Hematologi Ikan HASIL DAN PEMBAHASAN

21 Rendahnya tingkat kelangsungan hidup ikan pada kontrol positif diduga karena pakan yang diberikan tidak ditambahkan dengan ekstrak lidah buaya, sehingga manfaat ekstrak lidah buaya yang dapat meningkatkan sistem imun tidak terjadi pada ikan kontrol positif. Hal ini mengakibatkan ikan kontrol positif menjadi lebih rentan terhadap penyakit MAS dan laju penyembuhan lukanya lambat. Dengan demikian dapat diketahui bahwa ekstrak lidah buaya mampu meningkatkan sistem imun ikan, seperti yang terjadi pada ikan yang diberikan pakan dengan campuran ekstrak lidah buaya.

3.4 Hematologi Ikan

Sistem peredaran darah melayani banyak fungsi, namun secara umum adalah sebagai sistem transportasi, antara lain untuk transportasi oksigen, karbondioksida, sari-sari makanan, maupun hasil metabolisme. Darah membawa substansi dari tempatnya dibentuk ke semua bagian tubuh dan menjaga tubuh dapat melakukan fungsinya dengan baik Fujaya, 2002. Pengetahuan tentang sistem peredaran darah dapat membantu dalam memahami efek dari beberapa masalah kesehatan ikan, baik yang disebabkan penyakit menular maupun tidak menular Wedemeyer, 1990. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada gambaran darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Parameter darah yang dapat memperlihatkan adanya gangguan adalah nilai hematokrit, konsentrasi haemoglobin, jumlah eritrosit sel darah merah, dan jumlah leukosit sel darah putih Lagler et al., 1977. 22 Keterangan, data rerata hematologi pada waktu pengamatan yang sama dengan huruf berbeda menunjukkan perbedaan hasil yang nyata p0,05 Gambar 8. Jumlah eritrosit A ; Total leukosit B ; Kadar hemoglobin C ; Kadar hematokrit D ikan lele Clarias sp. pada perlakuan pemberian imunostimulan lidah buaya 10 ppt , 20 ppt , dan 40 ppt , KN , KP pasca uji tantang. Darah akan mengalami perubahan yang serius khususnya apabila terkena penyakit infeksi Amlacher, 1970. Berdasarkan gambar 8A, 8B, 8C, dan 8D dapat diketahui bahwa secara kualitatif pemberian ekstrak lidah buaya memberikan pengaruh terhadap jumlah eritrosit, total leukosit, kadar hemoglobin dan hematokrit. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kecenderungan nilai kontrol positif yang selalu lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya, mulai H3 sampai H8. Hasil gambaran darah pada H3 pasca uji tantang, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak lidah buaya terlihat memberikan pengaruh nyata P0,05 terhadap jumlah eritrosit Gambar 8A, kadar hemoglobin Gambar 8C, dan nilai hematokrit Gambar 8D. Jumlah eritrosit pada perlakuan kontrol negatif dan perlakuan dosis 10 ppt berbeda nyata dengan kontrol positif, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan dosis 20 ppt dan 40 ppt Lampiran 8. Nilai hematokrit kontrol negatif berbeda nyata dengan perlakuan dosis 10 ppt dan kontrol positif, A B D C 23 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan dosis 20 ppt, dan 40 ppt Lampiran 10. Kadar hemoglobin perlakuan kontrol positif memiliki nilai paling rendah dan berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya Lampiran 11. Hasil gambaran darah pada H5 pasca uji tantang, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak lidah buaya tampak tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata P0,05 terhadap total leukosit Gambar 8B, kadar hemoglobin Gambar 8C dan nilai hematokrit Gambar 8D. Pemberian ekstrak lidah buaya hanya tampak memberikan pengaruh nyata tarhadap nilai eritrosit Gambar 8A. Nilai eritrosit kontrol positif menunjukkan nilai yang paling rendah dan berbeda nyata P0,05 dengan perlakuan lainnya Lampiran 8. Hasil gambaran darah pada H8 pasca uji tantang, menujukkan bahwa pemberian ekstrak lidah buaya terlihat tidak memberikan pengaruh nyata P0,05 pada jumlah eritrosit Gambar 8A, total leukosit Gambar 8B, kadar hemoglobin Gambar 8C, dan nilai hematokrit Gambar 8D. Jumlah eritrosit pasca uji tantang Gambar 8A khusunya pada H3, menunjukkan kecenderungan semakin menurun. Hal ini dikarenakan enzim hemolisin yang merupakan salah satu eksotoksin dari A. hydrophila memiliki kemampuan untuk melisis sel darah merah, sehingga jumlah sel darah merah pada pembuluh darah berkurang. Terjadinya peningkatan sel darah merah pada H5 pada perlakuan dosis, menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak lidah buaya mampu meredam infeksi akibat serangan bakteri A. hydrophila, sehingga produksi hemolisin berkurang, dan jumlah sel darah merah dapat kembali meningkat. Gambar 8B menunjukkan bahwa total leukosit setelah infeksi pada semua perlakuan KP, 10 ppt, 20 ppt, dan 40 ppt mengalami penurunan. Penurunan leukosit ini menunjukkan bahwa ikan mengalami infeksi, sehingga leukosit yang berfungsi sebagai pertahanan non spesifik digunakan untuk melokalisasi dan mengeliminir patogen melalui fagositosis. Anderson 1993, menyatakan leukosit merupakan salah satu komponen darah yang berfungsi sebagai pertahanan non spesifik yang akan melokalisasi dan mengeliminir patogen melalui fagositosis. Hematokrit merupakan perbandingan antara volume sel darah dan plasma darah. Hasil yang relatif tidak berbeda dengan kontrol menunjukkan bahwa 24 ekstrak lidah buaya sebagai immunogenic tidak berdampak negatif pada kondisi ikan. Menurut Kwang 1996 sejauh ini pemberian immunostimulan tidak mempunyai efek samping. Gambar 8D menunjukkan bahwa nilai hematokrit setelah infeksi mengalami penurunan pada perlakuan kontrol positif dan perlakuan dosis 10 ppt. Penurunan nilai hematokrit ini mengindikasikan bahwa tingkat infeksi pada perlakuan ini lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya yang diuji tantang dengan bakteri A. hydrophila. Sesuai pendapat Wedemeyer dan Yasutake 1977, menurunnya kadar hematokrit dapat dijadikan petunjuk mengenai rendahnya kandungan protein, defisiensi vitamin atau ikan mendapatkan infeksi. Secara kualitatif, kadar hematokrit pada ikan kontrol positif selalu lebih rendah dibanding dengan perlakuan uji lainnya mulai dari awal sampai dengan akhir perlakuan. Akan tetapi hanya berbeda nyata pada pengamatan kadar hematokrit H3. Hal ini mengindikasikan bahwa penambahan ekstrak lidah buaya pada pakan mampu mempercepat proses penyembuhan infeksi yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila, dibanding ikan yang tidak diberikan tambahan ekstrak lidah buaya pada pakan kontrol positif. Menurut Angka 2001, jumlah eritrosit ikan lele normal adalah 3,18 x 10 6 selml. Leukosit merupakan jenis sel yang aktif di dalam sistem pertahanan tubuh. Leukosit memiliki ciri-ciri tidak berwarna dan jumlah leukosit ikan lele sehat berkisar antara 20-150 x 10 3 selmm 3 Alamanda, 2006.

3.5 Pengamatan Organ Dalam

Dokumen yang terkait

Studi Pembuatan Teh Hijau Lidah Buaya (Aloe vera, L.)

2 36 87

Efek Anti Bakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Staphylococcus aureus Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis (Penelitian In Vitro)

12 107 68

Penggunaan Kitosan Untuk Pencegahan Infeksi Aeromonas hydrophila Pada Ikan Lele Dumbo Clarias Sp.

0 11 11

Efektivitas Ekstrak Paci-Paci Leucas lavandulaefolia Yang Diberikan Lewat Pakan Untuk Pencegahan Dan Pengobatan Infeksi Penyakit MAS Motile Aeromonas Septicemia Pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.

2 22 129

Efektivitas Campuran Meniran Phyllanthus niruri dan Bawang Putih Allium sativum dalam Pakan untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.

1 18 84

Potensi Jeruk Nipis Citrus aurantifolia untuk Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.

0 28 78

Efektivitas campuran bubuk meniran Phyllanthu niruri dan bawang putih Allium sativum dalam pakan untuk pengobatan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.

0 2 54

Efektivitas fitofarmaka dalam pakan untuk pencegahan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.

1 9 58

Efektivitas Ekstrak Kipahit Tithonia diversifolia dan Kirinyuh Eupatorium inulaefolium untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Akibat Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias sp. Melalui Pakan

0 7 34

PENGGUNAAN PAKAN BERVAKSIN Aeromonas hydrophila PADA SISTEM IMUN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

0 2 16