4. Kegiatan penunjang budidaya;
5. Pariwisata alam dan rekreasi;
6. Pelestarian budaya.
2.2 Potensi Tumbuhan Berguna di Indonesia
Sejak zaman dahulu masyarakat sudah menggantungkan kehidupannya dari alam. Alam kita, khususnya Indonesia menyimpan keanekaragaman hayati
yang berlimpah terutama tumbuhan. Potensi tumbuhan yang tersimpan memiliki manfaat yang sangat baik untuk kehidupan masyarakat. Potensi tumbuhan
berguna ini dapat diklasifikasikan berdasarkan pemanfaatannya antara lain tumbuhan sebagai bahan pangan, sandang, bangunan, obat-obatan, kosmetika, alat
rumah tangga dan pertanian, tali temali, anyam-anyaman, pelengkap upacara adat dan kegiatan sosial, minuman, dan kesenian Kartikawati 2004.
Namun, laju berkurangnya keanekaragaman hayati pada masa kini, diperkirakan sama cepatnya dengan pada masa kepunahan dinosaurus, yaitu
sekitar 65 juta tahun yang lalu. Tingkat kepunahan yang paling parah diperkirakan terdapat di hutan tropis, sekitar 10 juta spesies yang hidup di bumi berdasarkan
perkiraan terbaik antara 50 hingga 90 dari jumlah tersebut diperkirakan berada di hutan tropis. Dengan kecepatan pembukaan hutan yang ada, maka antara
5 sampai 10 jenis hutan tropis mungkin akan punah dalam waktu 30 tahun mendatang. Hal ini juga berarti kita akan mengalami kehilangan spesies tumbuhan
tropis yang beragam jenisnya yang mempunyai aneka keunikan dan kegunaan bagi manusia UNEP 1995.
2.2.1 Tumbuhan obat
Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui dan dipercaya mempunyai khasiat obat yang dikelompokkan menjadi: 1 tumbuhan
obat tradisional yakni, spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional, 2 tumbuhan obat modern yaitu, spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat
dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis, dan 3 tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung
senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah atau penggunaanya sebagai bahan obat tradisional Zuhud et al. 1994.
Menurut Angriyantie 2010, sebagian besar spesies tumbuhan obat yang diperoleh di Kampung Keay Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur untuk
setiap spesies mempunyai kegunaan menyembuhkan lebih dari satu penyakit, namun ada spesies yang berkhasiat hanya untuk satu penyakit saja.
2.2.2 Tumbuhan hias
Menurut Arafah 2005, tumbuhan hias merupakan salah satu komoditi holtikultura non pangan yang digolongkan sebagai holtikultur, dalam kehidupan
sehari-hari dibudidayakan untuk hiasan dalam dan luar rumah. Secara umum, tanaman hias dikelompokkan menjadi dua, yaitu tanaman
hias daun dan tanaman hias bunga. Tanaman hias daun, yaitu jenis tanaman hias yang memiliki bentuk dan warna daun yang unik, sedangkan daya tarik tanaman
hias bunga terletak pada bentuk, warna, dan aroma bunganya Ratnasari 2007.
2.2.3 Tumbuhan aromatik
Tumbuhan penghasil aroma atau wangi-wangian yang juga disebut tumbuhan penghasil minyak atsiri memiliki ciri-ciri berbau dan aroma karena
fungsi utamanya adalah sebagai pengharum baik parfum, kosmetik, penyegar ruangan, sabun, pasta gigi, pemberi rasa pada makanan maupun produk rumah
lainnya Kartikawati 2004. Indonesia merupakan penghasil sejumlah minyak atsiri, seperti minyak
sereh, minyak daun cengkeh, minyak kenanga, minyak akar wangi, minyak kayu cendana, minyak nilam, dan sebagainya. Indonesia memiliki lebih kurang 40 jenis
tanaman penghasil minyak atsiri, tetapi yang dikenal di pasaran dunia hanya 12 jenis saja Rusli et al. 1988.
Menurut Heyne 1987, tumbuhan yang menghasilkan minyak atsiri dapat dijumpai dari beberapa famili seperti Lauraceae, misalnya kulit kayu manis
Cinnamomum burmanii; Poaceae, misalnya akar wangi Andropogon zizanoides; Annonaceae, misalnya kenanga Canagium odoratum dan
sebagainya.
2.2.4 Tumbuhan penghasil pangan