12
3.4.2 Pengumpulan data 1 Kajian Literatur
Kajian literatur ini dilakukan pada saat sebelum berangkat ke lokasi dan setelah pulang dari lokasi penelitian. Kegiatan ini betujuan untuk mengetahui dan
mendapatkan informasi dasar mengenai kondisi umum mencakup fisik, biotik dan kependudukan, data inventarisasi vegetasi yang telah dilakukan guna untuk
verifikasi cek silang berdasarkan data-data yang telah diperoleh. Pengumpulan data dilakukan dengan merekapitulasi data-data terbaru dari seluruh literatur yang
ada dari berbagai pihak. Data-data tersebut juga dijadikan acuanpanduan guna melengkapi data-data di lapangan.
2 Wawancara
Dalam tahapan wawancara yang ditanyakan adalah jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan, kegunaannya, cara pengolahan, cara pemakaian, hingga cara
budidayanya. Di samping wawancara bisa juga dilakukan verifikasi langsung hasil wawancara berupa sampel-sampel tumbuhan untuk didokumentasikan.
Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan teknik snowball yakni dengan menggunakan respoden kunci sebagai pengawal, responden kunci
tersebut meliputi dukun, tokoh masyarakat,tetua adat, ibu rumah tangga, dan atau masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan berguna
dari ekosistem liarnya tersebut yang selanjutnya akan terus bertamabah sampai 65
responden. 3
Analisis Vegetasi
Metode analisis vegetasi yang digunakan adalah metode kombinasi jalur dan garis berpetak. Pada metode ini, jalur dibuat memanjang memotong garis kontur.
Panjang jalur adalah 100 m dan lebar 20 m yang dibuat sebanyak lima plot pada masing-masing jalur. Jumlah jalur yang dibuat sebanyak 15 jalur yang diletakkan
secara sistematis dengan jarak antar jalur 100 m. Pada transek tersebut dibuat petak-petak contoh berukuran 20 m x 20 m, 10 m x 10 m, 5 m x 5 m dan 2 m x 2
m seperti yang tersaji pada Gambar 2.
13
Gambar 2 Desain petak contoh dalam analisis vegetasi.
Keterangan : A = 20 m x 20 m
B = 10 m x 10 m C = 5 m x 5 m
D = 2 m x 2 m
Untuk setiap petak ukur dilakukan pengukuran terhadap semua tingkat pertumbuahn, yaitu :
a. Petak 20 m x 20 m, dilakukan pengukuran dan pencatatan untuk tingkat pohon, liana, dan epifit.
b. Petak 10 m x 10 m, dilakukan pengukuran dan pencatatan untuk tingkat tiang. c. Petak 5 m x 5m, dilakukan pengukuran dan pencatatan untuk tingkat
pancang. d. Petak 2 m x 2 m, dilakukan pengukuran dan pencatatan untuk tingkat semai
dan tumbuhan bawah. Parameter yang diukur pada setiap petak ukur, meliputi :
a. Jenis, jumlah dan diameter tingkat pohon pohon-pohon yang memiliki diameter setinggi dada atau dbh = 130 cm dari permukaan tanah dengan
diameter ≥ 20 cm. b. Jenis, jumlah dan diameter tingkat tiang pohon-pohon yang memiliki
diameter 10 cm sampai 20 cm. c.
Jenis dan jumlah tingkat pancang anakan pohon dengan tinggi ≥ 1,5 m dengan diameter 10 cm.
d. Jenis dan jumlah tingkat semai anakan pohon mulai dari tingkat kecambah sampai yang memiliki tinggi 1,5 m dan tumbuhan bawah, yaitu tumbuhan
selain permudaan pohon, misalnya rumput, herba, dan semak belukar.
A
D C
B
14
e. Jenis dan jumlah tumbuhan di sekitar rumah warga Berbeda dengan analisis vegetasi jenis tumbuhan di hutan alam, analisis
vegetasi untuk jenis tumbuhan yang ada di kebun dan disekitar rumah warga pekarangan menggunakan metode sensus.
4 Pembuatan Herbarium
Pengambilan sampelcontoh herbarium ditujukan untuk pengkoleksian spesimen tumbuhan yang terdiri dari bagian-bagian tumbuhan ranting lengkap
dengan daun, serta bunga dan buahnya jika ada serta untuk penentuan nama ilmiahnya. Contoh herbarium dibuat dengan cara kering. Adapun tahapan dalam
pembuatan herbarium ini adalah : 1. Mengambil contoh herbarium yang terdiri dari ranting lengkap dengan
daunnya, serta bunga dan buah jika ada dengan menggunakan gunting daun, dipotong dengan panjang ± 40 cm.
2. Contoh herbarium yang telah diambil tersebut dimasukkan ke dalam kertas Koran dengan memberikan etiket yang berukuran 3x5 cm. Etiket berisi
keterangan tentang nomor jenis, nama lokal, lokasi pengumpulan, dan nama pengumpulkolektor.
3. Penyusunan herbarium pada sasak yang terbuat dari bambu dan disemprot dengan alkohol 70, dan kemudian dijemur pada panas matahari.
4. Herbarium yang sudah kering, disimpan untuk diidentifikasi selanjutnya di Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Fakultas Kehutanan IPB atau
Herbarium Bogoriense, LIPI Bogor. Pembuatan herbarium ini tidak dilakukan pada semua jenis yang ditemukan
tetapi hanya dikhususkan untuk jenis yang belum diketahui jenis dan familinya pada saat melakukan pengamatan serta identifikasi di lapangan.
3.4.3 Analisis data