Hematokrit Sistem Hematologi Ikan
Sementara saat ikan dalam kondisi stress, metabolisme tubuhnya akan meningkat dan kebutuhan oksigen akan meningkat pula yang diperlukan dalam
mempertahankan kondisi homeostasis. Gerberding 2005 dalam Sabilu 2010 melaporkan bahwa meskipun organisme biasanya mengembangkan perlawanan
setelah beberapa saat terpapar oleh timbal akan tetapi kemampuan mengembangkan perlawanan tersebut ditentukan oleh spesies dan efek toksik
yang ditimbulkan. Demikian pula Rand and Petrocelli 1985 dalam Sabilu 2010 menyatakan bahwa pengaruh bahan toksik terhadap suatu organisme akan terlihat
dalam waktu pemaparan yang berbeda. Pengambilan awal logam berat oleh ikan kerapu macan dapat melalui empat proses utama yakni melalui insang, permukaan
tubuh, mekanisme osmoregulasi dan penyerapan melalui makanan. Pengaruh tersebut ditentukan oleh sifat toksik logam berat timbal dan keberhasilan tubuh
ikan kerapu macan melakukan proses detoksifikasi dan ekskresi, sehingga pengaruh sifat toksik timbal terhadap tubuh ikan kerapu macan masih dapat
ditolerir oleh tubuh atau telah melewati ambang batas sehingga mengakibatkan kematian. Menurut Connel and Miller 1995, kehadiran xenobiotik dalam tubuh
ikan merangsang ikan melakukan perlawanan secara fisiologis untuk meminimalisir dampak racun yang ditimbulkan. Perlawanan tersebut dilakukan
melalui proses biotransformasi, detoksifikasi dan ekskresi. Lebih lanjut dikatakan bahwa kemampuan organisme melakukan perlawanan ditentukan oleh konsentrasi
dan sifat toksik yang dimiliki oleh toksikan maka kemampuan organisme melakukan perlawanan fisiologis akan semakin kecil.
Data mortalitas kumulatif juvenil ikan kerapu macan pada uji akut selanjutnya dianalisis menggunakan analisis statistik untuk menentukan nilai LC
50
pada waktu pemaparan 24, 48, 72 dan 96 jam. Hasil analisis statistika menunjukkan nilai LC
50
pada waktu pemaparan 24, 48, 72 dan 96 jam berturut- turut adalah 90,45 ppm, 78,76 ppm, 74,264 ppm dan 68,627 ppm. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa semakin lama waktu pemaparan maka nilai LC
50
timbal terhadap ikan kerapu macan akan semakin rendah. Nilai LC
50
-96 jam timbal pada juvenil ikan kerapu macan ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai LC
50
-96 jam timbal yang dipaparkan pada ikan bandeng di salinitas 16 ppt yaitu 13,43 ppm
Siahaan 2003. Dari nilai LC
50
-96 jam yang diperoleh dapat dikatakan bahwa
timbal bersifat toksik tinggi terhadap juveil ikan kerapu macan. Klasifikasi WHO dan EPA bahwa rentang nilai LC
50
-96 jam pada konsentrasi antara 1-50 ppm dikatagorikan bersifat toksik yang tinggi Balazs 1970.
Pengaruh bahan toksik dalam waktu singkat dapat diketahui dengan menghitung nilai LC
50
suatu substansi terhadap satu atau beberapa spesies. LC
50
adalah konsentrasi suatu bahan kimia dalam air yang dapat mematikan 50 dari populasi organisme dalam waktu pemaparan tertentu OECD 1981 dalam Siahaan
2003. Menurut Connel dan Miller 1995, dampak mematikan suatu bahan toksik merupakan tanggapan yang terjadi akibat zat-zat xenobiotik tertentu
mengganggu proses sel dalam makhluk hidup yang melebihi batas toleransi sehingga menyebabkan kematian secara langsung.
Gambar 3. Frekwensi pergerakan operkulum juvenil ikan kerapu macan Gerakan operkulum pada konsentrasi lebih tinggi memperlihatkan
frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ksontrol. Secara berturut-turut frekuensi gerakan operculum pada perlakuan A, B, C, D dan E yaitu 89
kalimenit, 91 kalimenit, 96 kalimenit, 107 kalimenit dan 133 kalimenit Gambar 3. Tingkah laku ini diduga untuk meningkatkan suplai oksigen yang
dibutuhkan oleh proses biokimia tubuh sebagai pola adaptasi fisiologi sehingga dapat bertahan hidup atau memperlambat efek kematian. Respon fisiologi ini
diikuti dengan menurunnya nafsu makan dan umumnya ikan uji cenderung lebih banyak berada di tengah dan permukaan akuarium.