Bursa Efek Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

Obligasi yang diterbitkan pihak swasta dan ditawarkan dalam bentuk mata uang Rupiah dan dolar Amerika.

2.1.2. Bursa Efek

Bursa Efek adalah suatu system convenant yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual efek pihak defisit dana dengan pembeli efek pihak yang surplus dana secara langsung atau melalui wakil- wakilnya. Menurut Husnan 1998, di dalam bukunya ia menjelaskan bahwa bursa efek adalah perusahaan yang jasa utamanya adalah menyelanggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder. Dalam undang-undang yang mengatur tentang pasar modal nomor 8 tahun 1995 menjelaskan pengertian bursa efek, yaitu pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak yang lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Saat ini bursa efek yang tersedia di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia BEI. Pemegang saham bursa efek itu sendiri adalah perusahaan efek yang telah memperoleh izin usaha sebagai perantara pedagang efek. Sebagai fasilitator bursa efek mempunyai tugas yang harus dilakukan kepada calon investor agar dapat menjadikan bursa efek lebih dikenal oleh publik, yaitu : 1. Menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien, 2. Menyediakan sarana pendukung serta mengawasi kegiatan anggota bursa efek, 3. Menyusun rancangan anggaran tahunan dan penggunaan laba bursa efek, dan melaporkannya kepada Bapepam, 4. Mengupayakan likuiditas isntrumen yaitu mengalirkan dana secara cepat pada efek-efek yang dijual, 5. Menyebarluaskan informasi bursa ke seluruh lapisan masyarakat 6. Memasyarakatkan pasar modal untuk menarik investor dan perusahaan yang go pubic , 7. Menciptakan instrumen dan jasa baru.

2.1.3. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta BEJ. IHSG diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Indeks inilah yang paling banyak digunakan dan dipakai sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal dan juga digunakan untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penuruan. Untuk perhitungan Indeks Harga Saham secara umum, ada rumusan dasar yang dikenal dengan nama Weighted Average. Rumus dasar penghitunganya adalah : IHSG ∑ P X Q ∑ N dimana ; P = harga penutupan saham di pasar reguler, Q = bobot saham jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, Nd = nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang tercatat di BEI yang masuk dalam daftar penghitungan indeks. Nilai dasar bisa berubah jika ada aksi korporasi yang menyebabkan jumlah saham berkurang atau bertambah. Sederhananya, setiap saham dihitung terlebih dahulu kapitalisasi pasar, kemudian dijumlahkan seluruh kapitalisasi pasar per saham atas saham-saham yang diperhitungkan dalam indeks, lalu dibagi dengan nilai dasar, kemudian dikalikan dengan 100. Jika kapitalisasi pasar per saham yang di total ini berbeda dengan nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI, itu dikarenakan ada saham-saham yang tidak perhitungkan dalam penghitungan indeks. Saham-saham yang tidak diperhitungkan ini menjadi rahasia BEI. Pihak BEI memiliki kriteria sendiri atas saham-saham yang bisa dimasukkan dalam penghitungan IHSG. Jadi bisa dikatakan, IHSG merupakan nilai representatif atas rata-rata harga seluruh saham di BEI berdasarkan jumlah saham tercatat. Itulah alasan disebut sebagai Weightened Average nilai harga rata-rata terhadap bobot atau jumlah saham.

2.1.4. Indeks Sektoral