51
Pada tingkat anakan pohon atau semai yang memiliki kerapatan terbesar adalah kandih ayai Gracinia sp. dengan kerapatan sebesar 583,33 indha
sedangkan kerapatan terkecil adalah medang jering Picrasma javanica Blume. dan kayu meluk Homalantus giganteus ZollMorr dengan kerapatan masing
– masing 83,33 indha. Kerapatan terbesar pada tingkat pancang adalah kayu pecah
pinggang Castanopsis malaccensis Gamble. dengan kerapatan 180 indha, sedangkan kerapatan terkecil adalah mangga Mangifera indica sebesar 6,67
indha. Kerapatan sebesar 38,33 indha dimiliki oleh semantao Ficus pandana yang merupakan kerapatan terbesar pada tingkat tiang. Kayu pandan memiliki
kerapatan paling kecil pada tingkat tiang yaitu 1,67 indha. Mensiha Alangium rotundifolium Hassk. Bloemb., surian Toona sureni dan kulit manis
Cinnamomum subavenium Miq. memiliki kerapatan yang sama dan merupakan yang terbesar pada tingkat pohon yaitu 5,42 indha. Kerapatan terkecil pada
tingkat pohon terdapat pada jenis pulai Alstonia angustiloba Miq., sekung, medang kuning Litsea angulata Blum., medang pega Santiria tomentosa BL.,
kayu segati, balam puntai Litsea nidularis Gamble., medang kesi Schima wallichii Choisy, balam sesudu putaih Knema latericia Elmer., balam merah
Rapanea hasseltii Mez., dan kayu tutut Macaranga conifera Zoll. Mull. Arg. dengan kerapatan sebesar 0,42 indha.
Hasil perhitungan kerapatan menunjukkan bahwa tumbuhan di hutan adat ini tidak terlalu rapat terutama pada tingkat pertumbuhan pohon, sedangkan pada
habitus tumbuhan bawah dan semai cukup rapat.
5.3.4 Dominansi jenis tumbuhan
Menurut Soegianto 1994 dalam Indriyanto 2006
Indeks nilai penting merupakan parameter kuantitaif yang dapat digunakan untuk menyatakan tingkat
dominansi jenis dalam suatu komunitas tumbuhan.
Jika suatu spesies tumbuhan memiliki indeks nilai penting terbesar maka dominansinya pun juga besar. Dominansi
merupakan pengusaan spesies tumbuhan dalam satuan ruang. Dominansi dapat diketahui dengan menggunakan salah satu dari besaran-besaran luas bidang dasar,
volume atau dengan menghitung indeks nilai penting Soerianegara Indrawan 2005. Indeks nilai penting berdasarkan habitusnya terdapat pada Tabel 18.
52
Tabel 18 Indeks Nilai Penting Tumbuhan di Hutan Adat Bukit Tinggai
No Habitus
Tingkat pertumbuhan Jenis tumbuhan
INP
1 Pohon
Semai Satepau
17,55 Pancang
Kayu pecah pinggang 16,70
Tiang Semantao
33,61 Pohon
Kayu pecah pinggang 23,27
2 Perdu
Malai – malai
84,13 3
Herba Setawah gunung
55,67 4
Liana Sirih air
46,00 5
Semak Sirinyuh
40,28 6
Paku Paku ular
33,91 7
Palma Pinang
200
Pada habitus pohon, tingkat pertumbuhan semai jenis satepau memiliki indeks nilai penting tertinggi sebesar 17,55, pada tingkat pertumbuhan pancang
indeks nilai penting tertinggi adalah jenis kayu pecah pinggang Castanopsis malaccensis Gamble. dengan nilai 16,70, pada tingkat pertumbuhan tiang yaitu
semantao Ficus padana sebesar 33,61, dan kayu pecah pinggang Castanopsis malaccensis Gamble. merupakan tumbuhan dengan indeks nilai penting tertinggi
pada tingkat pertumbuhan pohon yaitu 23,27 . Berdasarkan keseluruhan habitus, palma memiliki indeks nilai penting
tertinggi yaitu 200 dengan pinang Areca catechu. Perdu memiliki indeks nilai penting tertinggi kedua yaitu 84,13 dengan jenis malai-malai Leea aculeata
Blume., setawah gunung Costus spec. Div. yang merupakan jenis dari habitus herba memiliki nilai indeks penting tertinggi ketiga dengan nilai 55,56. Habitus
lainnya yaitau liana, semak dan paku dengan jenisnya berturut-turut sirih air Piper sp., sirinyuh Eupatorium inufolium Kunth dan paku ular Stenosemia
aurita Pr. memiliki indeks nilai penting masing-masing sebesar 46,00, 40,28 dan 33,91.
53
5.4 Interaksi Masyarakat Desa Sungai Deras dengan Hutan Adat Bukit