Tumbuhan penghasil pangan Tumbuhan penghasil pakan ternak Tumbuhan penghasil pestisida nabati

2.2.4 Tumbuhan penghasil pangan

Tumbuhan penghasil pangan adalah segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berakar, berdaun, dan dapat dikonsumsi oleh manusia jika pada hewan disebut pakan. Contohnya buah-buahan, sayur-sayuran, gandum dan padi Purnawan 2006. Menurut Saepudin 2005, spesies kawung Arenga pinnata merupakan salah satu sumber pakan yang memiliki banyak manfaat, antara lain dapat dibuat gula aren, kolang kaling, dan sagu. Buah honje Etlingera hemisphaerica dapat diolah menjadi kue.

2.2.5 Tumbuhan penghasil pakan ternak

Menurut Mannetje dan Jones 1992 diacu dalam Kartikawati 2004, pakan ternak adalah tanaman konsentrasi rendah dan mudah dicerna yang merupakan pakan bagi satwa herbivora. Sedangkan tumbuhan penghasil pakan ternak adalah seluruh spesies tumbuhan yang diberikan kepada hewan pemeliharaan baik langsung maupun dicampur.

2.2.6 Tumbuhan penghasil pestisida nabati

Pestisida diartikan sebagai suatu zat yang dapat bersifat racun, menghambat pertumbuhanperkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, mempengaruhi hormon, penghambat makan, membuat mandul, sebagai pemikat, penolak, dan aktivitas lainnya yang mempengaruhi organisme pengganggu tanaman OPT sedangkan pestisida nabati itu sendiri adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan, bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak Kardinan 2002. Menurut Sudarmo 2005, pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan. Penggunaan pestisida nabati memiliki beberapa kelebihan, yakni dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan pestisida sintetiskimia. Beriku adalah beberapa spesies tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati, yaitu akar tuba Derris eliptica, biji srikaya Annona squamosa, daun pepaya Carica papaya, dan banyak lagi tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati.

2.2.7 Tumbuhan bahan pewarna dan tanin

Dokumen yang terkait

The Community Participation in Mangrove Forest Management (Case Study in Muara Kintap Village Kintap District and Pagatan Besar Village Takisung District Tanah Laut Regency)

0 7 242

Spatial Modelling on Susceptibility of Fires in Peatland, a Case Study in District of Bengkalis, Riau Province

1 11 208

Study on Type and Shape of Urban Forest in Danau Raja Area, Rengat City, Indragiri Hulu Regency, Riau Province

0 3 8

Land Use Change Modeling in Siak District, Riau Province, Indonesia Using Multinomial Logistic Regression

0 3 253

Capital Social Analysis in National Park Management (Case Study in Kasepuhan Citorek Cibeber Sub-district Lebak District Banten Province)

0 7 210

Study Conservation of Kulim (Scorodocarpus borneensis Becc.) In Indigenous Forest of Aur Kuning Village, Riau Province

0 15 147

The Community Participation in Mangrove Forest Management (Case Study in Muara Kintap Village Kintap District and Pagatan Besar Village Takisung District Tanah Laut Regency)

0 3 116

Implementation of Community-based Environment Sanitation Program (Case Study in Benteng Sub-district, Kepulauan Selayar Regency, South Sulawesi Province)

0 0 7

Policy Implementation of Integrated Poverty Alleviation Program-Village- based Surgery (PTPK-BBK) (Case Study in Fishermen Community in Bantaya Village, Parigi Sub-district, Parigi Moutong Regency, Central Sulawesi Province)

0 0 6

ECONOMIC EFFICIENCY OF SOYBEAN FARMING (CASE STUDY IN MLORAH VILLAGE REJOSO DISTRICT NGANJUK REGENCY)

0 0 7