Penyediaan Bakteri Uji, Postulat Koch dan Identifikasi Bakteri Respons Makan dan Pertambahan Bobot Ikan

10

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Penyediaan Bakteri Uji, Postulat Koch dan Identifikasi Bakteri

Berdasarkan hasil pengujian terhadap bakteri A. hydrophila menunjukkan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri yang virulen, dan semakin meningkat virulensinya setelah dilakukan isolasi ulang bakteri dari ikan lele yang diinfeksi A. hydrophila Postulat Koch. Hal tersebut ditandai dengan munculnya tukak pada tubuh ikan lele pasca uji tantang pada saat uji virulensi. Setelah dilakukan uji pewarnaan Gram dan uji biokimia pada isolat A bakteri dari LKI dan isolat B bakteri hasil Postulat Koch, menunjukkan bahwa kedua bakteri tersebut adalah bakteri A. hydrophila. Hasil uji ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Hasil identifikasi bakteri Aeromonas hydrophila sebelum A dan setelah uji Postulat Koch B. Isolat Morfologi Koloni Uji Biokimia Warna Elevasi Tepian Gram Motilitas OF Oksidase Katalase Gelatinase A Krem Cembung Halus - + F + + + B Krem Cembung Halus - + F + + + Berdasarkan hasil tersebut dapat dipastikan bahwa bakteri yang digunakan untuk uji tantang merupakan bakteri A. hydrophila. Hasil ini sesuai dengan BSNI 2009, yang menyatakan bahwa bakteri dinyatakan A. hydrophila apabila memenuhi kriteria sebagai berikut Tabel 2. Tabel 2. Kriteria hasil uji identifikasi bakteri A. hydrophila secara biokimia BSNI, 2009. No. Test Hasil reaksi 1 Pewarnaan Gram Gram negatif, bentuk batang pendek 2 Uji motilitas Motil 3 Uji oksidasi Positif oksidatif 4 Uji oksidatif-fermentatif Positif OF 11

3.2 Respons Makan dan Pertambahan Bobot Ikan

Respons makan dan banyaknya pakan yang dikonsumsi Tabel 3 oleh ikan selama masa percobaan Lampiran 5, akan mempengaruhi efektivitas pengobatan. Semakin banyak pakan perlakuan yang dimakan, maka semakin efektif pula proses pengobatan, karena akan semakin banyak ekstrak lidah buaya yang dikonsumsi oleh ikan. Tabel 3. Jumlah konsumsi pakan harian gram ikan lele dumbo Clarias sp. pada perlakuan kontrol negatif, kontrol positif, dan pemberian ekstrak lidah buaya 10 ppt, 20 ppt, 40 ppt, dari H1 sampai H7 pasca uji tantang. Perlakuan Jumlah konsumsi pakan harian pada hari ke 1 2 3 4 5 6 7 KN 4,30 6,00 6,00 4,11 3,90 2,06 2,76 KP 0,25 1,43 0,67 0,79 0,67 0,66 0,68 10 ppt 0,50 1,63 2,19 2,23 2,30 2,31 2,59 20 ppt 0,58 1,68 2,02 2,33 2,59 2,48 2,43 40 ppt 1,00 2,74 3,98 3,21 3,44 4,18 3,40 Selama dilakukan percobaan, terjadi fluktuasi respons makan pada ikan terhadap pakan yang diberikan. Berikut ini adalah respons makan pada ikan lele terhadap pakan perlakuan, yang teramati selama dilakukan percobaan Tabel 4. Tabel 4. Respons makan ikan lele Clarias sp. pada perlakuan pemberian kontrol negatif KN, kontrol positif KP, dan pemberian ekstrak lidah buaya 10 ppt, 20 ppt, 40 ppt selama masa percobaan. Hari Ke Respons makan pada perlakuan KP KN 10 ppt 20 ppt 40 ppt Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 -7 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -6 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -5 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -4 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -3 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -2 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -1 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ x x x x x x x x x x x x x x x 1 - - - ++ +++ ++ - - - - - - - - + 2 + + - +++ +++ +++ + + + + + + + ++ + 3 + + + +++ +++ +++ ++ ++ + + ++ + ++ ++ + 4 + + + +++ +++ ++ ++ ++ ++ ++ +++ ++ ++ +++ ++ 5 + + + +++ +++ ++ ++ +++ ++ +++ +++ ++ +++ +++ ++ 6 + + + ++ +++ ++ ++ +++ ++ +++ +++ ++ +++ +++ +++ 7 + + + ++ +++ ++ +++ +++ ++ +++ +++ ++ +++ +++ ++ 12 Keterangan : x = Tidak diberi pakan - = Respons makan tidak ada + = Respons makan rendah ++ = Respons makan sedang +++ = Respons makan tinggi Respons makan setiap ikan uji sebelum dilakukan penyutikan, baik dengan PBS maupun bakteri A. hydrophila memiliki respons yang tinggi. Perubahan respons makan ikan uji pada setiap perlakuan terjadi setelah ikan disuntik untuk diuji tantang. Respons makan ikan uji setelah uji tantang memiliki kecenderungan menurun. Hal ini dikarenakan ikan mengalami stress ketika dilakukan penyuntikan, sehingga nafsu makannya berkurang bahkan tidak mau makan. Kondisi ini berlangsung selama 1 hari, hingga pada hari kedua pasca uji tantang kondisinya mulai stabil dan respons makan kembali meningkat. Ikan uji pada perlakuan kontrol negatif memiliki respons makan sedang, sedangkan pada perlakuan 10 ppt, 20 ppt, dan 40 ppt menunjukan respons makan rendah dan sedang. Respons makan pada kontrol negatif dan perlakuan ekstrak lidah buaya lebih cepat kembali normal bila dibandingkan dengan kontrol positif. Terlihat bahwa pada ikan uji kontrol positif memiliki respons makan rendah sampai akhir masa perlakuan, sedangkan pada perlakuan kontrol negatif dan ekstrak lidah buaya menunjukkan respons makan sedang dan tinggi mulai hari keempat. Tinggi rendahnya respons makan pada ikan uji berkaitan erat dengan pertambahan bobot Gambar 1. Berdasarkan hasil pengamatan bobot ikan uji, diketahui bahwa perubahan bobot antar pelakuan tidak berbeda nyata Lampiran 6. Hal ini karena respons makan ikan uji pada setiap perlakuan relatif sama sampai akhir perlakuan. 13 Keterangan, data rerata bobot ± SD pada waktu pengamatan yang sama dengan huruf berbeda menunjukkan perbedaan hasil yang nyata p0,05 Gambar 1. Perubahan bobot ikan lele Clarias sp. pada perlakuan pemberian ekstrak lidah buaya 10 ppt, 20 ppt, 40 ppt, KN, dan KP pada awal dan akhir percobaan .

3.3 Gejala Klinis dan Survival rate SR Ikan

Dokumen yang terkait

Studi Pembuatan Teh Hijau Lidah Buaya (Aloe vera, L.)

2 36 87

Efek Anti Bakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Staphylococcus aureus Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis (Penelitian In Vitro)

12 107 68

Penggunaan Kitosan Untuk Pencegahan Infeksi Aeromonas hydrophila Pada Ikan Lele Dumbo Clarias Sp.

0 11 11

Efektivitas Ekstrak Paci-Paci Leucas lavandulaefolia Yang Diberikan Lewat Pakan Untuk Pencegahan Dan Pengobatan Infeksi Penyakit MAS Motile Aeromonas Septicemia Pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.

2 22 129

Efektivitas Campuran Meniran Phyllanthus niruri dan Bawang Putih Allium sativum dalam Pakan untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.

1 18 84

Potensi Jeruk Nipis Citrus aurantifolia untuk Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.

0 28 78

Efektivitas campuran bubuk meniran Phyllanthu niruri dan bawang putih Allium sativum dalam pakan untuk pengobatan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.

0 2 54

Efektivitas fitofarmaka dalam pakan untuk pencegahan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.

1 9 58

Efektivitas Ekstrak Kipahit Tithonia diversifolia dan Kirinyuh Eupatorium inulaefolium untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Akibat Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias sp. Melalui Pakan

0 7 34

PENGGUNAAN PAKAN BERVAKSIN Aeromonas hydrophila PADA SISTEM IMUN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

0 2 16