Distribusi panjang HASIL DAN PEMBAHASAN

Pancing tonda terdiri dari mata pancing, tali pancing dan umpan buatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan ketiga kapal pancing tonda, lamanya trip yaitu selama satu minggu dengan biaya operasi penangkapan berkisar Rp. 3.000.000-Rp. 4.000.000. Panjang tali pancing yang digunakan ±110 m, jumlah mata pancing ±20 buah dengan ukuran mata pancing sembilan disetiap pancing tonda. Dalam satu kapal biasanya terdiri dari 4-5 orang ABK dan 4-6 buah pancing tonda. Jenis kapal motor yang dipakai untuk operasional alat tangkap ini adalah kapal motor dengan ukuran 6 GT. Pengoperasian tonda memerlukan kapal atau perahu yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan sasaran. Ukuran perahu atau kapal yang digunakan berkisar 0,5-10 GT Sudirman Mallawa 2004. Pancing tonda di PPN Palabuhanratu digunakan sejak tahun 2004 dengan bantuan rumpon. Rumpon biasa juga disebut dengan Fish Agregation Device FAD yaitu suatu alat bantu penangkapan yang berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul dalam suatu catchble area Sudirman Mallawa 2004. Rumpon berfungsi juga sebagai sumber makanan dan tempat berlindung ikan kecil dari predator, sedangkan ikan cakalang bermigrasi untuk mencari makanan di daerah rumpon yang banyak terdapat ikan-ikan kecil dan plankton. Kemudian nelayan melakukan penangkapan ikan cakalang di daerah tersebut dengan menggunakan alat tangkap pancing tonda. Kepadatan gerombolan ikan pada rumpon diketahui oleh nelayan berdasarkan buih atau gelembung-gelembung udara yang timbul di permukaan air, warna air yang gelap karena pengaruh gerombolan ikan atau banyaknya ikan-ikan kecil yang bergerak disekitar rumpon Sudirman Mallawa 2004. Persentase tertinggi jenis ikan yang ditangkap paling banyak dengan menggunakan pancing tonda yaitu cakalang, kemudian tongkol abu-abu, tuna madidihang, tuna mata besar, tongkol lisong dan persentase terendahyaitulayang Sasaran yang tidak tercapai adalah dalam mengoptimalkan jumlah hari operasi. Hari operasi belum mencapai target yang ditentukan tercermin dari nilai variabel deviasional DA2 sebesar 35,8 sehingga untuk memenuhi kebutuhan jumlah operasi perlu penambahan jumlah operasi penangkapan sebesar 36 hari.

4.2.7 Strategi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Model pengelolaan sumberdaya perikanan secara konvensional dapat dilakukan melalui pengaturan jumlah alat tangkap input control, hasil tangkapan output control atau ukuran-ukuran teknis technical measures seperti pengaturan ukuran hasil tangkapan, lokasi penangkapan dan musim penangkapan Hoggart et al. 2006. Titik acuan reference point yang digunakan untuk pengaturan jumlah alat tangkap dan hasil tangkapan adalah jumlah upaya effort optimum dan MSY. Sumberdaya ikan pelagis merupakan salah satu sumberdaya yang akan punah apabila tidak dikelola secara baik. Pengaturan upaya penangkapan dimaksudkan untuk mengurangi laju mortalitas akibat penangkapan, serta melindungi juvenil dan ikan-ikan dewasa Coleman et al. 2000. Pengaturan upaya penangkapan ini dapat dilakukan melalui pembatasan jumlah alat tangkap. Sesuai hasil analisis dengan model Clarke, Yoshimoto, Pooley CYP bahwa hasil