spawner. Hasil analisis data sebaran terhadap diameter telur ikan cakalang sampel menunjukkan bahwa pada TKG III menyebar pada kisaran diameter 0,25
– 0,65 mm dan terbanyak pada diameter 0,475 mm, yaitu 15 dan yang paling sedikit
jumlahnya pada diameter 0,65 mm, yaitu 1. Sebaliknya, pada TKG IV diameter telur berkisar antara 0,25
– 0,60 mm, terbanyak pada ukuran diameter 0,45 mm 16, dan paling sedikit pada diameter 0,60 m 2. Ukuran diameter telur yang
paling besar pada TKG III adalah pada ukuran 0,65 mm, sedangkan pada TKG IV pada ukuran 0,60 mm. Clarke et al. 1995 menyimpulkan bahwa pada D.
macarellus di perairan Hawaii ukuran telur belum matang immature berdiameter 0,20 mm dan matang mature berdiameter 0,20 mm. Ukuran diameter telur
D. macarellus yang paling besar adalah 0,57 mm. Gambar 13 merupakan diameter telur ikan cakalang Katsuwonus pelamis, Linneaus betina.
Gambar 14. Diameter telur ikan cakalang Katsuwonus pelamis, Linneaus betina
4.1.4 Bio-ekonomi
Hasil perhitungan model bio-ekonomi CYP dengan sumber data hasil tangkapan cakalang dengan alat tangkap pancing tonda, gillnet dan payang yang
distandarisasi Lampiran 4, diperoleh intercep a sebesar -3,3607 dengan nilai slope b adalah -0,0002. Dengan demikian persamaan yang dapat diformulasikan
adalah Y = -3,3607 E + 0,0002 E
2
. Nilai hasil tangkapan lestari MSY terhadap data series 2002
– 2011 cakalang sebesar 305.283 kg per tahun dengan tingkat upaya maksimum sebanyak 3.898 trip. Dengan jumlah produksi dan trip sebesar
itu, diperkirakan nelayan akan memperoleh pendapatan total sebesar Rp 5.495.095.758. Jika baya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp 5.067.406.314,-
nelayan akan memperoleh rente ekonomi sebesar Rp 427.689.444,- atau menerima penghasilan bersih per bulan sebesar Rp 35.640.787,-
Hasil Lindo untuk mengoptimalkan usaha perikanan cakalang adalah untuk mencapai nilai optimum produksi pada tingkat MSY sebesar 305.283 kg per tahun
dapat dicapai dengan jumlah armada sebanya 554 unit dan menambah hari operasi selama 36 hari per tahun.
10 20
30 40
50 60
70
F R
Selang kelas mm
4.2 Pembahasan
4.2.1 Keragaan Perikanan di PPN Pelabuhanratu a.
Alat Penangkap Ikan
Kegiatan perikanan tangkap di Palabuhanratu didukung oleh berbagai jenis unit penangkapan ikan dengan jumlah yang cukup besar. Unit penangkapan ikan
tersebut meliputi payang, pancing, bagan, gillnet, purse seine, rawai, tuna longline, rampus, trammel net, jaring klitik, pancing layur dan pancing tonda. Metode
pengoperasian alat tangkap di Palabuhanratu dilihat dari teknologi dan peralatan masih tergolong tradisional, serta jangkauan operasi unit penangkapan masih
terbatas di daerah pantai sehingga nelayan sangat tergantung pada sumberdaya di daerah pantai. Berdasarkan data yang didapat, beberapa alat tangkap mengalami
penurunan dari segi jumlah dalam kurun waktu delapan tahun terakhir. Berdasarkan catatan kantor PPN Palabuhanratu, perkembangan alat tangkap
secara keseluruhan periode 1998-2006 disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 6. Jumlah dan Prosentase Alat Tangkap nelayan di PPN Palabuhanratu Jenis Alat Tangkap
Jumlah Alat Tangkap 2006
2007 2008
2009 2010
2011 Payang
151 159
45 121
54 48
Pancing Ulur 309
414 254
170 129
97 Jaring Rampus
50 101
35 110
34 23
Bagan Apung 194
267 200
23 65
12 Trammel Net
30 33
30 25
22 12
Purse Seine 1
9 3
8 4
6 Gill Net
48 135
50 38
22 25
Rawai 5
27 7
- 2
1 Pancing Tonda
24 29
40 65
112 156
Tuna Long Line 34
155 110
33 47
49 JUMLAH
846 1.329
774 593
491 416
Sumber data : Statistik PPN Palabuhanratu Alat tangkap yang digunakan oleh perikanan cakalang di perairan
Palabuhanratu adalah payang, gillnet dan tonda. Menurut von Brandt 1984 payang termasuk kedalam kelompok seine net atau denise seine. Seine net adalah
alat penangkap ikan yang mempunyai bagian badan, sayap dan tali penarik yang sangat panjang dengan atau tanpa kantong. Alat penangkap ikan ini dioperasikan
dengan cara melingkari area seluas-luasnya dan kemudian menarik alat ke kapal atau pantai. Payang merupakan salah satu dari seine net yang dioperaikan dengan
cara melingkari kawanan ikan lalu ditarik ke atas kapal yang tidak bergerak. Subani dan Barus 1989 menerangkan bahwa ukuran mata jaring mulai dari
ujung kantong sampai ujung kaki berbeda-beda, bervariasi mulai dari 1 cm atau kurang sampai ±40 cm. Berbeda dengan trawl dasar yang memiliki tali ris atas
yang lebih pendek dari pada tali ris bawah, payang memiliki tali ris bawah yang lebih pendek. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan ikan lolos ke
arah bawah, karena pada umumnya payang digunakan untuk menangkap jenis- jenis ikan pelagis yang biasa hidup di bagian lapisan atas perairan dan mempunyai
sifat cenderung bergerak ke lapisan bawah bila terkurung jaring. Mawardi 1990 mengungkapkan bahwa yang menjadi tujuan utama dari operasi penangkapan