Latar Belakang Toxicity of heavy metal’s lead (Pb) and its effects on oxygen consumption and hematological response of juvenile tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus)

tekanan tersebut menyebabkan gas-gas berdifusi kedalam darah atau keluar melalui alat pernapasannya Funjaya, 2004. Insang merupakan komponen penting dalam proses pertukaran gas. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan beberapa filament insang didalamnya. Tiap-tiap filamen insang terdiri atas banyak lamella yang merupakan tempat pertukaran gas. Tugas ini ditunjang oleh struktur lamella yang tersusun atas sel-sel epitel yang tipis pada bagian luar, membran dasar dan sel-sel tiang sebagai penyangga bagian dalam. Pinggiran lamella yang tidak menempel pada lengkung insang ditutupi oleh epithelium dan mengandung jaringan pembuluh darah kapiler Funjaya, 2004. Bila oksigen telah berdifusi dalam darah insang, oksigen ditranspor dalam gabungan dengan hemoglobin ke kapiler jaringan tempatnya dilepaskan untuk digunakan oleh sel. Adanya hemoglobin didalam sel darah merah memungkinkan darah mengangkut oksigen 30-100 kali daripada yang dapat diangkut hanya dalam bentuk oksgen terlarut dalam darah. Pergerakan oksigen ke dalam kapiler darah insang disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan dari tempat pertama ke tempat lainnya. Karena tekanan oksigen dalam insang lebih besar dari tekanan oksigen dalam kapiler darah insang, maka oksigen ditranspor melalui sirkulasi ke jaringan perifer Funjaya, 2004.

2.5 Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan

Tingkat konsumsi oksigen adalah banyaknya oksigen yang diambil atau dikonsumsi oleh biota akuatik dalam waktu tertentu yang berhubungan linear dengan banyaknya oksigen terlarut di perairan tersebut. Tingkat kebutuhan oksigen pada ikan berbeda-beda tergantung pada spesies, ukuran stadia, aktifitas, jenis kelamin, saat reproduksi, tingkat konsumsi pakan, dan suhu Vernberg and Vernberg, 1972. Oksigen terlarut Dissolved oxygen = DO dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau memijah. Kandungan oksigen terlarut DO minimum adalah 2 ppm dalam keadaan normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun Wardoyo, 1987.

2.6 Kadar Glukosa Darah

Kata stress bermula dari sebuah kata latin stringere yang berarti ketegangan dan tekanan. Stres merupakan reaksi yang tidak diharapkan yang muncul karena tingginya tuntutan lingkungan pada organisme. Respon tubuh terhadap stress terdiri dari proses dua tahap, yaitu: respon stress primer, yaitu respon yang membantu kita menghadapi ancaman dari lingkungan kita. Respon stress sekunder, yaitu reaksi saraf yang diawali oleh otak dalam menanggapi apa yang kita butuhkan. Stres pada ikan bisa disebabkan oleh faktor lingkungan pH, amoniak tinggi, rendahnya kadar oksigen, pencemaran, dsb, kepadatan, penanganan dan lain-lain. Salah satu pendekatan yang bisa dilihat pada tubuh ikan saat stress adalah perubahan naik turunnya kadar glukosa darah. Mekanisme terjadinya perubahan kadar glukosa darah selama stress dimulai dari diterimanya informasi penyebab faktor stress oleh organ reseptor. Selanjutnya informasi tersebut disampaikan ke otak bagian hypothalamus melalui system saraf. Hipothalamus memerintahkan sel kromafin untuk mensekresikan katekolamin melalui serabut saraf simpatik. Adanya katekolamin ini akan mengaktivasi enzim- enzim yang terlibat dalam katabolisme simpanan glikogen, sehingga kadar glukosa darah mengalami peningkatan. Naik turunnya kadar glukosa dalam darah ikan mengindikasikan bahwa ikan sedang lapar atau sedang kenyang. Naiknya glukosa darah menandakan bahwa ikan sedang kenyang, artinya nafsu makan berkurang karena energi yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi. Sebaliknya, pada saat kadar glukosa darah turun, maka ikan akan merasa lapar sehingga diperlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Pada saat ikan stress menyebabkan kadar glukosa dalam darah terus naik yang diperlukan untuk mengatasi homeostasis dan insulin akan menurun. Dengan tingginya kadar glukosa di dalam darah tersebut maka sinyal dari pusat saraf menandakan bahwa ikan merasa kenyang, dan ikan tidak mau makan Marcel et al, 2009 dalam Sabilu, 2010 Naiknya kadar glukosa darah dibutuhkan untuk proses memperbaiki homeostasis selama stres, namun kebutuhan energi dari glukosa tersebut akan dapat terpenuhi apabila glukosa dalam darah dapat segera masuk ke dalam sel, dan ini sangat bergantung pada kerja insulin. Tingginya kadar glukosa di dalam darah tersebut maka sinyal dari saraf pusat menandakan bahwa ikan merasa kenyang.

2.7 Sistem Hematologi Ikan

Darah amat penting bagi kehidupan makhluk yang mempunyai banyak sel, disebabkan oleh perannya untuk transport oksigen, air, elektrolit, zat makanan dan hormon-hormon ke setiap sel, juga transport hasil atau sisa metabolisme ke organ- organ pembuangan. Pembentukan sel darah merah eritropoiesis merupakan suatu pengaturan umpan balik karena pembentukan ini dihambat oleh kenaikan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi yang mencapai nilai diatas normal, dan distimulasi oleh anemia Ganong, 1983. Indikator parameter nilai hematologi yang memperlihatkan perubahan pada darah, meliputi : hemoglobin, hematokrit, trombosit, jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah putih. Sel darah merah, sel darah putih dan plateletthrombosit merupakan bagian dari elemen darah, sedangkan berbagai faktor koagulasizat pembekuan serta immunoglobulin adalah unsur penting dari protein plasma total. Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat haemoglobin untuk trasnspor oksigen, sedangkan sel darah putih peran utamanya ialah dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi microbial. Plateletthrombosit dan protein koagulasi adalah penting untuk mempertahankan kondisi hemostasis, juga untuk mencegah kehilangan banyak darah akibat terjadinya luka bulu darah. Imunoglobulin merupakan unsur penting dari humoran immune response yang dibentuk untuk menghambatmencegah hewan dari agen infeksi. Sedangkan protein-protein lain yang ada dalam darah mempunyai peranan biologis yang bervariasi yaitu mempertahankan kesehatan tubuh. Berbagai faktor mungkin akan mempengaruhi data nilai normal darah dari berbagai spesies hewan.

Dokumen yang terkait

The Effects of Home Gardening Utilization and Extension on Vegetables Consumption and Nutrient Intake

0 3 165

Physiological Responses of Tiger grouper Juveniles Epinephelus fuscoguttatus as effect of utilisation of Lemon Grass Oil in Sealed Transportation with high Density

2 20 92

Study On The Toxicity of Nickel to Oxygen Consumption, Haematological and Histopathological Condition and Secondary Stress of Juvenile Milkfish Chanos chanos [Forsskal] Juvenile

1 11 120

Toxicity of heavy metal’s lead (Pb) and its effects on oxygen consumption and hematological response of juvenile tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus)

0 6 96

Fish Farmer’s Attitude Based on Production Risk of Tiger Grouper, Epinephelus fuscoguttatus Growing in Floating Net Cages in Lampung Gulf | Tajerin | Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada 36 16 1 PB

0 0 8

Immunocytochemical Study on Blood and Organ Suspension of Tiger Grouper (Epinephelus fuscoguttatus) Infected with Field Isolate of Viral Nervous Necrosis | Lestari | Jurnal Sain Veteriner 5426 11269 1 PB

0 0 8

mn149a hatchery management of tiger grouper epin 11814

1 2 72

Degree of Compaction and its effects on

0 0 9

Keywords: Tiger Grouper, Sawdust and Dry Transportation Systems PENDAHULUAN - UJI KETAHANAN HIDUP IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DENGAN TEKNIK IMOTILISASI SUHU RENDAH DALAM TRANSPORTASI SISTEM KERING

0 0 7

EFFECTS OF VITAMIN C IN HIGH-ENERGY FEEDS ON GROWTH AND SURVIVAL RATE OF TIGER GROUPER SEEDS (Epinephelus fuscoguttatus)

0 0 7