Interaksi Masyarakat dengan Kawasan TAHURA SSH

5.3 Interaksi Masyarakat dengan Kawasan TAHURA SSH

Pemanfaatan tumbuhan berguna oleh masyarakat sekitar kawasan TAHURA SSH tidak sepenuhnya berasal dari dalam kawasan. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat setempat dan TAHURA SSH, masyarakat sekitar tidak pernah melakukan pemanfaatan tumbuhan dari dalam kawasan tetapi berdasarkan hasil analisis vegetasi ada 14 spesies tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat tumbuh di dalam kawasan TAHURA SSH Gambar 19. Hasil wawancara tentang pemanfaatan tumbuhan, masyarakat mengaku tidak melakukan pemanfaatan dari dalam kawasan TAHURA SSH. Selain itu, pihak TAHURA SSH melarang masyarakat sekitar untuk melakukan pemanfaatan tumbuhan di dalam kawasan. Gambar 19 Jumlah tumbuhan yang dimanfaatkan dan berada di TAHURA SSH. Gambar 19 memperlihatkan bahwa tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar TAHURA SSH berjumlah 99 spesies dan terdapat 14 spesies yang dimanfaatkan oleh masyarakat tumbuh di kawasan TAHURA SSH. Potensi tumbuhan berguna yang tumbuh di TAHURA SSH cukup tinggi, yakni sekitar 135 spesies dari 52 famili. Potensi ini dibandingkan dengan potensi keanekaragaman jenis tumbuhan yang diperoleh melalui penelitian sebelumnya oleh Yoza 2005 di TAHURA SSH dan diperoleh sebanyak 104 spesies tumbuhan. Potensi ini juga dibandingkan dengan potensi tumbuhan berguna yang terdapat di Taman Hutan Raya R. Soerjo Kota Batu, Jawa Timur. Hasil analisis 121 spesies 14 spesies 85 spesies A B Analisis Vegetasi Pemanfaatan oleh masyarakat vegetasi yang telah dilakukan di Taman Hutan Raya R. Soerjo Kota Batu, Jawa Timur diperoleh 50 spesies dari 39 famili Ardiani 2012. Potensi tumbuhan berguna yang diperoleh di Taman Hutan Raya Pancoran Mas juga memiliki jumlah spesies yang lebih sedikit dibanding spesies di TAHURA SSH, yakni sebanyak 83 spesies dari 43 famili Purbasari 2011. Perbandingan potensi tumbuhan berguna di tiga lokasi Tahura dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22 Perbandingan potensi tumbuhan berguna di tiga lokasi TAHURA No. Pengelompokkan tumbuhan berguna Lokasi TAHURA 1 R. Soerjo Spesies TAHURA 2 Pancoran Mas Spesies TAHURA 3 SSH Penelitian Spesies 1. Tumbuhan obat 16 43 44 2. Tumbuhan aromatik - - 3 3. Penghasil pangan 14 23 26 4. Penghasil pakan ternak 6 3 3 5. Penghasil bahan bangunan 15 14 40 6. Penghasil tali, anyaman, dan kerajinan 3 4 5 7. Penghasil kayu bakar 2 7 4 8. Penghasil bahan pewarna dan tannin 4 7 5 9. Penghasil pestisida nabati 3 1 2 10. Penggunaan lain - 5 20 11. Tumbuhan hias 4 9 - 12. Keperluan upacara adat - - 1 Keterangan: 1 Ardiani 2012, 2 Purbasari 2011, 3 Penelitian ini Interaksi masyarakat sekitar dengan tumbuhan yang terdapat di dalam kawasan TAHURA SSH tergolong cukup rendah. Hal ini terlihat dari jumlah spesies yang dimanfaatkan atau diketahui oleh masyarakat lebih rendah dibandingkan dengan jumlah spesies potensi tumbuhan berguna yang diperoleh melalui analisis vegetasi. Masyarakat tidak lagi bergantung pada sumberdaya alam yang ada di hutan dan sekitarnya karena hampir seluruh kebutuhan hidupnya sudah tersedia di berbagai pertokoan dan berbagai fasilitas kota yang dapat diakses dengan mudah. Namun, interaksi masyarakat terhadap wisata yang dilakukan di kawasan TAHURA SSH tergolong tinggi. Masyarakat dapat menikmati fasilitas rekreasi yang dibuat oleh TAHURA SSH seperti, tempat bermain anak, alun-alun, dan terkadang masyarakat dapat menikmati atraksi gajah-gajah Sumatera melakukan aksinya. Selain itu, kawasan ini dijadikan lokasi perkemahan bagi para siswa maupun mahasiswa dan kegiatan hiking. Kerusakan hutan yang terjadi sebenarnya bukan berasal dari pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan masyarakat tetapi kerusakan hutan terjadi karena adanya hal-hal negatif seperti illegal logging dan pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit sehingga pemanfaatan hutan yang tidak terkendali dan tidak bertanggung jawab menyebabkan hutan kehilangan potensi tumbuhan berguna. Berdasarkan data-data yang didapat dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, TAHURA SSH memiliki potensi tumbuhan berguna terutama dari famili Dipterocarpaceae yang kayunya dapat dijadikan komoditi ekspor dan bernilai tinggi.

5.4 Pengembangan Spesies

Dokumen yang terkait

The Community Participation in Mangrove Forest Management (Case Study in Muara Kintap Village Kintap District and Pagatan Besar Village Takisung District Tanah Laut Regency)

0 7 242

Spatial Modelling on Susceptibility of Fires in Peatland, a Case Study in District of Bengkalis, Riau Province

1 11 208

Study on Type and Shape of Urban Forest in Danau Raja Area, Rengat City, Indragiri Hulu Regency, Riau Province

0 3 8

Land Use Change Modeling in Siak District, Riau Province, Indonesia Using Multinomial Logistic Regression

0 3 253

Capital Social Analysis in National Park Management (Case Study in Kasepuhan Citorek Cibeber Sub-district Lebak District Banten Province)

0 7 210

Study Conservation of Kulim (Scorodocarpus borneensis Becc.) In Indigenous Forest of Aur Kuning Village, Riau Province

0 15 147

The Community Participation in Mangrove Forest Management (Case Study in Muara Kintap Village Kintap District and Pagatan Besar Village Takisung District Tanah Laut Regency)

0 3 116

Implementation of Community-based Environment Sanitation Program (Case Study in Benteng Sub-district, Kepulauan Selayar Regency, South Sulawesi Province)

0 0 7

Policy Implementation of Integrated Poverty Alleviation Program-Village- based Surgery (PTPK-BBK) (Case Study in Fishermen Community in Bantaya Village, Parigi Sub-district, Parigi Moutong Regency, Central Sulawesi Province)

0 0 6

ECONOMIC EFFICIENCY OF SOYBEAN FARMING (CASE STUDY IN MLORAH VILLAGE REJOSO DISTRICT NGANJUK REGENCY)

0 0 7