Pengembangan Spesies HASIL DAN PEMBAHASAN

adanya hal-hal negatif seperti illegal logging dan pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit sehingga pemanfaatan hutan yang tidak terkendali dan tidak bertanggung jawab menyebabkan hutan kehilangan potensi tumbuhan berguna. Berdasarkan data-data yang didapat dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, TAHURA SSH memiliki potensi tumbuhan berguna terutama dari famili Dipterocarpaceae yang kayunya dapat dijadikan komoditi ekspor dan bernilai tinggi.

5.4 Pengembangan Spesies

Unggulan Hasil analisis vegetasi dan wawancara terhadap pemanfaatan tumbuhan diperoleh beberapa spesies-spesies unggulan yang dapat dikembangkan oleh masyarakat sekitar kawasan TAHURA SSH. Menurut Yoza 2005, adapun kriteria pemilihan spesies tumbuhan unggulan adalah 1 banyak digunakan masyarakat sebagai bahan baku pengobatan, dan 2 mudah dibudidayakan. Spesies yang dapat dikembangkan oleh masyarakat sekitar kawasan TAHURA SSH tersaji pada Tabel 23. Tabel 23 Spesies unggulan yang dapat dikembangkan oleh masyarakat No. Nama lokal Nama ilmiah Potensi yang dapat dikembangkan 1. Gaharu Aquilaria malaccensis Dapat digunakan sebagai bahan baku industri parfum, kosmetik, hio, dupa dan dapat dijadikan sebagai bahan obat-obatan. 2. Pasak bumi Eurycoma longifolia Akarnya berguna sebagai bahan obat. 3. Sendok-sendok Endospermum diadenum Dapat digunakan untuk bahan kerajinan dan bunganya dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan tumor. 4. Marpayang Scapium macropodum Kayunya digunakan untuk kayu lapis dan perabot rumah. Bijinya berguna untuk mengobati penyakit paru-paru. 5. Kulim Scorodocarpus borneensis Kayunya digunakan untuk perabot rumah. Sumber: Yoza 2005 Dengan adanya potensi tumbuhan berguna yang dapat dikembangkan dan dibudidayakan oleh masyarakat diharapkan dapat mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar kawasan TAHURA SSH, terutama di desa-desa lain sekitar kawasan TAHURA SSH. Berbagai tekanan dan gangguan akibat pembukaan hutan secara liar, pembukaan perkebunan kelapa sawit, illegal logging , dan perladangan dapat diminimalisir jika masyarakat sekitar kawasan memiliki mata pencaharian yang menjanjikan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 1. Potensi tumbuhan berguna di TAHURA SSH tergolong cukup tinggi, yakni

sebanyak 135 spesies 52 famili. Sebanyak 68 spesies 51 dengan 38 famili merupakan tumbuhan berguna. Kelompok tumbuhan berguna terbanyak adalah dari tumbuhan obat 44 spesies, diikuti dengan tumbuhan penghasil bahan bangunan 40 spesies, serta tumbuhan penghasil bahan pangan 26 spesies, kemudian tumbuhan aromatik 3 spesies, penghasil pakan ternak 3 spesies, penghasil pestisida nabati 2 spesies, penghasil bahan pewarna dan tannin 5 spesies, penghasil bahan tali, anyaman, dan kerajinan 5 spesies, penghasil kayu bakar 4 spesies, penggunaan lain 20 spesies, dan untuk keperluan upacara adat 1 spesies. 2. Pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar TAHURA SSH tergolong rendah. Sebanyak 99 spesies dari 46 famili tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat tidak berasal dari dalam kawasan TAHURA SSH walaupun ada beberapa spesies yang dimanfaatkan oleh masyarakat tumbuh di dalam kawasan TAHURA SSH. 6.2 Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi tumbuhan berguna di desa-desa lain sekitar TAHURA SSH, terutama di desa-desa yang memiliki penduduk lokal. 2. Spesies tumbuhan berguna dapat dijadikan sebagai alternatif dalam kegiatan restorasi pada area-area yang rusak. 3. Perlu adanya pembudidayaan dan pembibitan terhadap potensi tumbuhan berguna yang diperoleh terutama 5 spesies unggulan, yaitu gaharu Aquilaria malaccensis, pasak bumi Eurycoma longifolia, sendok-sendok Endospermum diadenum, marpayang Scapium macropodum, dan kulim Scorodocarpus borneensis untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. 4. Perlu adanya penyampaian informasi dan pendokumentasian potensi tumbuhan berguna agar potensi tersebut tidak hilang dan punah.

Dokumen yang terkait

The Community Participation in Mangrove Forest Management (Case Study in Muara Kintap Village Kintap District and Pagatan Besar Village Takisung District Tanah Laut Regency)

0 7 242

Spatial Modelling on Susceptibility of Fires in Peatland, a Case Study in District of Bengkalis, Riau Province

1 11 208

Study on Type and Shape of Urban Forest in Danau Raja Area, Rengat City, Indragiri Hulu Regency, Riau Province

0 3 8

Land Use Change Modeling in Siak District, Riau Province, Indonesia Using Multinomial Logistic Regression

0 3 253

Capital Social Analysis in National Park Management (Case Study in Kasepuhan Citorek Cibeber Sub-district Lebak District Banten Province)

0 7 210

Study Conservation of Kulim (Scorodocarpus borneensis Becc.) In Indigenous Forest of Aur Kuning Village, Riau Province

0 15 147

The Community Participation in Mangrove Forest Management (Case Study in Muara Kintap Village Kintap District and Pagatan Besar Village Takisung District Tanah Laut Regency)

0 3 116

Implementation of Community-based Environment Sanitation Program (Case Study in Benteng Sub-district, Kepulauan Selayar Regency, South Sulawesi Province)

0 0 7

Policy Implementation of Integrated Poverty Alleviation Program-Village- based Surgery (PTPK-BBK) (Case Study in Fishermen Community in Bantaya Village, Parigi Sub-district, Parigi Moutong Regency, Central Sulawesi Province)

0 0 6

ECONOMIC EFFICIENCY OF SOYBEAN FARMING (CASE STUDY IN MLORAH VILLAGE REJOSO DISTRICT NGANJUK REGENCY)

0 0 7