Spesies kelat Syzygium densiflora pada tingkat pertumbuhan pohon memiliki INP paling tinggi dibanding spesies lainnya, yakni 24,48 seperti tersaji pada Tabel 8. Tabel 8 Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat pohon No. Nama lokal Nama ilmiah INP 1. Kelat Syzygium densiflora 24,48 2. Sendok-sendok Endospermum diadenum 19,94 3. Balam putih Palaquium hexandrum 15,07 4. Kedondong Cannarium littorale 12,19 5. Trempinis Sloetia elongata 9,58 Spesies kelat Syzygium densiflora diduga menjadi spesies khas dari kawasan TAHURA SSH karena hampir di setiap petak contoh ditemukan spesies tersebut. Pada tingkat pertumbuhan semai dan pohon, spesies kelat Syzygium densiflora memiliki tingkat dominansi yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa regenerasi di kawasan TAHURA SSH cukup baik.

5.1.5 Keanekaragaman dan kemerataan tumbuhan

Dokumen yang terkait

The Community Participation in Mangrove Forest Management (Case Study in Muara Kintap Village Kintap District and Pagatan Besar Village Takisung District Tanah Laut Regency)

0 7 242

Spatial Modelling on Susceptibility of Fires in Peatland, a Case Study in District of Bengkalis, Riau Province

1 11 208

Study on Type and Shape of Urban Forest in Danau Raja Area, Rengat City, Indragiri Hulu Regency, Riau Province

0 3 8

Land Use Change Modeling in Siak District, Riau Province, Indonesia Using Multinomial Logistic Regression

0 3 253

Capital Social Analysis in National Park Management (Case Study in Kasepuhan Citorek Cibeber Sub-district Lebak District Banten Province)

0 7 210

Study Conservation of Kulim (Scorodocarpus borneensis Becc.) In Indigenous Forest of Aur Kuning Village, Riau Province

0 15 147

The Community Participation in Mangrove Forest Management (Case Study in Muara Kintap Village Kintap District and Pagatan Besar Village Takisung District Tanah Laut Regency)

0 3 116

Implementation of Community-based Environment Sanitation Program (Case Study in Benteng Sub-district, Kepulauan Selayar Regency, South Sulawesi Province)

0 0 7

Policy Implementation of Integrated Poverty Alleviation Program-Village- based Surgery (PTPK-BBK) (Case Study in Fishermen Community in Bantaya Village, Parigi Sub-district, Parigi Moutong Regency, Central Sulawesi Province)

0 0 6

ECONOMIC EFFICIENCY OF SOYBEAN FARMING (CASE STUDY IN MLORAH VILLAGE REJOSO DISTRICT NGANJUK REGENCY)

0 0 7