Tingkat pemanfaatan Resource Management of Skipjack (Katsuwonus pelamis) in Pelabuhanratu, Sukabumi District, West Java

Tabel 8. Perkembangan jumlah nelayan di Perairan Teluk Palabuhanratu periode 2005-2011 Tahun Jumlah Orang Prosentase 2005 3.498 - 2006 4.363 24,73 2007 5.994 37,38 2008 3.900 -34,93 2009 4.453 14,18 2010 4.218 -5,28 2011 4.005 -5,05 Sumber : Statistik PPN Palabuhanratu Selain pengelompokan seperti di atas nelayan Palabuhanratu dapat dibagi menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik adalah orang yang memiliki armada penangkapan ikan atau disebut juga juragan. Juragan ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1. Juragan laut adalah pemilik armadaperahu penangkapan yang ikut dalam operasi penangkapan. 2. Juragan perahu adalah pemilik armada atau perahu penangkapan tetapi tidak ikut dalam operasi penangkapan ikan. Nelayan payang dalam penangkapan ikan cakalang di Palabuhanratu dalam satu unit penangkapan berjumlah 10-20 orang dengan pembagian tugas sebagai berikut : 1. Juru mudi, bertugas untuk mengemudikan kapal dan bertanggung jawab terhadap kondisi mesin. 2. Pengawas, untuk mencari atau mengintai gerombolan ikan 3. Petawur, untuk melemparkan jaring 4. Juru batu, untuk membereskan pemberat, pelampung dan jaring sebelum dan setelah operasi penangkapan dilakukan. 5. Bubulang, untuk memperbaiki jaring yang rusak saat operasi penangkapan. 6. Pandega, untuk menarik jaring. Nelayan gillnet di Palabuhanratu berjumlah 4-5 orang dengan pembagian tugas yang berbeda. Nakhoda bertugas sebagai kapten kapal yang bertanggung jawab terhadap kapal dan yang memegang kemudi kapal. Juru masak bertugas untuk menyiapkan makanan. Teknisi bertanggung jawab terhadap mesin kapal. Anak buah kapal betugas melakukan operasi penangkapan ikan.Nelayan yang melakukan aktivitas di PPN Pelabuhanratu sebagian besar merupakan nelayan tradisional atau artisanal. Keterampilan atau kemampuan melakukan aktivitas penangkapan ikan diperoleh dari pengalaman pribadi secara turun temurun. Demikian juga dalam menentukan daerah penangkapan ikan, nelayan umumnya hanya berdasarkan pengetahuan tradisional yaitu berdasarkan pengalaman operasi penangkapan sebelumnya dan informasi dari nelayan lain serta berdasarkan tanda- tanda alam. Sebenarnya saat ini PPN Pelabuhanratu menyediakan informasi daerah penangkapan ikan berdasarkan data satelit. Namun, masih belum banyak dimanfaatkan nelayan. Beberapa armada penangkapan ikan berukuran diatas 30 GT melakukan penangkapan lebih lanjut lagi sampai ke perairan Barat Sumatera