Hemoglobin Sistem Hematologi Ikan
timbal bersifat toksik tinggi terhadap juveil ikan kerapu macan. Klasifikasi WHO dan EPA bahwa rentang nilai LC
50
-96 jam pada konsentrasi antara 1-50 ppm dikatagorikan bersifat toksik yang tinggi Balazs 1970.
Pengaruh bahan toksik dalam waktu singkat dapat diketahui dengan menghitung nilai LC
50
suatu substansi terhadap satu atau beberapa spesies. LC
50
adalah konsentrasi suatu bahan kimia dalam air yang dapat mematikan 50 dari populasi organisme dalam waktu pemaparan tertentu OECD 1981 dalam Siahaan
2003. Menurut Connel dan Miller 1995, dampak mematikan suatu bahan toksik merupakan tanggapan yang terjadi akibat zat-zat xenobiotik tertentu
mengganggu proses sel dalam makhluk hidup yang melebihi batas toleransi sehingga menyebabkan kematian secara langsung.
Gambar 3. Frekwensi pergerakan operkulum juvenil ikan kerapu macan Gerakan operkulum pada konsentrasi lebih tinggi memperlihatkan
frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ksontrol. Secara berturut-turut frekuensi gerakan operculum pada perlakuan A, B, C, D dan E yaitu 89
kalimenit, 91 kalimenit, 96 kalimenit, 107 kalimenit dan 133 kalimenit Gambar 3. Tingkah laku ini diduga untuk meningkatkan suplai oksigen yang
dibutuhkan oleh proses biokimia tubuh sebagai pola adaptasi fisiologi sehingga dapat bertahan hidup atau memperlambat efek kematian. Respon fisiologi ini
diikuti dengan menurunnya nafsu makan dan umumnya ikan uji cenderung lebih banyak berada di tengah dan permukaan akuarium.
4.1.2 Uji Sub Kronis 4.1.2.1 Tingkat Konsumsi Oksigen
Kebutuhan oksigen biologi didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi
aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses
oksidasi. Banyaknya oksigen yang dikonsumsi oleh biota akuatik dalam waktu tertentu berhubungan linear dengan banyaknya oksigen terlarut di perairan
tersebut.
Gambar 4. Tingkat konsumsi oksigen juvenil kerapu macan selama 30 hari pemaparan timbal.
Pengamatan terhadap tingkat konsumsi oksigen sebelum pemaparan timbal, terlihat bahwa konsumsi oksigen hampir merata pada setiap perlakuan.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pada semua perlakuan, insang masih berfungsi dalam keadaan normal. Pengukuran hari ke-10; 20 dan hari ke-30
menunjukkan bahwa pemaparan timbal dengan konsentrasi 0,69 ppm, 3,43 ppm dan 6,86 ppm mengalami penurunan tingkat konsumsi oksigen yaitu 0,52 mg
O
2
gr berat tubuh ikanjam, 0,44 mg O
2
gr berat tubuh ikanjam dan 0,34 mg O
2
gr berat tubuh ikanjam. Grafik diatas memberikan indikasi bahwa semakin tinggi
konsentrasi timbal dan semakin lama waktu pemaparan akan menyebabkan konsumsi oksigen akan semakin rendah. Kenyataan menunjukkan bahwa setelah
30 hari pemaparan, pengaruh lanjut toksisitas timbal mulai pada konsentrasi 6,86
ppm di hari ke-10 dapat menurunkan tingkat konsumsi oksigen juvenil ikan kerapu macan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatahuddin
dkk 2003 dalam Sabilu 2010 bahwa laju konsumsi oksigen juvenil ikan
bandeng akan semakin rendah seiring dengan lama waktu pengamatan dan peningkatan konsentrasi seng dalam air. Demikian halnya dengan penelitian
Ghalib dkk 2002 bahwa semakin lama waktu pemaparan timbal pada juvenil ikan bandeng akan menurunkan tingkat konsumsi oksigen. Besarnya selisih
konsumsi oksigen pada konsentrasi timbal yang lebih tinggi diakibatkan oleh kerusakan insang dan kemampuan darah untuk mengikat oksigen semakin kecil
akibat keracunan logam berat timbal, dimana akibat keracunan timbal, ikan akan mengalami gangguan pada proses pernafasan dan metabolisme tubuhnya. Hal ini
terjadi karena bereaksinya logam berat timbal dengan lendir insang sehingga insang diselimuti lendir yang mengandung timbal dan mengakibatkan proses
pernafasan dan metabolisme tubuh terganggu. Heath 1987 mengemukakan bahwa logam berat dapat menyebabkan
kerusakan insang seperti nekrosis dan lepasnya lapisan epithelium. Sejalan pula dengan laporan Wardoyo 1975 dalam Ghalib 2002 bahwa salah satu jaringan
tubuh organisme yang cepat terakumulasi logam berat adalah insang sehingga menyebabkan terganggunya proses pertukaran ion-ion dan gas-gas melalui insang.
4.1.2.2 Respons Hematologi 4.1.2.2.1 Hematokrit
Hematokrit Hct atau volume packed cell merupakan persentase darah yang dibentuk oleh eritrosit. Pengukuran ini merupakan persentase eritrosit dalam
darah lengkap setelah specimen darah disentrifugasi.