Tumbuhan berguna potensial di Hutan Adat Bukit Tinggai

48 a b Gambar 16 a Keduduk imbo Melastoma malabathricum b Gumbai Piper umbellatum Jaeq..

5.3 Potensi Tumbuhan Berguna di Hutan Adat Bukit Tinggai

Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat suku Kerinci di Desa Sungai Deras berasal dari hutan adat, kebun serta pekarangan rumah mereka. Inventarisasi tumbuhan berguna dilakukan di hutan adat dan pekarangan rumah saja. Hal ini dikarenakan luasan kebun masyarakat tidak sama, letaknya yang tersebar dan hanya beberapa orang masyarakat yang memiliki kebun. Hasil analisis vegetasi yang dilakukan di Hutan Adat Bukit Tinggai menghasilkan 60 plot contoh untuk seluruh kawasan, dengan total luasan plot contoh 2,4 ha. Jumlah jenis yang berhasil ditemukan ada 107 jenis dari 52 famili.

5.3.1 Tumbuhan berguna potensial di Hutan Adat Bukit Tinggai

Tumbuhan yang memiliki potensi yang baik di Hutan Adat Bukit Tinggai adalah kopi Coffea sp. Tumbuhan ini masih banyak terdapat di Hutan Adat Bukit Tinggai. Potensi penjualan buah kopi pun sangat baik, kopi Kerinci terkenal enak dan nikmat. Masyarakat juga telah membudidayakan tanaman kopi namun belum memasarkan biji kopi yang telah digiling karena mereka tidak memiliki alat untuk menggilingnya. Sebelumnya mereka pernah memiliki alat tersebut, namun semenjak kedatangan kayu manis Cinnamomun subavenium Miq. keberadaan kopi sempat tersingkirkan. Sehingga masyarakat tidak lagi menjual kopi bubuk dan mulai tertarik menjual kayu manis. Namun, saat ini kopi dirasakan lebih bisa bertahan harganya dibandingkan dengan kayu manis baik kayunya maupun kulitnya yang digunakan untuk penyedap makanan dan bahan minuman sirup kayu manis. Sama halnya dengan kopi, masyarakat suku Kerinci 49 di Desa Sungai Deras menjul hasil kayu manis hanya dalam bentuk bahan baku saja. Bertahannya harga kopi dikarenakan kebanyakan orang lebih mudah menerima kopi dibandingkan dengan sirup kayu manis. Bagi orang-orang yang masih awam rasa sirup kayu manis cukup aneh, meskipun memiliki khasiat yang lebih banyak dibandingkan dengan kopi. Selain itu krisis moneter juga menjadikan penjualan kayu manis menurun karena sulitnya transportasi untuk mengangkut kayu manis keluar dari Kerinci. Namun demikian kayu manis dan kopi Kerinci memiliki citra yang sama baiknya sebagai oleh-oleh khas Kerinci. Selain kedua tumbuhan tersebut, cengkeh Eugenia aromatica juga memilik prospek yang baik. Masyarakat lebih dulu diperkenalkan cengkeh dibandingkan dengan kayu manis. Namun cengkeh belum ditemukan cara pengolahannya yang menarik. Masyarakat hanya menjual biji cengkehnya saja sebagai bahan penyedap makanan dan bahan campuran rokok. Selain itu penjualan biji cengkeh bersaing dengan daerah lain di seluruh nusantara, karena sebagaimana diketahui cengkeh banyak juga terdapat di beberapa nusantara.

5.3.2 Keanekaragaman jenis tumbuhan berdasarkan Shannon-Wienner Index